Saat Gani sedang merenungi nasib nya, kini Aldiano sudah sampai di parkiran dan tak lama kemudian pak Harto supir pribadinya langsung membukaan pintu untuk dirinya.
Setelah pak Harto membuka pintu, Aldiano tanpa menunggu lama, ia pun langsung memasuki mobil yang telah di buka pintunya oleh pak Harto.
"Silahkan tuan" kata pak Harto saat telah membuka pintu mobil.
"Iya pak, makasih." Kata Aldiano membalas ucapan pak Harto dan tak lupa mengucapkan terimakasih nya juga pada pak Harto.
"Iya tuan, ini memang tugas saya." Kata pak Harto menjawab ucapan Aldiano.
Tanpa menjawab ucapan dengan kata-kata, Aldiano pun hanya membalas ucapan pak Harto dengan anggukan kepala.
Lalu setelah itu, pak Harto yang telah melihat Aldiano telah masuk dan duduk di dalam mobil langsung menutup pintu mobil kembali dan ia pun bergegas memasuki mobil untuk mengemudikan mobilnya.
Kini pak Harto telah duduk di depan pengemudi, seperti biasa ia kemudian bertanya pada Aldiano.
"Maaf tuan, kita jalan sekarang atau sebentar lagi." Kata pak Harto pada Aldiano.
Aldiano yang sedang fokus melihat hanphone miliknya, sempat menghiraukan ucapan pak Harto sampai pada akhirnya pak Harto kembali mengulang lagi ucapannya.
"Tuan ko malah diem ya, apa gak denger ucapan saya atau lagi sibuk. Em... tapi ko pak Gani gak keliatan ya. Apa tuan lagi nunggu pak Gani. Hem... saya tanya lagi atau gak ya, aduh jadi bingung nih." Kata pak Harto berbicara dengan dirinya sendiri.
"Em... tunggu tiga menit aja deh, kalau masih diem lebih baik aku tanya lagi." Kata pak Harto memutuskan untuk menunggu.
Sekitar tiga menit lebih, pak Harto yang telah menunggu Aldiano menjawab ucapannya. Namun, tak ada sama sekali. Pada akhirnya langsung berniat untuk bertanya lagi.
"Maaf tuan, ini saya langsung mengemudikan mobilnya sekarang atau nunggu pak Gani dulu." Kata pak Harto pada Aldiano setelah menunggu Aldiano yang tak kunjung menjawab ucapan nya.
Aldiano yang mendengar ucapan pak Harto langsung mengalihkan pandangannya dari hanphone miliknya itu ke arah pak Harto yang bertanya pada dirinya sendiri.
"Langsung jalan sekarang aja pak." Kata Aldiano membalas ucapan pak Harto.
"Apa gak nunggu pak Gani, tuan." Kata pak Harto pada Aldiano.
"Gak pak, langsung jalan aja." Kata Aldiano membalas ucapan pak Harto.
"Baik, saya akan mengemudikannya tuan." Kata pak Harto yang langsung menyetujui ucapan Aldiano. Walau sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ia ingin tanyakan pada Aldiano.
Tetapi ia urungkan niat tersebut karena tak ingin terlalu banyak bertanya hingga mengakibatkan Aldiano besar kemungkinan akan marah karena ia terlalu banyak bertanya.
Setelah mendengar ucapan Aldiano dan pak Harto menyetujui ucapan tersebut.
Mobil pun kini mulai meninggalkan tempat pertemuan hari ini.
Sementara Gani yang sudah mulai bisa mengendalikan emosi, rasa sedih dan bingungnya. Kini mulai menyadari bahwa ia terlalu lama duduk.
"Ya ampun, ini aku ko malah duduk di sini. Terus ini ko tuan gak ada ya, kemana tuan. Ah... jangan bilang kalau aku di tinggal sendiri di sini." Kata Gani yang baru menyadari.
"Gawat nih kalau kaya gitu, aku kan gak bawa uang, terus dompet juga kalau gak salah ketinggalan di mobil nya tuan. Argh... gawat nih, aku harus buru - buru siapa tau tuan belum pergi." Kata Gani melanjutkan kembali ucapannya.
Kemudian Gani mulai bergegas untuk berdiri dari duduk nya dan setelah ia berdiri. Ia langsung berlari layaknya seperti ia sedang di kejar - kejar sesuatu yang menyeramkan. Karena larinya Gani ini sangat begitu kencang.
Bahkan ia hampir menumbrukan tubuhnya ke orang - orang yang ia temui di tempat pertemuan.
"Awas... awas... saya lagi buru - buru. Maaf, maaf." Kata Gani di sepanjang perjalanannya saat berlari begitu kencang.
Hal ini sempat membuat orang - orang membisikan sesuatu terhadap Gani.
"Ini orang ko bisa - bisa nya lari kenceng kaya gini. Kalau nubruk orang gimana?" Kata mutiara yang hampir menjadi korban yang di tubruk oleh Gani.
"Udah mutiara, mungkin lagi urgent kali. Makannya lari nya kenceng kaya gitu." Kata Reza membalas ucapan mutiara.
"Ya, tetep aja kali Za, tindakan dia itu salah." Kata mutiara membalas ucapan Reza.
"Ucapan kamu memang bener tapi kan kita kan gak pernah tau kenapa dia malah lari kenceng kaya gitu. Jadi udah yuk gak perlu di pikirkan lagi. Lebih baik langsung duduk, katanya kan tadi lapar." Kata Reza membalas ucapan mutiara dan mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Hem... ya udah deh, lagi pula aku memang udah lapar dan tuh orang juga gak ada urusannya sama aku." Kata mutiara akhirnya setuju dengan ucapan Reza.
"Nah, gini kan baru sesuai. Ya udah yuk langsung duduk." Kata Reza menjawab ucapan mutiara.
"Oke." Hanya satu kata ini lah yang di berikan oleh mutiara untuk membalas ucapan Reza.
Kembali lagi pada Gani, ia yang sedang berlari kencang akhirnya telah sampai di parkiran.
"Huh... Huh... Huh... akhirnya sampai juga. Capek banget sih." Kata Gani yang telah sampai di parkiran dan sedang mengatur kembali napasnya yang tak beraturan karena habis lari kencang.
Sekitar beberapa detik, akhirnya napas Gani mulai kembali normal. Di lihat lah ke sekeliling parkiran oleh Gani. Terutama letak mobil Aldiano yang ada di parkiran ini. Lebih ia perhatikan dengan detail.
Saat pandangan ia telah tertuju ke arah mobil Aldiano di parkir. Begitu terkejutnya ia, saat tiba - tiba mobil Aldiano sudah tidak da di tempat.
"Lah ko mobil nya tuan gak ada." Kata Gani yang melihat tempat parkir mobil Aldiano kini telah kosong.
"Itu artinya aku di tinggal dong di sini. Argh... tuan ko tega banget sih. Terus sekarang aku harus kaya gimana? apalagi aku gak pegang dompet." Kata Gani yang mulai kebingungan harus seperti apa lagi saat ia telah mengetahui bahwa ia di tinggalkan oleh Aldiano.
"Nasib, nasib. Hari ini aku banyak banget ngalami hal yang gak baik. Gani kamu sebenernya punya salah sama siapa sih, sampai dapet terus hal yang merugikan." Kata Gani berbicara pada dirinya sendiri.
"Apa karena kejadian tadi ya, saat aku mau nolong cewek yang di buat jatuh sama tuan tapi gak jadi. Sekarang aku malah dapet hukuman karena kejadian itu. Hem... kalau karena itu, di lain waktu aku gak akan ngulangi lagi. Ntar bisa - bisa kalau aku ulangi lagi aku bakal dapet yang jauh lebih susah dari ini. Argh... gak mau." Kata Gani melanjutkan lagi ucapannya.
"Terus sekarang aku harus kaya gimana? mana uang gak ada, masa iya jalan kaki. Jarak dari sini ke kantor kan lumayan jauh. Kalau jalan kaki bisa - bisa sampai malem datang ke sananya." Kata Gani pada diri nya sendiri.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments