Gani yang masih kebingungan harus melakukan apa di saat ia tak memiliki uang sedikit pun hanya bisa merenungi nasib nya.
Selain itu, di saat situasi seperti ini. Ia malah mendadak tak bisa berpikir dengan jernih. Karena sempat ada pemikiran bahwa ia akan menjual handphone miliknya untuk biaya transportasi ia menuju ke kantor.
"Hem... kalau kaya gini. Masa iya saya harus jual dulu nih handphone buat bisa kembali ke kantor." Kata Gani yang mulai berpikir untuk menjual handphone miliknya.
"Tapi kalau di jual sayang juga. Biaya dari sini ke kantor kan gak sampai seratus ribu. Sedangkan harga jual nih handphone gak mungkin seratus ribu kan. Sayang banget kalau harus saya jual. Apalagi saya hanya akan pake uangnya buat transportasi ke kantor. Hem... saya harus berpikir ulang deh sepertinya. Maksudnya mempertimbangkan lagi solusi lain." Kata Gani menjabarkan ucapannya sendiri.
Sedangkan Aldiano yang berada di dalam mobil, kini mulai sibuk memikirkan apakah ia akan menerima surat pembatalan kontrak atau gak sama sekali.
Bahkan jika ia kemungkinan akan mendapatkan pembatalan itu. Ia sudah pasrah bahwa ia akan mengalami kerugian dengan jumlah yang tak bisa di bilang sedikit.
"Keputusan dari pihak pak Abraham, apakah akan membatalkan kontrak atau gak ya. Hem... kalau di batalkan besar kemungkinan perusahan - perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan saya akan membatalkan juga kontrak nya. Jika hal itu terjadi maka artinya saya akan mengalami kerugian yang begitu besar." Kata Aldiano saat ia sedang duduk di dalam mobil dengan posisi bersandar sambil menutup mata nya dengan salah satu tangan bagian atas.
"Argh... semua ini gak boleh terjadi. Saya harus berpikir agar hal ini dapat diatasi. Kalau semua ini sampai terdengar oleh papah bisa - bisa saya bener - bener akan di tertawakan dan sepelekan." Kata Aldiano.
"Gak, semua ini gak boleh terjadi. Tapi kalau terjadi gimana? argh... pokok nya gak boleh terjadi." Kata Aldiano yang sempat berpikir dengan begitu penuh tekad, namun tiba - tiba ia malah berpikiran yang sebaliknya dari tekad nya itu.
"Sekarang inti nya aku harus yakin pihak pak Abraham gak langsung membatalkan kontrak nya. Iya, Aldiano kamu harus yakin." Kata Aldiano yang begitu yakin saat berbicara pada dirinya sendiri.
Berbeda hal dengan yang di lakukan Rindi dan Yeni saat ini.
Mereka berdua yang telah tiba di salon kini mulai melakukan perawatan.
Yeni yang sedang melakukan perawatan rambut sementara Rindi yang saat ini sedang melakukan perawatan kuku.
"Yeni liat nih kuku aku cantik loh. Kamu gak mau di giniin juga kuku nya." Kata Rindi menunjukkan kuku nya yang telah di buat cantik.
"Hem... nanti aja lah Rindi. Lagi pula aku suka kuku yang alami. Kalau harus di kaya gitu in gak mau aku." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Hem... kamu nih, sekali - kali coba deh kuku nya di kaya giniin. Cantik tau." Kata Rindi membalas ucapan Yeni sambil menyarankan Yeni untuk melakukan perawatan seperti yang ia lakukan saat ini.
"Nanti aku pikirin dulu aja. Eh... iya Rindi, kamu ko suka ya, di gitu - gituin kukunya." Kata Yeni membalas ucapan Rindi sambil bertanya juga pada Rindi.
"Ya kan tadi udah bilang, kukunya bisa cantik. Makannya suka di kaya giniin. Kamu nih gimana sih?" Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Hehehe... maaf lupa, oh iya, kamu gak mau di giniin juga rambutnya." Kata Yeni pada Rindi.
"Sebenarnya sih mau, tapi gak usah deh." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Ko gak usah, karena apa?" Kata Yeni membalas ucapan Rindi sambil bertanya alasan Rindi.
"Em... itu karena aku gak enak Yeni. Terus - terusan di bayarin sama kamu. Ntar uang kamu abis lagi. Kan aku jadi gak enak." Kata Rindi membalas apa adanya ucapan Yeni.
"Oh jadi karena itu ya, tenang aja Rindi gak akan habis sampai ratusan juga kali. Jadi kalau kamu mau di kaya giniin sih. Silahkan." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Gak usah deh Yeni, aku perawatan kuku aja. Abis ini kan kamu akan traktir aku makan. Jadi gak usah deh kalau harus perawatan rambut. Biar menghemat." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Bentar, bentar maksud kamu. Kamu mau di traktir makan juga sama aku." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Iya, kan tadi udah setuju mau kaya gitu." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Kapan?" Kaya Yeni menjadi lupa.
"Tadi Yeni tadi sebelum kita ke sini. Kita udah bahas tentang makan. Jadi jangan ngedadak lupa deh kamu." Kata. Rindi membalas ucapan Yeni.
"Hem... sepertinya aku memang lupa. Tapi kalau seperti itu, itu artinya aku akan mentraktir makan juga." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Iya cantik benar sekali." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Rindi ko kamu pinter sih." Kata Yeni yang malah aneh membalas ucapan Rindi.
"Iya dong pasti, aku gitu loh." Kata Rindi yang begitu percaya diri saat mengatakan ucapan nya itu.
"Iya, pinter nya kamu manfaatin temen sendiri. Iya gak." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Apa? ko gitu sih Yeni. Mana ada aku kaya gitu. Aku gak pernah manfaatin temen."
"Itu sih menurut kamu. Tapi kalau menurut aku yang jadi temen kamu merasa banyak banget di manfaatin, tau gak."
"Ko bisa gitu, memangnya aku manfaatin apa dari kamu."
"Ini, sekarang aku di manfaatin sama kamu."
"Masa sih"
"Memangnya kamu gak menyadarinya apa?"
Dengan yakin Rindi pun menjawab ucapan Yeni dengan menggelengkan kepalanya.
"Beneran gak ngerasa."
"Gak Yeni"
"Itu artinya kamu bener - bener deh lupa kalau udah manfaatin temen sendiri."
"Langsung ke intinya aja Yeni sebenernya aku tuh manfaatin apa sih dari kamu. Jangan berbelit - belit kaya gini. Aku kan jadi pusing."
"Ini loh Rindi sedari tadi kamu tuh sepertinya terus - terusan manfaatin aku buat traktir kamu deh.
"Oh jadi karena itu, hehehe... gak papa Yeni kalau hari ini aja mah. Lagi pula kalau uang kamu habis, ntar aku ganti deh atau gak giliran ntar aku yang teratur kamu." Kata Rindi menjawab ucapan Yeni.
"Ih... kamu ya, si paling simpel. Mudah banget balikin keadaan." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Ya, kalau bisa di buat simpel kenapa gak. Iya gak." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Terserah kamu lah, pusing lama - lama bicara sama kamu tapi ujung - ujung nya kamu gak mau ngalah." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Hehehe... kamu bisa aja Yeni. Jadi malu deh." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Malu kenapa?" Kata Yeni yang penasaran dengan ucapan Rindi sehingga ia langsung bertanya pada Rindi.
"Em... lupain deh, soalnya akan lama kalau aku ceritain." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments