Rindi kemudian mulai memesan menu yang ia pilih dengan Yeni. Setelah itu mereka mulai menunggu pesanan mereka.
Sementara di perusahaan Aldiano, ia yang saat ini sedang duduk di kursi kebesarannya. Mulai memikirkan cara untuk mengembalikan kembali perusahaan yang mengalami kerugian ini.
Berbagai macam cara pun telah ia temukan. Namun, yang menjadi permasalahannya. Ia takut rencananya ini akan gagal dengan sia - sia.
"Rencana yang seperti ini sepertinya bagus juga. Tapi kalau di pertimbangkan lagi rencana yang ini jauh lebih efisien. Sementara yang ini cara termudah untuk mengembalikan perusahaan. Hem... jadi pusing. Apalagi kalau misalnya dari ketiga cara ini gak ada yang berhasil. Ntar jadi sia - sia. Gimana ya?" Kata Aldiano berkata pada dirinya sendiri sambil melihat dan menunjuk rencana yang telah ia tulis.
Selain itu, ia pun mulai merasa ragu saat rencana yang telah ia buat dengan beberapa cara ini. Ada kemungkinan akan mengalami kegagalan.
"Kalau gagal itu artinya aku harus penuhi keinginan papah dan mamah. Argh... gak itu gak boleh terjadi. Ayo Aldiano semangat kamu pasti bisa." Kata Aldiano kembali melanjutkan ucapannya.
"Apa aku panggil Gani aja ya, buat minta saran tentang rencana yang aku buat ini."
"Hem... sepertinya memang harus di panggil." Kata Aldiano memutuskan untuk memanggil Gani.
Beberapa menit kemudian seorang wanita pun memasuki ruangan Aldiano.
"Hay sayang. Gimana kabar kamu hari ini?" Kata wanita itu pada Aldiano.
Aldiano yang sibuk dan fokus melihat hanphone nya tak menyadari kedatangan wanita tersebut.
Dan ia pun menyadari kedatangan wanita itu saat ia mendengar suara dari wanita itu.
"Kenapa kamu kesini?" Kata Aldiano bukannya menjawab ucapan wanita itu. Ia malah bertanya balik pada wanita itu.
"Memangnya kenapa kalau aku datang ke sini. Gak boleh, ada peraturannya gak memperbolehkan aku datang ke sini." Kata wanita itu membalas ucapan Aldiano.
"Iya ada, mulai saat ini kamu tidak di perbolehkan lagi masuk ke ruangan dan ke perusahaan ku sesuka hati mu." Kata Aldiano membalas ucapan wanita itu.
"Peraturan dari mana itu. Aku tak menerima peraturan hal seperti itu dalam bentuk tulisan. Kenapa harus mematuhinya?" Kata wanita itu membalas ucapan Aldiano.
"Nanti akan ku buat peraturan dalam bentuk tulisan yang kamu minta. Sekarang aku minta kamu tinggalkan ruangan ku saat ini juga." Kata Aldiano berkata kejam dan penuh penekanan saat membalas ucapan wanita itu.
"Ya ampun Aldiano kamu tega banget sih sama aku. Aku datang kesini jauh - jauh buat temuin kamu. Sementara kamu malah bersikap seperti ini sama aku. Ckckck... Ckckck... laki - laki tak punya perasaan." Kata wanita itu membalas ucapan Aldiano dengan menaikan suaranya.
"Ya aku memang seperti itu. Jadi alangkah lebih baiknya kamu tinggalkan aku sendiri di sini. Silahkan pintu keluar ada di belakang tubuh kamu." Kata Aldiano membalas ucapan wanita itu.
"Ih... nyebelin, jahat, dan super duper tega. Liat aja akan ku pastikan perusahaan mu ini akan mengalami kebangkrutan. Sehingga kamu akan menutup perusahaan mu ini." Kata wanita itu memberikan sebuah ancaman pada Aldiano.
"Tak perlu repot - repot membuat bangkrut perusahaan ku. Lagi pula perusahaan ku juga lagi gak stabil. Jadi sayang banget kalau kamu harus buat perusahaanku yang gak stabil ini jadi bangkrut." Kata Aldiano membalas ucapan wanita itu.
"Maksud kamu, itu artinya kamu akan kehilangan perusahaan kamu ini." Kata wanita itu membalas ucapan Aldiano.
"Mungkin, memangnya kenapa?" Kata Aldiano membalas ucapan wanita itu dengan santai.
"Gak kenapa - kenapa. Hem... aku pulang aja deh. Dah..." Kata wanita itu kemudian pergi meninggalkan Aldiano.
"Hem... wanita aneh. Baru denger kaya gitu aja langsung pergi. Apalagi kalau aku udah gak punya perusahaan." Kata Aldiano berkata pada dirinya sendiri.
Di luar ruangan Aldiano. Wanita itu pun berbicara pada dirinya sendiri.
"Barusan kata Aldiano perusahannya itu hampir mengalami kebangkrutan. Itu artinya dia gak punya apa - apa lagi dong nanti. Argh... gak mungkin aku bisa hidup sama orang yang gak punya apa - apa. Lebih baik cari orang lain aja daripada hidup sama orang yang gak punya apa - apa." Kata wanita itu berkata pada dirinya sendiri.
"Hem... sepertinya memang harus seperti itu. Lagi pula laki - laki yang punya segalanya masih banyak ko. Kenapa harus capek - capek kejar laki - laki yang udah gak punya apa - apa. Tapi sombongnya gak ketulungan." Kata wanita itu melanjutkan lagi ucapannya.
Tap... Tap..
Langkah kaki wanita itu pun mulai pergi meninggalkan lantai ruangan Aldiano saat ini.
Baru sekitar tujuh langkah. Ia kemudian bertemu dengan Gani.
"Wanita ini lagi. Kenapa bisa sih wanita seperti ini mau di jodohkan sama tuan. Lebih baik cari yang lain daripada sama nih wanita." Kata Gani berbicara di dalam hatinya sambil melihat ke arah wanita tersebut.
Hal ini pun membuat wanita itu langsung mengeluarkan suaranya.
"Apa liat - liat, terpesona liat wajah aku." Kata wanita itu berucap begitu lantangnya.
"Ck... yang ada pengen muntah." Kata Gani di dalam hatinya.
"Gak lah mbak, mana bisa saya terpesona sama mbak." Kata Gani membuat emosi wanita tersebut.
"Apa kamu bilang mbak? kamu gak salah bicara. Saya ini... kamu tau kan saya ini siapa?" Kata wanita itu dengan meninggikan suaranya.
Gani dengan sikap super nyebelinnya hanya menggelengkan kepalanya saja untuk menjawab ucapan wanita tersebut.
"What? gak tau. Ckckck... asisten apaan kamu gak tau aku ini siapa? dasar ya orang - orang seperti kalian ini memang seharusnya di tinggalin. Apalagi tuan kamu itu. Argh... bikin nyebelin." Kata wanita itu dengan mengomel.
Tak lama setelah wanita itu menyelesaikan ucapannya. Gani yang bersiap untuk menjawab ucapan wanita itu.
Tiba - tiba terhenti saat melihat bahwa saat ini wanita itu telah pergi meninggalkan dirinya.
"Dasar wanita aneh. Baru juga mau di jawab. Eh...malah udah pergi orangnya. Ckckck... Ckckck..." Kata Gani sambil menggelengkan kepalanya di ujung kalimat yang ia ucapkan.
"Ya udah lah, gak perlu di pikirin lagi, gak penting juga tuh wanita. Lebih baik lanjut jalan aja. Ntar, kalau kelamaan bisa di marahin sama tuan." Kata Gani melanjutkan lagi ucapannya.
Setelah itu, Gani kembali melangkahkan kakinya menuju ruangan Aldiano.
Tap... Tap...
Langkah kaki itu terdengar dan tak lama setelah itu suara langkah kaki pun telah berhenti.
Karena saat ini Gani telah sampai di depan ruangan Aldiano.
Tok... Tok...
Dua kali Gani mengetuk pintu ruangan Aldiano.
Terdengarlah suara Aldiano yang mengizinkan ia untuk masuk.
"Masuk" kata inilah yang Aldiano keluarkan.
Ceklek...
Gani pun langsung membuka pintu dengan perlahan demi perlahan sampai terbuka sempurna.
Terlihatlah Aldiano yang sedang duduk di kursi kebesarannya. Lalu Gani pun mulai masuk ke ruangan Aldiano.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments