"Tuan..." Kata Gani hanya bisa berkata seperti ini pada Aldiano. Selain itu, mulut Gani tak langsung di tutup lagi. Melainkan sedikit terbuka.
"Kenapa? aneh." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Hem... bukan aneh tuan, tapi gak nyangka. Ucapan tuan barusan, ko bisa bener dan pas. Tuan paranormal ya." Kata Gani menjawab spontan ucapan Aldiano.
"Hahaha... hahaha... dari mana nya di bilang paranormal. Saya kan hanya asal tebak aja. Memangnya bisa di bilang seperti paranormal." Kata Aldiano saat membalas ucapan Gani ia malah tertawa.
"Mungkin bisa tuan, soalnya tebakan tuan bener - bener nyata." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Kamu nih bisa aja. Ya udah sana memangnya kamu mau terus - terusan di sini. Gak mau kembali ke ruangan kamu atau kamu mau..." Kata Aldiano yang hampir saja menyelesaikan ucapannya. Tetapi tiba - tiba Gani malah memotongnya.
"Nggak mau apa - apa lagi tuan, saya mau ke ruangan saya. Kalau gitu saya langsung ke ruangan saya ya tuan, permisi dan terima kasih." Kata Gani yang langsung lari terbirit - birit meninggalkan Aldiano yang baru akan menjawab ucapan nya.
"Ya ampun, punya asisten ko gini amat ya. Baru juga mau di jawab. Eh... malah udah ga ada. Gani... Gani... Ckckck... Ckckck..." Kata Aldiano yang melihat Gani kini telah pergi dari ruangannya.
"Hem... semoga perusahan bisa kembali stabil." Kata Aldiano di dalam hatinya.
Kemudian ia pun mulai mengambil satu persatu benda yang ia jatuhkan ke lantai dan menata nya kembali di meja yang ada di ruangannya.
Sekitar sepuluh menit kemudian, benda - benda yang terjatuh itu. Kini sudah kembali ke tempat nya semula, walau tak serapi sebelumnya.
Namun, benda - benda itu kini sudah terlihat agak rapi.
"Akhirnya beres juga, ternyata capek ya. Beresin barang - barang yang di giniin. Hem... lain kali kalau marah dan emosi sebaiknya saya gak lakuin ini lagi deh. Biar gak capek." Kata Aldiano setelah selesai membereskan barang - barang yang jatuh.
Kembali lagi ke Rindi dan Yeni yang telah selesai perawatan rambut dan kuku. Kini saatnya mereka pun melanjutkan kembali aktivitas yang akan mereka lakukan.
"Yeni, jadi kan." Kata Rindi yang saat ini telah berada di motor Yeni.
"Jadi apa?" Kata Yeni sengaja bertanya pada Rindi.
"Kita makan dulu." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Em... gimana ya, aku pikir - pikir dulu aja deh." Kata Yeni membalas ucapan Rindi tanpa kepastian.
"Lah ko gitu sih, jangan di pikirin dulu Yeni. Ntar kelamaan aku keburu pingsan. Makan ya, please." Kata Rindi membalas ucapan Yeni dengan memohon.
"Aku kan udah bilang aku pikir - pikir dulu. Udah yuk, naik. Kamu mau ikut atau gak." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Jawab dulu Yeni." Kata Rindi yang masih ingin jawaban yang pasti dari Yeni.
"Ntar, pas di jalan aku jawab nya. Sekarang kamu mau naik tau gak. Atau mau di sini aja." Kata Yeni menjawab sinis ucapan Rindi.
"Ih... ko gitu sih. Hem... iya deh iya aku naik. Kamu ya, padahal kan tinggal jawab aja. Apa susah nya sih." Kata Rindi membalas ucapan Yeni sambil menggerutu.
"Kalau kamu masih tetep kaya gitu. Aku tinggalin kamu di sini. Mau." Kata Yeni memberikan ancaman saat membalas ucapan Rindi.
"Jangan. Hem... aku diem deh." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Nah, gini kek dari tadi." Kata Yeni yang langsung menjalankan motornya.
"Yeni, jadi makan kan." Kata Rindi yang kini malah bertanya lagi pada Yeni. Padahal Yeni baru saja menjalankan motornya tidak begitu jauh dari tempat semula di parkir. Ia malah sudah bertanya lagi pada Yeni.
Membuat Yeni kini malah melajukan motornya dengan kecepatan yang lumayan cepat.
"Yeni... kamu ya, tadi pas aku bawa motor pake kecepatan seperti ini kamu protes tapi sekarang kamu juga malah pake kecepatan seperti ini. Turunin gak kecepatannya." Kata Rindi yang marah dengan sikap Yeni yang menurutnya tidak adil.
"Biarin suka - suka aku. Kalau kamu gak suka aku turunin di sini. Jadi sekarang kamu tinggal pilih aja, tetep diem atau masih mau protes." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Tuh kan kamu nih, bener - bener ya. Gak sekalian di tambah lagi aja tuh kecepatannya. Biar puas kamu nya." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Oh... jadi maksud kamu kecepatan ini tuh masih kurang. Oke, aku tambahin ya. Biar kamu puas." Kata Yeni membalas ucapan Rindi sambil menambah kecepatan laju motornya.
"Argh... Yeni gak gitu. Turunin ih... aku lagi gak bisa kalau di bawa kebut - kebutan. Turunin ih..." Kata Rindi membalas ucapan Yeni dan meminta Yeni untuk menurunkan kecepatan motornya.
"Ko bisa kaya gitu, biasanya juga sih paling suka sama kebut - kebutan." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Hem... iya kalau keadaan dan kondisi perut aku udah di isi dan kenyang. Tapi sekarang kan, keadaan perut aku lagi lapar. Makannya aku gak bisa di bawa kebut - kebutan. Memangnya ntar kamu mau tanggung jawab apa?" Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Bilang aja pengen makan. Apa susah nya sih." Kata Yeni langsung ke intinya.
"Hehehe... kamu tau aja. Ya udah yuk makan." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Udah keliatan sama tujuannya juga. Nanti deh, bentar lagi makannya." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Jangan lama - lama Yeni. Perut aku udah bener - bener lapar tau gak." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Nggak, makannya aku bilang nanti aja makannya." Kata Yeni membalas cepat ucapan Yeni.
"Ih... jahat bener sih kamu Yeni."
"Jahat dari mana nya?"
"Ya ucapan kamu barusan, jahat tau."
"Di mana nya bisa di bilang jahat coba."
"Hem... pokoknya jahat."
"Gak jelas kamu Rindi."
"Hem... mungkin efek lapar makannya jadi gak jelas."
"Bisa aja ngelesnya buat cepet di traktir."
"Sekarang aku gak berharap lebih buat di traktir kamu Yeni. Capek terus - terusan seperti itu."
"Capek atau karena lemes kehabisan tenaga buat jawab ucapan aku."
"Dua - dua nya Yeni."
"Ya udah, yuk turun." Kata Yeni yang membuat Rindi menjadi terheran - heran karena mendengar ucapan Yeni ini.
"Turun apa?" Kata Rindi kemudian bertanya pada Yeni.
"Ya turun dari motor lah, memangnya mau turun dari mana lagi?" Kata Yeni menjawab ucapan Rindi.
"Terus kalau udah turun kita mau kemana?" Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Kamu gak liat kita lagi di mana? dan di tempat apa?" Kata Yeni membalas ucapan Rindi dengan sebuah pertanyaan.
Rindi kemudian menjawab ucapan Yeni hanya dengan menggelengkan kepalanya saja.
"Hadeh... capek deh, liat dong Rindi, kita lagi di mana?" Kata Yeni sambil menepuk jidat nya dengan punggung di salah satu tangannya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments