"Tuan" panggil Gani pada Aldiano.
"Iya" kata Aldiano membalas panggilan Gani.
"Saya udah pilih salah satu rencana yang di buat oleh tuan." Kata Gani pada Aldiano.
"Lalu rencana yang mana yang kamu pilih." Kata Aldiano yang sudah penasaran sedari tadi dengan jawaban Gani.
"Kalau menurut saya tuan, rencana yang ke dua." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
"Hem... bagus saya juga udah kepikiran untuk lakuin rencana yang ke dua ini. Beruntung sekarang jawaban kamu sama dengan yang saya pikirkan. Jadi sekarang saya minta kamu segera lakuin rencana tersebut." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Baik tuan, kalau begitu saya izin untuk keluar dan melakukan rencana yang di buat tuan." Kata Gani yang langsung meminta izin untuk pergi menigalkan ruangan Aldiano.
Aldiano yang mendengar ucapan Gani langsung menjawab ucapan Gani.
"Silahkan, saya tunggu kabar baik dari rencananya." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
"Baik tuan, saya permisi." Kata Gani membalas ucapan Aldiano.
Kemudian Gani pun mulai berdiri dari posisi duduknya. Setelah berdiri Gani kemudian bergegas meninggalkan ruangan Aldiano tanpa menunggu jawaban dari Aldiano lagi.
Aldiano yang seperti akan menjawab, tetapi tak ia teruskan sehingga ia pun tidak jadi menjawab ucapan Gani.
Tap... Tap...
Langkah kaki yang terdengar pun kini sudah mulai tak terdengar lagi.
Karena Gani sudah pergi dari ruangan Aldiano untuk melakukan rencana yang Aldiano buat.
Di dalam perjalanan menuju ruangannya Gani pun sempat berbicara dan menggerutu mengenai rencana Aldiano yang ia pilih.
"Hem... saya kira tuan mau lakuin sendiri rencananya. Eh... ternyata saya yang harus lakuin rencananya. Gani, Gani terlalu yakin sih. Makannya jadi gak kenyataan apa yang kamu yakini itu. Ckckck... Ckckck..." Kata Gani yang berbicara pada dirinya sendiri dengan menggerutu.
Tak lama setelah Gani selesai berbicara. Gani kini mulai melangkahkan langkah kakinya dengan cepat.
Sampai tak terasa kini ia sudah tepat berada di depan ruangannya.
Tangan Gani lalu mulai bersiap untuk membuka pintu. Dengan secara perlahan demi perlahan pintu kini mulai di buka oleh Gani
Ceklek...
Pintu kini telah di buka dengan sempurna dan Gani mulai memasuki ruangnya.
Tap... Tap...
Langkah kaki Gani yang kini mulai memasuki ruangnya. Setelah masuk Gani kemudian duduk di kursi khususnya.
Dengan menghela napas sebanyak tiga kali. Kini Gani mulai membuat rencana untuk memulai rencana yang di buat oleh Aldiano.
Sekitar satu setengah jam baru lah ia selesai melakukan rencana yang di buat oleh Aldiano tersebut.
"Akhirnya beres juga. Mana pegel lagi. Tuan nih paling bisa buat saya seperti ini. Hem..." Kata Gani setelah menyelesaikan rencananya.
Baru saja ia akan duduk untuk merilekskan tubuh nya. Tiba - tiba ia mendapatkan panggilan dari Aldiano.
Tut... Tut...
"Ya ampun siapa sih? gak tau apa lagi capek." Kata Gani yang emosi dengan orang yang menghubunginya saat ini. Tanpa ia lihat siapa penelpon itu terlebih dahulu dari hanphone miliknya itu.
Saat ia telah melihat hanphone miliknya. Ia pun mulai mengontrol emosi nya agar tidak emosi lagi.
"Aduh... ini tuan lagi yang telpon. Gani ayo coba tenangin dulu diri kamu. Jangan sampai tuan tau kalau kamu barusan habis marahi tuan. Kalau sampai ketahuan bisa berabe ntar." Kata Gani berbicara pada dirinya sendiri.
"Tarik napas buang, tarik lagi buang lagi, tarik lagi buang. Oke sekarang sudah mulai tenang." Kata Gani yang saat ini sedang menarik napasnya untuk meredakan emosi.
Tak lama setelah suasana hatinya mulai membaik. Ia langsung menjawab panggilan Aldiano.
"Gani" kata Aldiano di dalam telpon memanggil Gani.
"Iya tuan" Kata Gani menjawab ucapan Aldiano.
"Kenapa kamu belum kabarin saya lagi. Saya udah nunggu kamu lama. Kenapa gak ada kabar sama sekali. Kamu kerjain kan rencananya." Kata Aldiano memjawab ucapan Gani di dalam telpon.
"Banyak bener sih tuan tanyanya. Hem... bikin pusing." Kata Gani berbicara di dalam hatinya sebelum menjawab ucapan Aldiano.
"Maaf tuan saya belum sempat ngabarin tuan. Karena saya lagi sibuk mengngerjakan rencana yang di buat tuan." Kata Gani menjawab ucapan Aldiano.
"Hem... lalu sekarang udah selesai ngerjain nya." Kata Aldiano bertanya pada Gani.
"Udah tuan baru saja saya selesaikan." Kata Gani menjawab sesuai dengan keadaan yang terjadi.
"Bagus, kalau gitu sepuluh menit lagi temuin saya, saya pengen liat rencana yang kamu buat itu." Kata Aldiano membalas ucapan Gani.
Kemudian Gani pun mulai berbicara di dalam hatinya sebelum menjawab ucapan Aldiano.
"What? Sepuluh menit gak sekalian lima menit aja tuan. Cepet banget sih, saya kan mau tiduran bentar. Hem... malah gak boleh." Kata Gani yang terkejut dengan ucapan Aldiano.
Aldiano yang tak mendengar lagi jawaban dari Gani langsung mengeluarkan suaranya.
"Berhubung kamu diam dan gak menjawab ucapan saya. Itu artinya kamu setuju dengan yang saya minta barusan ke kamu. Oke, temuin saya sekitar sepuluh menit lagi." Kata Aldiano pada Gani.
Di saat Gani akan menjawab ucapan Aldiano. Tiba - tiba sambungan telpon itu malah di putuskan oleh Aldiano.
"Tuan, hallo tuan, tuan..." Kata Gani yang memanggil - manggil Aldiano tetapi tak kunjung di jawab sama sekali ucapannya itu oleh Aldiano.
"Ini tuan ko gak jawab ya panggilan saya. Apa di matiin telponnya." Kata Gani yang mulai curiga bahwa telpon yang berlangsung ini sudah di akhiri sepihak oleh Aldiano.
Dengan masih berpikiran positif ia pun mulai melihat layar handphone miliknya dan di saat ia telah melihat. Begitu terkejutnya ia karena sambungan telpon itu benar - benar sudah terputus.
"Ya ampun tuan, tega bener sih sama saya. Baru juga mau saya jawab, tuan malah udah matiin telponnya." Kata Gani di dalam hatinya.
"Nasib, nasib. Sabar ya Gani namanya juga tuan. Pasti bebas sesuka hatinya. Hem... sekarang harus banyak - banyak sabar aja ya." Kata Gani memberikan pengertian pada dirinya sendiri.
"Ya itu memang seharusnya. Kalau gak kaya gitu. Masa iya langsung marah - marah ke tuan. Kan terkesan tak baik kalau harus lakuin itu. Jadi ya Pasti sabar." Kata Gani yang masih melanjutkan ucapannya dengan berbicara di dalam hatinya.
"Hem... bagus kalau mau sabar." Kata Gani pada dirinya sendiri.
"Itu udah sedari dulu ku lakukan." Kata Gani menjawab lagi ucapan dari dirinya.
"Hem... sekarang lebih baik duduk santai dulu aja sambil ilangin pegel." Kata Gani kemudian memutuskan untuk merilekskan tubuh nya.
Sampai tak terasa waktu sepuluh menit pun telah habis. Ia yang masih pengen duduk santai dengan terpaksa dan sangat terpaksa. Mulai bergegas menuju ruangan Aldiano.
"Udah sepuluh menit aja. Padahal baru juga ngerilekskan tubuh, sekarang udah gak bisa lagi."
"Sabar ya Gani nanti setelah selesai temuin tuan. Kamu masih bisa ko rilekskan tubuh kamu."
"Ayo sekarang langsung temuin tuan."
Itu lah kata - kata yang Gani keluarkan saat ia berbicara pada dirinya sendiri.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐
semakin seru ceritanya
2023-10-11
1