"Hem... bener banget. Hahaha... Hahaha..." Kata Rindi yang sama - sama tertawa.
"Em... Yeni aku lapar nih, udah curhat ke kamu barusan. Makan yuk." Kata Rindi pada Yeni.
"Tau nggak?" Kata Yeni.
"Nggak kan kamunya juga belum kasih tau aku." Kata Rindi.
"Dari tadi tuh aku seperti ngerasain sesuatu yang buat aku jadi nggak enak."
"Ko bisa"
"Aku juga nggak tau, dan ternyata bener banget aku sekarang jadi nggak enak."
"Nggak enak kenapa?"
"Denger permintaan kamu buat makan."
"Lah apa hubungannya."
"Kamu nggak tau hubungannya apa?"
"Nggak, emangnya apa?"
Yeni kemudian terdiam untuk beberapa saat, lalu ketika Yeni akan mengeluarkan suaranya. Ia menarik terlebih dahulu napasnya.
"Huh... ya karena nanti yang bayarin makannya pasti aku. Itu kan udah buat dompet aku terkuras. Makannya aku nggak enak." Kata Yeni memberitahukan pada Rindi tentang perasaan nggak enaknya itu.
"Oh jadi karena itu, gak papa lah Yeni sekali - sekali kamu traktir aku. Masa sama bestie sendiri gak mau traktir." Kata Rindi membalas santai ucapan Yeni.
"Sekali - sekali gimana? ini tuh udah yang ke dua kali buat hari ini. Belum lagi sebelum - sebelumnya. Masa kamu lupa?" Kata Yeni yang tak terima dengan ucapan dari Rindi tersebut.
"Sabar jangan terbawa emosi. Iya deh maaf aku salah lagi my bestie."
"Makannya jangan buat orang emosi."
"Iya gak akan diulangi. Sekarang cari makan yuk dari pada keliling - keliling tanpa arah tujuan mending makan. Makan kan ada tujuannya." Kata Rindi meminta Yeni untuk mencari makan.
"Iya bawel, kamu nih nggak kenyang apa? tadi kan saat nonton makannya banyak. Nggak sampai dua jam udah lapar aja." Kata Yeni yang heran dengan perut Rindi yang malah minta makan lagi.
"Namanya juga lapar Yeni gak nentu, jadi mau sekitar 30 menit kalau udah lapar pasti pengen makan." Kata Rindi membalas ucapan Yeni dengan kenyataan yang ada.
"Iya juga sih, ya udah kita mau makan apa?"
"Makanan pedes aja,"
"Apa? Cabe?"
"Ya kali makan cabe. Pedes sih pedes tapi ntar kalau terlalu banyak makan cabe bisa - bisa sakit perut terus bisa masuk rumah sakit nanti. Di infus, ih... aku mah nggak mau. Tapi kalau kamu mau silahkan." Kata Rindi yang membayangkan hal - hal aneh hingga membuat ia merinding seketika.
"Iya lah kamu nggak mau, kamu kan takut sama suntikan. Jadi inget waktu di sekolah ada penyuntikan vaksin deh. Kamu malah sembunyi di kamar mandi. Hahaha... Hahaha... lucu banget." Kata Yeni mengingatkan Rindi tentang kejadian di mana Rindi menghindari yang namanya di suntik.
"Ih... jangan bahas itu, aku kan jadi malu."
"Nggak usah malu, biasanya juga malu - maluin."
"Karena kamu tuh aneh, nggak takut sama apa pun kecuali di suntik. Gimana kalau orang ancam kamu pake suntikan coba. Tapi beruntung sih belum ada yang berani ancam kamu pake suntikan." Kata Yeni melanjutkan lagi ucapannya.
"Aku juga suka heran, apa mereka nggak tau ya kalau aku takut di suntik."
"Sepertinya memang mereka nggak tau, makannya kamu masih di takutin di sekolah."
"Hem... bener juga. Udah ah... aku udah lapar Yeni ayo cari makan. Kalau di biarkan terus kaya gini. Bisa - bisa motor kamu nih habis loh aku makan."
Seketika mata Yeni memelotot saat Rindi berniat untuk memakan motornya.
"Jangan aneh - aneh kamu Rindi. Masa iya motor aja sampai jadi korban ancaman kamu. Pake mau di makan lagi." Kata Yeni yang tak percaya dengan ucapan Rindi.
"Hehehe... aku bercanda Yeni. Udah yuk langsung cari makan. Lapar nih." Kata Rindi sambil memegang perut nya.
"Hem... iya, kita beli baso aja gimana? atau mau seblak." Kata Yeni memberikan sebuah pilihan pada Rindi.
"Kalau dua - dua nya nggak papa kali ya, soalnya aku malah jadi pengen ke dua - dua nya. Boleh kan Yeni cantik kita makan kedua nya." Kata Rindi membalas ucapan Yeni sambil membujuk Yeni untuk memenuhi keinginannya.
"Hem... kalau ada maunya baru deh bilang aku cantik. Kamu nggak bakalan kekenyangan mau makan ke dua nya." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Nggak akan, perut aku masih bisa nampung ko, jadi kamu tenang aja."
"Kalau itu udah pasti, tapi yang nggak pasti dompet aku nya nih, masih bisa nggak traktir kamu dua makanan sekaligus." Kata Yeni.
"Bisa lah pasti, ayo langsung jalan aja. Soal bayar membayar itu urusan ntar. Sekarang perut dulu aja yang di isi."
"Ye... mana bisa cantik, kalau nggak ada uang jangan banyak mau nya. Emangnya makan baso sama seblak nggak perlu uang. Rugi dong yang jualan kalau kita nggak bayar." Kata Yeni yang terheran - heran dengan ucapan Rindi.
"Maksud aku tuh bukannya nggak bayar, tapi ngutang dulu aja. Ntar kalau ketemu lagi di bayar."
"Hahaha... Hahaha... kamu ngakunya uang kamu tuh segudang nggak akan habis - habis. Ini cuman buat makan baso sama seblak aja sampai harus ngutang. Nggak malu apa?" Kata Yeni malah ketawa.
"Ih... jahat kamu Yeni, awas ya ntar kamu kualat karena ngetawain aku."
Benar saja, ucapan Rindi yang masih beberapa detik itu. Tiba - tiba Yeni terkena sesuatu dari atas dan berbau.
Di pegang lah oleh Yeni rambut yang terkena sesuatu itu.
Saat tangan Yeni sudah memegang sesuatu itu, lalu Yeni melihat tangannya.
"Rindi liat deh, ini tuh apa? Ko ada yang kaya gini di rambut aku." Kata Yeni menunjukkan tangannya yang sudah memegang sesuatu di rambutnya itu pada Rindi.
Rindi yang di suruh Yeni untuk melihat tangannya langsung melihat ke arah tangan Yeni.
"Ya ampun" kata Rindi sambil menutup mulut dengan salah satu telapak tangannya.
"Itu kan kotoran burung. Ko bisa ada di tangan kamu." Kata Rindi melanjutkan lagi ucapannya.
"Aku juga nggak tau, tiba - tiba aja ada yang jatuh dari atas ke rambut aku. Terus aku kan penasaran apa yang jatuh itu. Aku pegang deh, dan ternyata pas aku pegang malah kaya gini. Mana bau lagi. Gimana dong Rindi?" Kata Yeni menjelaskan kejadiannya.
"Hem... sepertinya ucapan aku langsung terjawab deh. Kamu jadi kualat kena kotoran burung."
"Apa sih ko malah kualat. Ini lagi kebetulan aja. Sekarang coba cari solusi biar bisa hilangin kotoran ini." Kata Yeni yang protes dengan ucapan Rindi.
Sebelumnya kejadian tersebut bisa mengenai rambut Yeni, karena tadi Yeni sempat membuka helm terlebih dahulu karena gerah terus - menerus mengenakan helm. Namun, sayangnya ia malah kena tertimpa kotoran burung secara tiba - tiba setelah membuka helm yang ia kenakan.
"Kamu juga sih, kenapa harus di buka helm nya? kalau nggak di buka kan nggak akan kena ke rambut kamu." Kata Rindi yang malah menyalahkan Yeni.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments