Sekitar satu setengah jam, baru lah terdengar suara Yeni bertanya pada Rindi.
"Rindi, ini kamu mau langsung di anterin ke rumah atau nggak." Kata Yeni bertanya pada Rindi.
"Bentar aku liat jam dulu." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
Setelah Rindi melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. Ia kemudian mengeluarkan suara nya lagi pada Yeni.
"Baru jam 11 Yeni, ntar bisa - bisa ayah sama bunda curiga kalau aku pulang lebih awal. Aku ke rumah kamu aja deh." Kata Rindi pada Yeni setelah ia melihat jam di tangannya.
"Yeh, kamu nih gimana sih Rindi? Kalau kita pulang ke rumah aku. Bukannya sama aja, ntar ibu sama ayah aku juga bisa curiga. Kamu nih?" Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Hem... terus kemana dong?" Kata Rindi yang mulai bingung harus kemana lagi.
"Ya udah kita jalan - jalan aja muterin jalan ini sampai waktu pulang sekolah tiba." Kata Yeni memberikan solusi.
"What? jadi kita muter - muter nggak jelas tanpa arah dan tujuan. Gitu maksud kamu Yeni." Kata Rindi yang shock dengan perkataan solusi dari Yeni tersebut sampai berteriak.
"Iya kaya gitu, dan bisa nggak sih, kamu tuh jangan teriak di dekat telinga aku." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Ya maaf Yeni, aku kan barusan kaget makannya teriak. Dan memangnya kedengaran keras gitu. Kamu kan pake helm." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Ya kali nggak kedengaran kamu kan nggak teriak aja suaranya gede banget apa lagi teriak kaya barusan makin kedengaran sakit tau nggak di telinga aku." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Hem... maaf." Kata Rindi mengakui kesalahannya.
"Hahaha... Hahaha... aku bercanda kali Rindi. Nggak harus sampai minta maaf kaya gitu. Kaya sama siapa aja." Kata Yeni yang malah tertawa.
"Ih... jahat aku kira beneran. Ko tega sih, buat aku malah kaya barusan."
"Ya biar kamu nggak bengong terus. Lagi mikirin apa sih?"
"Nggak ko aku nggak lagi mikirin apa - apa. Memangnya keliatan kalau aku lagi mikirin sesuatu."
"Ya iya lah keliatan, nggak kaya biasanya tau nggak. Coba cerita kamu lagi mikirin apa?"
"Nggak lagi mikirin apa - apa. Aku lagi pengen diem aja."
Tiba - tiba motor yang di jalankan Yeni. Yeni hentikan begitu saja di pinggir jalan. Membuat tubuh Rindi hampir menyentuh tubuh belakang Yeni.
"Ya ampun Yeni, ko berhenti mendadak nggak bilang - bilang sih. Ada apa?"
"Nggak ada apa - apa. Tapi aku malah curiga sama kamu Rindi. Kamu lagi mikirin apa sebenernya?"
Di tatap lah mata Rindi oleh Yeni untuk melihat apakah ucapan yang akan keluar dari bibir Rindi adalah ucapan yang sebenarnya atau malah kebohongan.
"Aku... aku... nggak lagi mikirin apa - apa, beneran." Kata Rindi membalas ucapan Yeni sambil mengalihkan pandangannya.
"Nggak mikirin apa - apa tapi kenapa pandangan kamu nya malah ke arah lain saat menjawab ucapan aku. Coba jawab ucapan akunya sambil tatap wajah aku." Kata Yeni meminta Rindi untuk mengulangi lagi ucapannya.
"Aku beneran jujur Yeni, jadi nggak perlu liat wajah kamu."
"Mana aku tau kamu bilang jujur atau nggak sebelum kamu liat pandangan kamu ke arah aku."
"Oke... aku sekarang ke arah kamu pandangannya."
Dengan terpaksa Rindi akhirnya melihat ke arah Yeni. Kemudian ia mulai berkata pada Yeni.
"Ucapan apa yang harus aku ulangi?"
"Ucapan yang aku tanya kamu lagi mikirin apa? Jawab jujur atau nggak aku tinggalin kamu di sini." Kata Yeni berkata pada Rindi dengan suara yang tegas.
"Harus berapa kali sih aku bilang kalau aku tuh nggak lagi mikirin apa - apa."
"Bohong"
"Aku nggak bohong Yeni. Ini tuh beneran."
"Please Rindi jangan bohongin aku."
"Aku nggak bohong."
"Kamu kira aku bisa di bohongin sama kamu."
"Ya udah terserah kamu, lagi pula aku udah jawab yang sebenarnya ko." Kata Rindi yang memilih pasrah dengan ucapan yang Yeni berikan pada dirinya.
"Rindi aku tuh tau kamu lagi mikirin sesuatu. Tapi kalau memang kamu nggak mau cerita. Oke gak papa, tapi ntar kalau kamu siap untuk cerita jangan segan ya buat cerita ke aku." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
Setelah mendengar ucapan Yeni barusan. Entah kenapa tiba - tiba Rindi langsung memeluk tubuh Yeni.
"Iya, iya aku memang lagi mikirin sesuatu. Dan sampai saat ini aku malah kepikiran." Kata Rindi pada akhirnya berkata jujur pada Yeni.
"Lalu apa yang kamu pikirkan."
"Kejadian barusan."
"Kejadian barusan yang mananya yang kamu pikirkan."
"Semuanya, bahkan sampai ada kata yang aku pikirkan berulang - ulang sampai saat ini."
"Kalau aku boleh tau kata yang seperti apa yang kamu pikirkan."
"Kata - kata menyakitkan dan membuat aku kepikiran."
"Terus kata - katanya apa?"
"Jadi kata - kata nya itu seperti ini." Kata Rindi kemudian menceritakan ucapan antara ia dan Aldiano tadi dari awal sampai ke kata terakhir yang paling membekas di hati Rindi dan membuat Rindi kepikiran sampai saat ini.
Setelah ia selesai menceritakan kembali kejadiannya. Ia mulai merasa lebih baik dari sebelumnya karena sudah menceritakan apa yang saat ini sedang ia pikirkan pada Yeni.
"Jadi gitu Yeni ceritanya. Kalau kamu ada di posisi aku. Kamu akan kaya gimana?" Kata Rindi yang mengakhiri ceritanya. Sambil ia juga bertanya pada Yeni.
"Kalau aku ada di posisi kamu sih aku pasti akan kepikiran juga. Apa lagi sama kata terakhir yang cowo itu bilang ke kamu. Bikin nyesek banget." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Tuh kan kamu juga akan kaya gitu."
"Kaya nya sih aku akan lebih deh dengan yang kamu lakuin itu."
"Maksudnya lebih?"
"Ya aku akan bales ucapan tuh cowo sama kata - kata yang lebih menyakitkan. Walau memang nggak langsung aku jawabnya kaya gitu. Setidaknya udah ada rencana kalau ntar aku juga akan balas ucapan tuh cowo." Kata Yeni.
"Hem... sebenernya udah ada rencana kaya gitu juga tadi. Kamu kan tau sendiri aku tuh kalau bicara nggak mau di salahin. Jadi pemikiran kaya gitu udah pasti pertama aku pikirkan. Tapi sayangnya tuh cowo udah pergi gitu aja sama cowo yang satunya." Kata Rindi yang akhirnya lebih terbuka mengutarakan ucapan nya itu.
"Iya juga ya, mana mungkin sih kamu akan diem aja. Sekelas Satria aja kamu lawan apalagi tuh cowo." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Hem... jadi inget sama kejadian waktu Satria minta maaf sama aku. Pengen ketawa aku kalau inget lagi sama kejadian itu." Kata Rindi yang mulai memunculkan senyumnya.
"Gini nih baru bestie aku, nggak pernah mikirin omongan orang tapi orang lain yang harus mikirin ucapan kamu. Hahaha..." Kata Yeni membalas ucapan Rindi sambil tertawa di ujung kalimat yang ia ucapkan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments