"Jahat bener sih nih cowo, ganteng sih ganteng tapi kalau sikap nya kaya gini sih. Luntur tuh ganteng. Argh... apes banget sih aku hari ini." Kata ku di dalam hati mengata - ngatain Aldiano.
"Ta..." Kata Gani membalas ucapan Aldiano, tetapi tak sempat ia lanjutkan ucapannya.
"Ayo kita udah di tunggu." Kata Aldiano yang tak ingin di bantah ucapannya.
"I...ya tuan." Kata Gani yang terpaksa menyetujui ucapan Aldiano dan pergi meninggalkan Rindi.
"Lah, lah cowo ini juga ko malah pergi sih. Kenapa nggak bantu aku dulu. Mana aku di tinggal sendiri kaya gini lagi. Malu banget, aku, ko kaya cewe yang kasian gini ya. Hem... ini juga Yeni kemana sih ko nggak keliatan." Kata ku yang kini hanya sendiri.
Dengan terpaksa dan seperti nya sangat terpaksa aku mulai berdiri untuk bangkit dari jatuh ku ini.
Rasanya begitu campur aduk, karena banyak banget rasa yang ku rasakan. Namun yang lebih dominan adalah rasa malu karena jatuh, rasa malu karena nggak di tolong dan yang paling marah di tinggal begitu saja oleh dua cowo sekaligus.
Sungguh hari ini adalah hari yang membuat ku sangat emosi, terapes dan ternyebelin yang pernah aku rasakan.
"Argh... awas ya kalian berdua, aku bales ntar perbuatan kalian. Nggak punya perasaan banget main tinggal - tinggal aja." Kata Rindi begitu emosi pada Aldiano dan Gani yang pergi meninggalkan ia.
"Cowo g...a dasar." Kata Rindi makin menjadi mengata - ngatain Aldiano dan Gani.
Sampai Rindi tak menyadari bahwa saat ini Yeni berada di belakang tubuh nya.
"Ya ampun nih anak ya, kalau nggak buat ulah kaya nya nggak bisa deh. Ckckck... Ckckck..." Kata Yeni sebelum mengeluarkan suaranya pada Rindi.
"Hey... neng, kenapa marah - marah?" Kata Yeni berpura - pura menjadi orang yang simpati dengan tingkah Rindi saat ini.
"Em... itu saya lagi emosi. Jadi suka kaya gini kalau lagi emosi." Kata Rindi membalas ucapan Yeni tanpa melihat ke arah Yeni.
"Oh neng nya lagi emosi, tapi ko bisa emosi. Emosinya karena apa neng?" Kata Yeni.
"Itu Bu, aku emosi karena di tinggal. Hem... pokok nya bikin emosi Bu." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Di tinggal, di tinggal siapa?" Kata Yeni.
"Di tinggal sama dua cowo nyebelin." Kata Rindi.
"Ko bisa."
"Nggak tau Bu pokoknya tuh dua orang cowo nyebelin banget apalagi yang lebih ganteng nya. Bikin emosi tau nggak Bu." Kata Rindi begitu menekankan ucapannya.
"Hem... kasian banget kamu neng, sabar ya."
"Iya Bu makasih, sebenernya aku masih nggak bisa sabar sih Bu. Mereka tuh udah keterlaluan banget."
"Tapi ya udah deh, aku coba lupain sikap mereka."
"Sepertinya memang harus di lupain neng, biar nggak jadi beban."
"Hem... iya Bu, tapi kalau aku boleh tau ibu namanya siapa? Kita udah bicara banyak gini tapi nggak saling tau nama. Bukannya kurang baik ya Bu kalau kaya gitu." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Neng nggak perlu tau nama saya neng."
"Lah ko gitu sih Bu," kata rindu yang langsung membalikkan tubuhnya untuk melihat ke arah seseorang yang berbicara dengan nya barusan.
Dan saat ia telah melihat ke arah belakang tubuh nya. Begitu terkejutnya ia, karena ternyata ia melihat wajah Yeni. Orang yang dapat ia cari.
"Ih... Yeni... aku kira beneran ibu - ibu. Tega banget sih kamu."
"Udah ninggalin, sekarang ngerjain. Nanti kamu mau apa lagi?"
"Ulah kamu nih jahat tau."
"Nggak lah, aku nggak jahat. Buktinya kamu barusan mau kenalan sama ibu - ibu nya. Dan ternyata ibu - ibu itu adalah aku orangnya. Jadi, sini coba tangan kamu, biar aku kenalin nama aku." Kata Yeni membalas ucapan Rindi sambil meminta tangan Rindi untuk berjabat tangan dengan tangannya.
"Ah... apaan coba, kamu ada - ada aja Yeni. Makin sebek deh aku deket dan kenal sama kamu."
"Hem... yakin nih kamu sebel sama aku,"
"Iya lah yakin, memangnya keliatan nggak yakin gitu."
"Banget liatannya."
"Terserah aku nggak peduli. Awas aku mau langsung pulang." Kata Rindi langsung pergi meninggalkan Yeni.
"Lah ini anak malah main ninggalin aja."
"Rindi... tunggu."
Tanpa menoleh ke belakang atau menjawab ucapan Yeni. Rindi terus berjalan pergi meninggalkan Yeni yang memanggil dirinya menuju ke parkiran.
Sehingga tak terasa, saat ini Rindi telah sampai di depan motor yang Yeni bawa.
"Lama banget sih Yeni, mana gerah lagi." Kata Rindi yang mengomel - ngomel di dekat motor Yeni.
"Jalan aja kaya keong lama banget. Aku kan udah pengen pulang." Kata Rindi yang masih mengomel.
Tiga menit kemudian, Yeni mulai terlihat oleh Rindi yang sedang duduk di motor.
"Tuh anak baru keliatan, dari mana sih jalan aja ko sampai lama kaya gini."
"Ko nggak pulang duluan. Kenapa nunggu?" Kata Yeni pada Rindi.
"Ya kan kita pergi nya barengan, masa iya aku pulang sendiri. Kan nggak baik namanya." Kata rindu membalas ucapan Yeni.
"Oh jadi gitu, aku kira karena nggak bawa duit, makannya nunggu."
"Wah... ucapan kamu nih Yeni. Bisa - bisa nya bilang kaya gitu. Kamu ke sini kan siapa coba yang bayarin. Ini malah bilang nggak bawa duit." Kata Rindi yang begitu tak percaya dengan ucapan yang Yeni ucapkan pada dirinya.
"Ya aku lah, siapa lagi?"
"Masa sih, bukannya aku ya."
"Bukan kamu malahan yang aku bayarin juga."
"Ko bisa,"
"Bisa karena kamu lupa bawa dompet. Makannya aku yang harus bayar." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Lupa bawa dompet, nggak ko aku nggak lupa. Bentar ya aku ambil dulu dompet aku nya." Kata Rindi yang mulai mencari dompet nya di dalam tas yang ia bawa saat ini.
"Dompet, dompet, aku kalau nggak salah aku taruh di sini, ko nggak ada. Apa di sini ya, ko nggak ada juga. Hem... sepertinya ada di sini deh." Kata Rindi yang mencari dompetnya di tas yang ia bawa.
"Udah lah nggak perlu di cari. Lawong dompet kamu nya juga ada di rumah kamu. Turun dulu coba aku mau naik ke motornya dan balikin dulu motornya. Biar gampang keluar dari sini." Kata Yeni meminta rindi untuk turun dari motor miliknya.
"Hem... iya deh." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
Kemudian Rindi mulai turun dari motor Yeni dan Yeni mulai naik ke motornya.
Tak lama setelah itu motor Yeni pun siap untuk pergi meninggalkan parkiran.
Lalu Rindi mulai naik lagi ke motor Yeni, setelah itu motor pun di jalankan oleh Yeni.
Di dalam perjalanan tak ada yang bicara baik Yeni maupun Rindu mereka berdua malah sibuk sendiri.
Yeni sibuk dengan menjalankan motornya sementara Rindi sibuk dengan handphone yang ia pegang saat ini.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments