Sementara di tempat lain, tepatnya di tempat pertemuan antara Aldiano dan klain nya. Suasana menjadi begitu menegangkan. Karena Aldiano terlambat datang sudah lebih dari dua puluh menit.
Membuat pak Abraham yang menunggu kedatangan ia. Kini mulai ingin beranjak pergi meninggalkan tempat pertemuan nya.
"Ini pak Aldiano jadi datang atau nggak. Mana udah jauh dari jadwal lagi. Bisa - bisa nya sampai terlambat kaya gini." Kata pak Abraham.
"Awas aja kalau sampai gak datang, saya udah kosongin jadwal untuk hari ini. Kalau gak datang kebangetan banget. Saya putus semua kerja sama nya." Kata pak Abraham menjadi emosi karena sudah menunggu Aldiano. Tetapi Aldiano tak kunjung datang sama sekali.
"Hem... saya akan tunggu kamu dua menit lagi. Kalau kamu gak datang saya langsung pergi." Kata pak Abraham memutuskan untuk menunggu Aldiano.
Aldiano yang masih dalam perjalanan menuju tempat pak Abraham. Mulai melihat jam terus menerus di pergelangan tangannya.
"Gani cepat, kita udah terlambat. Ini karena kamu yang lupa. Akhirnya terlambat kan." Kata Aldiano yang kini menyalahkan Gani asisten pribadi nya.
Gani yang mengakui kesalahannya tidak sedikit pun membantah ucapan Aldiano terhadap dirinya saat ini.
Karena semua ini memang lah kesalahan Gani yang lupa akan jadwal pertemuan Aldiano dan pak Abraham.
"Kenapa diem kamu Gani?" Kata Aldiano kepada Gani.
"Saya... saya gak berani tuan, karena ini memang kesalahan saya. Maaf." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Hem... kamu tau, ini adalah kesalahan terbesar kamu. Karena kamu tau sendiri kan, pak Abraham ini orang nya ribet. Dan bikin pusing." Kata Aldiano yang masih sempat - sempatnya memarahi Gani.
"Iya tuan saya tau, saya salah." Kata Gani dengan lesuh mebalas ucapan Aldiano.
"Ya udah cepat jalannya. Semoga aja pak Abraham belum datang. Kita kan jadi aman." Kata Aldiano yang berharap pak Abraham belum datang ke tempat pertemuannya saat ini.
Padahal kenyataannya pak Abraham bahkan telah menunggu kedatangan dirinya saat ini.
"Ini sudah dua menit lebih, pak Aldiano masih belum ada juga. Hem... harus di tidak tegas ini. Sudah keterlaluan. Rian ayo kita pergi." Kata pak Abraham berkata pada Rian asisten pribadi nya.
"Apa tidak sebaik nya kita tunggu beberapa menit lagi tuan. Takutnya saat kita sudah pergi pak Aldiano datang ke sini." Kata Rian memberikan saran pada pak Abraham.
"Sudah gak bisa di tunggu lagi. Berbisnis sama orang seperti ini akan membuang - buang waktu. Ayo sekarang kita kembali ke kantor." Kata pak Abraham yang langsung berdiri dari posisi duduknya.
"Baik tuan" kata Rian yang tak bisa berbuat apa - apa lagi. Hanya bisa menyetujui ucapan pak Abraham.
Baru lima langkah pak Abraham pergi melangkah kan kaki nya dari tempat duduk nya itu.
Aldiano dan Gani pun kini telah sampai ke tempat pertemuan.
"Ini ko gak ada siapa - siapa. Pak Abraham belum datang atau gimana?" Kata Aldiano yang aneh melihat tempat pertemuannya yang tak ada orang sama sekali.
"Sepertinya belum datang tuan atau mungkin sudah pulang." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Hem... kalau sudah pulang, itu artinya kerja sama kita akan langsung di batalkan sama pak Abraham." Kata Aldiano.
"Kalau semua itu terjadi. Itu artinya kesalahan saya sangat fatal tuan. Beberapa kontrak kerja sama akan di batalkan. Sementara kerja sama kita dengan pak Abraham itu sudah ada lima kontrak kerja sama dan satu kontrak nya itu bernilai lebih dari 100 milyar. Dan ini semua bisa berdampak buruk terhadap perusahaan." Kata Gani yang sudah menjadi lemas saat menjelaskan kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi kepada perusahaan. Karena kontra kerja sama, besar kemungkinan akan di batalkan dari pihak pak Abraham karena keterlambatan pertemuan ini.
"Kenapa kamu gak berpikir ulang sebelum berniat untuk melakukan kesalahan jika kemungkinan semua itu akan terjadi pada perusahaan." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
Sehingga perkataan Aldiano ini semakin membuat Gani begitu lemas. Karena beberapa kontrak akan putus di tengah jalan.
Akibat terbesar pun berdampak pada perusahaan. Semua ini begitu membuat Gani lemas tak berdaya. Biaya milyaran, dalam beberapa menit ia hilangkan begitu saja.
"Tuan maaf atas kesalahan salah ini." Kata Gani meminta maaf dengan begitu tulus pada Aldiano.
"Maaf saja gak cukup, ayo coba sekarang kamu hubungi terlebih dahulu pihak dari pak Abrahan. Dan beri tahu juga bahwa kita telah sampai di tempat pertemuan." Kata Aldiano membalas ucapan Gani sambil meminta Gani untuk menghubungi pihak dari pak Abraham.
"Ba...ik tuan, sa...ya langsung hubungi pihak pak Abraham." Kata Gani membalas ucapan Aldiano dengan gugup.
Bahkan tak hanya itu saja. Di saat Gani mengambil handphone miliknya. Tangannya pun mendadak gemetar.
Selain itu, hanphone yang telah berada di tangan Gani. Sempat akan terjatuh jika Dani tak tanggap langsung memegang hanphonenya dengan erat.
Mungkin semua ini terjadi dan di alami oleh Gani karena perusahaan di tempat ia bekerja akan mengalami kerugian yang sangat merosot.
Akibat dari kesalahan ia sendiri. Aldiano yang melihat kegugupan dan gemetar pada Gani. Mulai membuat Gani untuk tak menunjukkan reaksi dirinya yang seperti itu.
"Gani jangan gugup dan gemetar kaya gitu. Rileks coba. Kamu ya, kalau respon kamu keliatan gugup dan panik. Pihak pak Abraham akan benar - benar membatalkan kontra kerja sama nya tanpa mengetahui penjelasan dari perusahaan kita, atas keterlambatan ini." Kata Aldiano mencoba menenangkan Gani.
"Tapi... tuan, jika kita kehilangan kontra kerja sama ini. Apa saya akan langsung di pecat dari perusahaan tuan." Kata Gani ingin menghilangkan kekhawatiran nya tentang perkerjaan.
"Kalau menurut kamu sendiri gimana? apa saya pantas membiarkan orang yang membuat perusahaan saya mengalami kerugian begitu besar, masih bekerja di tempat saya." Kata Aldiano bukannya menjawab ucapan Gani. Ia malah memberikan pertanyaan pada Gani.
"Nggak akan tuan, jika seseorang itu tetap di pertahankan. Besar kemungkinan di kemudian hari ia pun akan melakukan hal yang sama." Kata Gani mengatakan jawabannya dari pertanyaan Aldiano.
"Bagus, itu artinya kamu udah tau kan. Nanti kamu harus apa jika kontrak kerja sama ini di batalkan." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Tapi... tuan apa tidak ada lagi kesempatan buat saya masih bekerja di perusahaan tuan." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Barusan saya kasih kamu kesempatan untuk mengatakan pendapat kamu mengenai hal ini. Tapi jawaban kamu apa tadi. Kamu tidak akan memperjuangkan orang yang seperti itu kan. Jadi jawaban kamu barusan adalah jawaban yang akan saya penuhi." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Tuan saya mohon, jangan pecat saya." Kata Gani memohon agar di perbolehkan tetap bekerja di perusahaan Aldiano.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments