Prank... Prank...
Suara benda yang terjatuh dari meja Aldiano saat ini. Sehingga mengakibatkan benda tersebut berada di berbagai tempat.
Ada yang berada di bawah meja, ada yang sedikit jauh dari meja, dan bahkan ada yang jauh dari meja.
Membuat ruangan Aldiano pun kini tak serapih sebelumnya karena banyak nya benda - benda yang berserakan di bawah meja dan sekitar bawah meja.
Tak hanya itu, Aldiano pun mulai berteriak gak jelas karena mendengar pembatalan kontrak. Bahkan hampir saja ia pun mengeluarkan kata - kata kasar.
"Argh... Argh... kenapa jadi kaya gini."
"Semua ini berawal dari pertemuan dengan pak Abraham yang terlambat sehingga membuat semua nya memutuskan kontrak juga. Argh... Argh..."
"Pak Abraham kenapa harus kaya gini sih. Hem... semua ini karena bapak, sekarang perusahaan saya mengalami semua ini. "
"Argh... breng... sabar Aldiano sabar, jangan sampai bilang kaya gitu. Astaghfirullah..." Kata Aldiano yang hampir saja mengatakan kata yang kurang pantas. Namun, kemudian ia tersadar hingga akhirnya ia pun mengucapkan istighfar sambil mengelus dadanya.
Tak lama setelah itu, terdengar suara ketukan pintu lagi di luar ruangan Aldiano.
Tok... Tok...
"Siapa?" Kata Aldiano pada seseorang yang ada di luar ruangannya.
"Gani tuan" kata seseorang yang berada di luar ruangan Aldiano ternyata Gani.
"Ada apa?" Kata Aldiano membalas ucapan Gani dengan sebuah pertanyaan.
"Boleh saya masuk" kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Iya" kata Aldiano membalas ucapan Gani hanya dengan satu kata.
Ceklek...
Pintu ruangan Aldiano pun kini telah terbuka dengan sempurna. Gani kemudian langsung melangkahkan kaki menuju tempat Aldiano.
Namun, sebelum itu terjadi ia sempat kaget karena melihat ruangan Aldiano yang biasanya selalu rapih kini malah berantakan penuh dengan benda - benda yang berserakan di lantai.
"Ini... saya gak salah masuk ruangan kan. Ko bisa jadi kaya gini."
"Mana berantakan lagi seperti kapal pecah."
"Hem... pas gak ya saya datang di saat situasi seperti ini."
"Kalau gak pas bisa - bisa ntar saya di marahin sama tuan." Kata Gani yang berbicara di dalam hatinya.
Aldiano yang melihat Gani yang terdiam mulai bertanya pada Gani.
"Kamu... kenapa diem di sana aja. Nggak akan ada pergerakan." Kata Aldiano pada Gani denga suara yang cukup keras.
Gani yang mendengar ucapan Aldiano. Sempat kaget karena suara Aldiano yang cukup keras itu.
"Eh... iya tuan, maaf. Saya akan ke sana." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Terus kenapa masih diem." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Ini langsung ke sana ko tuan." Kata Gani yang seketika langsung bergegas mendekati Aldiano.
"Hem... saya tau kenapa kamu barusan diem." Kata Aldiano yang telah melihat Gani kini hampir berada di hadapannya.
"Maksudnya tuan." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Kamu liat semua ke kacauan di ruangan ini kan. Barang - barang yang jatuh dan berserakan di mana - mana." Kata Aldiano menjelaskan ucapannya pada Gani.
Gani pun menjawab ucapan Aldiano dengan menganggukkan kepalanya.
"Tau siapa penyebab semua ini bisa terjadi?" Kata Aldiano bertanya pada Gani.
Gani lalu menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari ucapan Aldiano barusan.
"Bagus, bagus banget. Patut di berikan dua jempol. Padahal semua kekacauan ini bermula dari kamu sendiri penyebabnya." Kata Aldiano yang terdengar seperti sedang menahan emosi.
"Saya tuan." Kata Gani yang malah menunjuk dirinya sendiri.
"Ya, kamu penyebab semua ini." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Ko bisa saya yang jadi penyebabnya." Kata Gani yang merasa aneh kenapa ia yang harus jadi penyebab kekacauan yang terjadi di ruangan Aldiano.
"Karena ini gak akan terjadi jika kamu tidak lupa dengan jadwal pertemuan dengan perusahaan pak Abraham hari ini. Kamu tau sekarang perusahaan mengalami banyak kerugian. Dan semua ini berawal dari pertemuan dengan pak Abraham yang tidak jadi kita hadiri." Kata Aldiano menjelaskan pada Gani.
"Jadi itu artinya, perusahaan pak Abraham sudah membatalkan kontrak kerja sama tuan." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Ya, ucapan kamu benar. Bahkan tak hanya itu, hampir lebih dari sepuluh perusahaan membatalkan kontrak kerja sama dengan perusahaan ini. Sekarang kamu puas, telah membuat perusahaan ini menjadi seperti ini. Hah..." Kata Aldiano yang mulai emosi.
"Tidak tuan, saya tidak bermaksud untuk membuat perusahaan tuan jadi seperti ini." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Ck... tapi buktinya kamu telah melakukan semua ini." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Maaf tuan, saya minta maaf yang sebesar - besar nya sama tuan atas kejadian ini semua." Kata Gani meminta maaf pada Aldiano.
"Maaf kamu ini gak akan mengembalikan semuanya. Kamu tau kan itu." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Iya tuan, sekali lagi saya minta maaf." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Saya pamit tuan." Kata Gani kini membuat Aldiano semakin geram dan emosi.
"Pamit kamu bilang, kamu mau pamit kemana?" Kata Aldiano dengan suara keras.
"Pamit untuk tak bekerja lagi di sini tuan." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Apa? Saya gak salah dengar kamu mu pamit dari perusahan. Sementara perusahaan lagi dalam keadaan seperti ini atas ulah kamu. Ckckck... Ckck... mana sikap tanggung jawab kamu." Kata Aldiano yang kaget dengan jawaban dari Gani.
"Maaf tuan, bukannya tadi tuan yang minta saya untuk mengemasi barang - barang saya di perusahaan. Bukan kah itu artinya saya sudah tidak bekerja lagi di perusahaan tuan." Kata Gani menjelaskan mengapa ia pamit pada Aldiano.
"Bagus, bagus banget. Ya, saya memang berkata seperti itu, tapi kamu memangnya tak akan bertanggung jawab dengan kekacaaun yang kamu perbuat ini." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Jika saya masih bekerja di sini. Saya pasti akan bertanggung jawab tuan mengembalikan perusahaan seperti semula. Tapi jika saya sudah tak bekerja lagi. Saya pun akan bertanggung jawab dengan mengganti kerugian yang terjadi. Walau masih sebagian yang dapat saya pertanggung jawab kan." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Jadi sekarang tunggu apa lagi. Buatlah perusahann kembali stabil." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
Bahkan sampai membuat Gani tak percaya dengan ucapan terakhir yang ia dengar dari Aldiano.
"Bentar tuan, jadi maksudnya tuan. Saya masih bekerja di perusahaan tuan." Kata Gani bertanya pada Aldiano.
"Bukan kah barusan saya bilang ke kamu. Kenapa harus di tanyain lagi." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Saya takut salah menyimpulkan tuan. Dan makasih karena tetap mempekerjakan saya." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Hem... sana." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Sana maksudnya, apa tuan." Kata Gani yang merasa aneh dengan ucapan Aldiano.
"Ya sana, kembali ke ruangan kamu dan beresin lagi barang - barang kamu yang sudah di beresin biar tertata seperti semula." Kata Aldiano membuat Gani tak menyakangka bahwa ucapan Aldiano benar adanya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments