Kemudian Gani pun langsung duduk di kursi yang ada di depan Aldiano.
Dan seperti biasa Aldiano yang melihat Gani telah duduk. Ia pun langsung mengeluarkan suaranya.
"Biar saya gak nunggu lama, lebih baik kamu langsung kasih tau saya tentang rencana yang telah kamu buat itu." Kata Aldiano yang sudah tak sabar ingin mengetahui rencananya.
Lagi dan lagi Gani hanya bisa menghela napasnya ketika mendengar suara Aldiano tersebut.
"Huh... sabar ya Gani, namanya juga tuan." Kata Gani yang sempat berbicara di dalam hatinya.
Kemudian ia pun langsung menjawab ucapan Aldiano.
"Baik tuan saya langsung kasih tau tuan sekarang. Jadi rencananya seperti ini tuan. Pertama harus lakuin ini, kemudian ke sini dan selanjutnya kita langsung ke sini atau mau di rubah ke sini dulu juga boleh tuan." Kata Gani sambil menunjuk beberapa gambar dan beberapa tulisan yang ada di dalam rencana yang telah ia buat.
Sementara Aldiano, kini ia sedang begitu fokus dan serius mendengarkan penjelasan rencana dari Gani terhadap dirinya.
Sampai tak terasa beberapa menit kemudian Gani telah selesai memberitahukan rencana yang telah ia buat tersebut pada Aldiano.
"Jadi kaya gitu tuan rencananya." Kata Gani yang telah selesai memberitahukan pada Aldiano.
"Kalau gitu kamu langsung lakuin aja sesuai rencana yang kamu buat. Saya tunggu kabar baiknya." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Hem... itu artinya kerja lagi. Tuan, tuan bisa gak izinin saya buat istirahat bentar. Masa langsung lakuin rencana." Kata Gani yang protes pada Aldiano. Namun, protes yang ia lakukan hanya di dalam hatinya.
Sehingga protes itu tak akan ada jawaban sama sekali dari Aldiano.
"Kenapa kamu diam?" Kata Aldiano pada Gani.
"Maaf tuan" kata Gani yang langsung meminta maaf pada Aldiano.
"Hem... kalau gitu jawab ucapan saya tadi." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Baik tuan, saya langsung lakuin apa yang tuan minta tadi." Kata Gani dengan terpaksa menyetujui keinginan Aldiano.
"Bagus kalau gitu, kamu bisa kembali ke ruangan kamu. Karena masih ada waktu sekitar satu jam lagi kamu menyelesaikan waktu kerja kamu. Silahkan." Kata Aldiano meminta Gani untuk kembali ke ruangan nya.
"Baik tuan, saya permisi." Kata Gani yang langsung berdiri dan meninggalkan ruangan Aldiano ketika Aldiano telah menjawab ucapannya.
"Iya" kata Aldiano saat menjawab ucapan Gani.
Setelah itu Gani pun langsung melangkah kan kaki menuju ruangannya kembali dan tak menunggu lama, sekitar beberapa menit ia telah sampai di ruangannya kembali.
Sementara di tempat Rindi dan Yeni saat ini. Mereka berdua yang sebelumnya sedang menunggu makanan dan minuman yang mereka pesan datang.
Kini telah menyelesaikan makannya tersebut. Bahkan Rindi sempat meminta tambahan makanan lagi pada Yeni. Sehingga pesanan makannya pun menjadi bertambah.
Dan mereka berdua pun sampai lupa dengan waktu yang telah berlaku begitu cepat sampai membatasi waktu pulang sekolahnya.
"Aduh Yeni, perut aku kekenyangan nih. Mana gak enak lagi rasanya. Tolong dong Yeni, ini aku harus kaya gimana?" Kata Rindi pada Yeni mengeluhkan rasa tak enak yang saat ini sedang ia rasakan.
"Kamu pengen tau, aku akan kasih tau kamu solusinya kalau kamu pengen tau." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Nggak Yeni, aku gak pengen tau" kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Yakin nih gak mau tau." Kata Yeni mencoba memastikan ucapan Rindi.
"Ya mau lah Yeni, kamu nih gimana sih? dari awal kan aku udah bilang minta kamu buat beri aku solusi untuk mengatasi perut kekenyangan." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Hem... aku kira kamu gak mau tau, ya udah aku kasih tau nih. Dengerin baik - baik ya, karena aku gak akan ulangi lagi ucapan aku. " Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Hem... iya" kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Oke kalau gitu aku mulai nih ya kasih taunya." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Iya Yeni iya." Kata Rindi yang mulai emosi saat menjawab ucapan Yeni.
"Keliatan banget gak sabar nya," kata Yeni yang malah sengaja ingin membuat Rindi emosi.
"Heh... Yeni bisa gak sih kamu tuh gak buat aku naik darah. Capek lama - lama dengerin kamu terus - terusan bilang kaya gitu. Tapi inti ceritanya gak kamu kasih tau sama sekali." Kata Rindi pada Yeni.
"Sabar dong cantik, tau kan orang sabar itu akan di sayang siapa?" Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Dari tadi aku tuh udah sabar, sekarang lebih baik kamu langsung kasih tau aku coba, biar gak buang - buang waktu." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Ya udah deh, jadi solusinya itu. Ya kamu makan lagi aja. Biar sekalian tambah kekenyangan." Kata Yeni menjawab dengan santai ucapan Rindi.
"Apa? aku gak salah denger kan, solusi yang kamu maksud itu, hanya itu aja. Please jangan bilang bahwa aku gak salah denger." Kata Rindi yang kaget dengan jawaban santai dari Yeni barusan.
"Ya mau gimana lagi, itu memang kenyataannya kalau kamu gak salah denger ucapan aku sama sekali." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Jadi, itu memang yang kamu ucapin." Kata Rindi entah kenapa menjadi orang yang mendadak jadi seperti itu.
"Iya Rindi" kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Jahat bener sih Yeni, masa aku harus makan lagi. Ntar kalau gak bisa jalan dan gak bisa bangun gimana? Aku nggak bisa pulang dong." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Ya lagian kamu juga sih, makan nya kebanyakan. Seharusnya kan makan itu secukupnya jangan berlebihan. Jadi kaya gini kan." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Hem... tapi kan Yeni barusan itu aku lagi bener - bener lapar terus rasain makanan nya pada enak. Jadi deh aku gak bisa berhenti makan. Tapi ngomong - ngomong kita berada di sini udah berapa lama, terus ini jam berapa sekarang." Kata Rindi membalas ucapan Yeni dengan cukup panjang.
"Lain kali jangan di ulangi lagi, lapar sih boleh makan banyak. Tapi ya harus tau batas lah rindi. Hem... sekitar satu jam kurang lebih. Sekarang udah jam. Ya ampun Rindi gawat, ini bener - bener gawat." Kata Yeni membalas ucapan Rindi sambil melihat jam yang ada di tangannya tersebut.
Namun, di saat ia telah melihat jam yang ada di tangannya tersebut. Ia kemudian menjadi terkejut dengan angka yang di tunjuk oleh jarum jam tersebut.
"Gawat apa?" Kata Rindi bertanya pada Yeni.
"Ini coba kamu liat." Kata Yeni membalas ucapan Rindi sambil meminta Rindi untuk melihat angka yang di tunjuk oleh jarum jam di jam tangannya.
Kemudian Rindi pun mulai melihat ke arah jam tangan Yeni.
Awalnya ia bersikap biasa saja saat melihat angka yang di tunjuk oleh jarum jam tersebut.
Tetapi setelah beberapa saat akhirnya ia pun menjadi terkejut bahkan sangat terkejut dengan angka tersebut.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments