"Urus dia dan bawa ke kamar ku," perintahnya pada kepala pelayan.
"Baik, tuan muda," jawab kepala pelayan wanita bernama Keyna.
Nile pergi, membiarkan Keyna mengurus Rerena. "Jangan tunjukan wajah menyedihkan mu itu pada ku karena aku tidak akan berbelas kasih. Cepat ikut dengan ku, jika tidak kau akan tahu akibatnya,"
Rerena tidak terkejut sama sekali dengan apa yang di katakan Keyna, karena memang semua pelayan di kediaman Alvarendra memperlakukannya dengan buruk tidak seperti nyonya pada umumnya.
Rerena tetap diam di tempat, tidak bergeming sedikit pun, menundukkan dan meneteskan air mata. Keyna yang melihat Rerena tidak beranjak, kesal. Menarik rambut itu dengan kasar dan menatapnya tajam.
"Apa kau tuli, ha...? Cepat ikut dengan ku, jika tidak aku tidak akan segan untuk menyiksa mu," kesal Keyna dengan wajah memerah, geram.
"Auh, sakit Key," Rintihnya mencoba melepas tangan Keyna pada rambut nya yang panjang.
"Tahu sakit ternyata kau ya. Jika ini memang sakit, cepat berdiri dan bersihkan tubuh mu. Aku tidak ingin Tuan marah karena kau begitu lambat dan membuatnya menunggu."
Rerena mau tidak mau akhirnya beranjak dari tempat nya, pergi ke kamar yang telah di sediakan, kamar dimana nanti mereka akan menghabiskan malam panas.
Rerena berjalan dengan gontai, tatapannya kosong tidak tahu apa yang harus di lakukan.
Apakah ia akan menyerahkan semuanya pada pria kejam yang tidak mencintainya, atau dirinya melawan dan berakhir penyiksaan padanya dan kedua orang tuanya.
Rerena bingung, ia masuk kedalam kamar dan menguncinya. Tubuhnya lurus di lantai, mengusap wajahnya dengan kasar, " Apa yang harus ku lakukan?" gumamnya dengan air mata mengalir di pipi.
Rerena mengusap air matanya dan beranjak melihat keluar dari jendela. Kabur, ya mungkin itu bisa membuatnya menghindari apa yang di inginkan Nile padanya. Tapi jika terjadi sesuatu dengan kedua orang tuanya bagaimana? Pikirannya kembali bimbang. Tapi karena tidak ingin melayani pria yang sering menyiksanya, Rerena membuatkan tekat nya untuk kabur malam ini. Dan untuk selanjutnya akan ia pikirkan setelah ini. Jika pun nanti akan mendapatkan siksaan asalkan tidak menyerahkan tubuhnya tidak masalah, ia siap untuk menanggungnya.
Setelah hari mulai petang, Rerena membuat tali dari kain apapun yang ada di kamar itu, dan menyambungkannya agar dirinya bisa turun dari lantai dua tersebut. Dan setelah selesai, ia pun perlahan turun dengan hati-hati sambil menunggu keadaan aman.
Bugh....
Rerena berhasil keluar, ia mengendap-endap sambil melihat sekeliling. Dan merasa aman, Rerena berhasil keluar dari pintu gerbang saat sang penjaga bermain catur dan tidak memperhatikannya.
Huh,
Rerena menghela nafas saat berhasil keluar. Matanya melihat sekeliling, sudah terlihat gelap. Ia pun langsung melangkahkan kakinya, berlari agar jauh dari tersebut.
Cukup jauh Rerena melarikan diri dan berpikir dirinya telah berhasil, ternyata semuanya salah. Nile yang mengetahui Rerena tidak ada di kamar, langsung dengan amarah tinggi memerintahkan para penjaga untuk mencari keberadaan Rerena.
"Temukan wanita itu sekarang juga. Jika kalian tidak berhasil menemukannya saat ini, maka terimalah akibatnya," marahnha dengan wajah memerah karena keinginannya gagal untuk menyentuh Rerena sang istri tidak penurut.
"Baik tuan," jawab sejuanya dan langsung pergi mencari Rerena yang menurutnha menyusahkan.
Rerena yang saat ini sedang mengatur nafasnya karena lelah berlari cukup jauh, kini ia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan. Dan bari saja beberapa menit mengistirahatkan diri, terlihat beberapa mobil mendekat kearahnya dan berhenti tetap di depannya.
Rerena yang hafal itu milik mobil siapa, langsung dengan cepat berlari dan membuat orang yang mengajar nya ikut berlari mengejar Rerena.
"Berhenti!" seru mereka namun tidak di gubris oleh Rerena.
Tentu saja Rerena tidak berhenti, karena ia tahu mereka akan membawanya kembali dan itu malah membuat Rerena semakin berlari kencang. Saat melihat mereka semakin dekat, Rerena berencana menyerang jalan agar mereka tidak dapat menangkapnya, tapi saat beberapa langkah kakinya menyebrang jalan, sebuah mobil terkejut karena tiba-tiba ada seseorang berdiri di depan mobil mereka, beruntung sopir itu menginjak rem dengan cepat, jika tidak mungkin Rerena akan mati di tempat.
Aaaaaaa.....
Teriaknya panik melihat mobil ingin menabrak nya.
Bugh,
Tubuh itu ambruk di jalan dan dengan nafas memburu, takut sekaligus terkejut. Sang sopir dan penumpang yang tak lain adalah Varo dan Davin yang baru pulang kerja tak kalah terkejutnya dan Davin pun meminta Varo untuk melihatnya.
"Lihat apakah dia mati atau tidak,"
"Baik, tuan," jawab Varo dan turun dari mobil menghampiri Rerena.
Di lihatnya seorang wanita duduk dengan lemas dengan wajah menunduk. "Nona, apa anda baik-baik saja?' tanya Varo memastikan sambil matanya meneliti Rerena.
Rerena yang mendengar suara seorang pria terkejut, ia mendengak menatap pria yang berbicara dengannya.
Terkejut, tentu saja terkejut. Varo terkejut melihat siapa yang ada di depannya. Dia adalah wanita yang di minta tuannya untuk mencarikan informasi lengkap tentang wanita tersebut, dan dengan cepat Varo mengulurkan tangan membantu wanita yang di ketahui namanya adalah Rerena Aprilia Marcell.
"Mari saya bantu, nona,"
Rerena menatap pria di depannya, ternyata bukan orang suruhan suaminya. Dan ia pun mengapai tangan tersebut.
"Terimakasih,"
Varo mengangguk. "Maaf nona jika boleh saya tahu, kenapa anda menyebrang jalan dengan tiba-tiba? Jika terjadi sesuatu dengan anda mungkin akan membuat orang dalam masalah,"
"Maaf, tapi___" Belum juga Rerena menjelaskan, suara seseorang membuat mereka menoleh kaarah tersebut. Bawahan Nile kini semakin dekat dengannya.
Rerena yang melihat terkejut, ia tidak ingin di tangkap untuk saat ini. Dan berencana lari. Tapi sebelum dirinya melangkahkan kaki, tangannya di cekal oleh Varo membuatnya melototkan mata.
"Apa yang ada lakukan? Lepaskan saya," ucapnya memberontak
"Kenapa anda mau lari?"
"Bukan urusan anda. Lepaskan saya," Rerena terus memberontak mencoba melepas cengkraman tangan tersebut. Tapi karena tenaga nya kalah, akhirnya ia tidak bisa lepas dan berakhir suruhan Nile kini ada di hadapannya.
"Sial! Kenapa pria ini menahan ku, dasar pria sialan!" umpatnya marah.
Semua yang terjadi terlihat jelas oleh sepasang mata yang ada di dalam mobil, Davin. Ya, Davin terus memperhatikan apa yang terjadi sambil matanya tak lepas dari wajah wanita yang siang tadi menabraknya. Wanita yang mirip dengan gadis yang pernah menolongnya.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Tinny Kecil
menyimak
2023-06-09
2
🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹
gemassssssss pengen ku pukul pala di niel dan pelayan 🤝🤝👹
2023-05-16
1
Tuti Tyastuti
lanjut
2023-05-15
1