"Ya karena tadi tuh kan aku gerah dan pegel karena terus - terusan pake helm. Makannya aku buka dulu. Eh... malah kena kotoran burung." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Hem... lain kali jangan di ulangi lagi biar nggak kena kotoran burung. Hahaha... hahaha... hahaha... Oopppss sorry aku keceplosan." Kata Rindi yang langsung menutup mulutnya karena menertawakan Yeni.
Yeni yang di tertawaan oleh Rindi menjadi sedih karena Rindi begitu tega malah menertawakannya. Bukan membantu tapi malah menertawakan bukannya itu sangat tega.
"Hem... kamu tega banget Rindi malah tertawain aku. Sedihnya hiks... hiks..." Kata Yeni membalas ucapan Rindi dengan pura - pura menangis.
"Ya ampun, maaf Yeni aku nggak percaya kamu nangis. Lagi pura - pura ya." Kata Rindi yang malah di luar dugaan Yeni saat menjawab ucapan nya.
"Ko kamu gitu sih, aku beneran nangis loh ini. Kamu nggak bisa bedain. Aku yang beneran nangis sama pura - pura. Liat nih ada air matanya, masa di bilang pura - pura." Kata Yeni membalas ucapan Rindi dengan sedikit emosi bahkan memperlihatkan air matanya pada Rindi.
Rindi yang melihat ucapan Yeni yang seperti itu, menjadi tak enak karena sudah bilang yang bukan - bukan.
"Aduh gimana nih? Yeni ternyata beneran nangis aku kira lagi pura - pura. Mana bingung lagi harus ngapain." Kata Rindi yang berbicara di dalam benaknya.
"Ayo Rindi berpikir kamu pasti bisa buat Yeni nggak marah lagi."
"Hem... tapi kenapa sih ini? kalau dalam keadaan kaya gini pikiran aku mendadak susah banget cari solusi."
"Apa karena panik ya, hem... sepertinya aku harus berusaha agar tak panik dulu. Biar cepet dapat solusi."
Itulah kata - kata yang Rindi keluarkan saat bicara di dalam benaknya.
"Hey... Rindi ko kamu bengong sih. Nggak mau jawab lagi ucapan aku apa kaya gimana? tega ya kamu." Kata Yeni yang menunggu rindi cukup lama untuk menjawab ucapannya itu.
Namun, sampai menunggu beberapa menit Rindi tak kunjung menjawab ucapannya itu. Sehingga ia langsung mengeluarkan suaranya lagi pada Rindi.
"Ih... gak gitu Yeni. Aku lagi berpikir dulu. Takut salah bicara lagi. Ntar kamu makin banyak nangis nya. Kan bisa berabe kalau kaya gitu." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
"Bisa aja ngeles nya, lagi pula aku juga tau kali kamu tuh gak terima..." Kata Yeni yang langsung di potong ucapannya oleh Rindi.
"Bentar deh, ko malah ada kata gak terima. Gak terima apa?" Kata Rindi yang heran dengan ucapan Yeni.
"Makannya kalau orang bicara itu di dengerin dulu sampai selesai. Baru di jawab, bukan malah di potong di tengah jalan. Jadi bingung sendiri kan kalau kaya gitu." Kata Yeni yang mengomeli Rindi karena telah memotong ucapannya.
"Hem... aku potong ucapan kamu barusan kan karena kamu yang salah. Kelamaan bicaranya dan kaya yang aneh gitu. Makannya langsung aku potong." Kata Rindi membalas ucapan Yeni sesuai dengan yang ia rasakan.
"Terserah kamu lah, pusing lama - lama bicara sama kamu tapi kamu gak mau ngalah. Capek deh." Kata Yeni yang langsung menepuk jidat nya saat telah menyelesaikan ucapannya.
"Bukan aku namanya kalau harus ngalah. Kamu nih ko jadi pelupa." Kata Rindi yang malah menyalahkan Yeni.
"Hem..." Kata Yeni sambil memutarkan bola matanya karena males membalas ucapan Rindi.
"Ih... ko gitu sih responnya, apalagi tuh mata kamu Yeni. Kenapa harus di putar gitu sih." Kata Rindi yang tak terima dengan respon Yeni.
"Oh... soal ini, emangnya gak boleh ya mata aku di putar seperti itu." Kata Yeni membalas ucapan Rindi sambil bertanya pada Rindi.
"Gak... boleh..." Kata Rindi penuh dengan penekanan saat membalas ucapan Yeni.
"Kalau gak boleh, emang ada larangannya." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Ada" hanya satu kata inilah yang Rindi keluarkan saat membalas ucapan Yeni.
"Sejak kapan ada nya?" Kata Yeni yang semakin penasaran.
"Sejak tadi, kemarin nya lagi dan kemarin nya." Kata Rindi membalas asal ucapan Yeni.
"Hem... aneh gak sih, ko tiba - tiba ada larangan yang seperti itu." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Gak aneh," kata Rindi langsung menjawab ucapan Yeni.
"Itu sih menurut kamu. Tapi kalau menurut aku mah aneh."
"Gak ya gak"
"Tapi gak bisa gitu lah, setiap orang juga punya hak nya masing - masing buat berpendapat."
"Iya tapi kan..."
"Bentar deh Rindi ko kita malah jadi debat ya, bukannya cari solusi buat ilangin kotoran burung di rambut aku. Ko malah ngelantur kemana - mana ya." Kata Yeni yang mulai sadar bahwa saat ini mereka sudah berbicara terlalu jauh dari yang mereka bicarakan sebelumnya.
Kemudian Rindi pun berpikir dan mengingat - ingat terlebih dahulu sebelum menjawab ucapan Yeni.
Dan setelah ia mengingat kembali, ternyata memang benar ada nya bahwa saat ini mereka berbicara sudah terlalu jauh.
"Iya bener ucapan kamu itu Yeni. Kenapa sampai bahas hal kaya gitu ya." Kata Rindi yang telah selesai berpikir.
"Aku juga gak tau, tapi ya udah deh setidaknya sekarang kita udah sama - sama sadar bahwa ucapan kita itu udah jauh banget. Sekarang lebih baik kamu bantu berpikir caranya biar kotoran burung ini ilang di rambut aku." Kata Yeni membalas ucapan Rindi.
"Hem... iya aku bantu." Kata Rindi membalas ucapan Yeni.
Yeni dan Rindi pun mulai memikirkan solusi agar kotoran burung di rambut Yeni bisa hilang dengan segera.
Tak lama setelah berpikir Rindi mulai mengeluarkan suaranya kembali.
"Yeni aku udah ada nih solusi nya." Ini lah kata yang Rindi keluarkan setelah berpikir.
"Apa?" Kata Yeni yang penasaran dengan solusi dari Rindi.
"Gimana kalau kamu pergi pulang aja ke rumah kamu. Terus mandi dan sekalian deh bersihin rambut kamu dari kotoran burung itu." Kata Rindi memberitahukan Yeni tentang solusi nya.
"Yey... kalau kaya gitu mah udah dari tadi aku lakuin kali Rindi. Kamu kan tau sendiri ini masih jam sekolah, kalau aku pulang ntar malah banyak pertanyaan." Kata Yeni yang tak habis pikir dengan solusi yang Rindi berikan pada dirinya.
"Eh... iya ya, ko aku jadi lupa. Hem... maaf, tapi kamu tenang aja Yeni aku punya solusi lain ko." Kata Rindi yang baru menyadari ucapannya.
"Apa solusi lainnya?" Kata Yeni yang tak sabar dengan solusi yang ke dua dari Rindi.
"Ini loh Yeni, kamu kan bisa pergi ke salon buat keras. Sama sekalian aku juga mau dong." Kata Rindi memberitahukan solusi ke dua nya pada Yeni.
"Hem... solusi yang ke dua ini memang bagus sih. Tapi yang ucapan terakhir kamu nya yang kurang bagus." Kata Yeni membalas ucapan Rindi sesuai dengan apa yang ada.
"Jangan gitu lah Yeni, aku kan juga pengen. Boleh ya, sekalian gitu." Kata Rindi membujuk Yeni untuk memenuhi permintaannya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments