#14 Ibu Kota Nachtion (Kencan Pertama)

Sangat lelah. Itulah yang Yanneta rasakan begitu sampai di kamarnya. Rasanya seluruh tenaganya telah di sedot oleh Lord Voldemort.

"Apakah anda ingin istirahat atau makan dulu nona? Anda belum makan sejak pagi tadi." Tanya Marta.

"Tidak. Aku ingin tidur saja." Jawab Yanneta seraya melepas gaun yang dia kenakan.

Marta dengan cekatan membantu Yanneta berganti pakaian yang nyaman.

"Jika butuh sesuatu saya ada di luar."

Yanneta mengangguk.

Begitu pintu tertutup Yanneta melemparkan tubuhnya ke atas empuknya kasur. Dia melakukan peregangan dengan menarik tangan dan kakinya kuat-kuat. Uap kantuk pun segera datang.

"Ya Tuhan, apa lagi ini." Gerutunya saat mengingat kejadian tadi.

Wajah Lionel langsung terlintas di benaknya.

"Hari ini hari pertama kita."

"Hari apa?"

"Hari menjadi kekasih Yanneta."

"Yang Mulia maaf sebelumnya, mungkin anda salah paham."

Yanneta mencoba mengelak.

"Tidak. Saya tidak salah paham lagi."

"Saya memang menyukai anda, tapi saya tidak berpikir sejauh ini."

Mata Yanneta terbelalak saat melihat Lionel yang hampir menangis. Matanya bahkan berkaca-kaca.

"Yanneta keterlaluan." Ucap Lionel lirih.

Ingin rasanya menampar pipinya sendiri. Bagaimana dia tega membuat orang favoritnya hampir menangis begini. Benar, dia sendiri memang tega.

"Maaf maksudnya saya bukan begitu Yang Mulia. Saya hanya terkejut." Mengelak dengan cara anggun.

"Yanneta terus mendekati saya, kemudian menyatakan perasaan suka pada saya, lalu sekarang saat saya sudah mulai suka dengan Yanneta, Yanneta mau meninggalkan saya bukan?"

Ini penyiksaan cara baru. Ya, Yanneta setuju. Dia lebih baik ditampar atau dijambak dari pada disiksa Lionel seperti ini.

"Yang Mulia Duke tenanglah." Yanneta berusaha mendekat.

"Leo, panggil aku Leo."

"Ya?"

Yanneta hampir saja berteriak, "Tolong jangan seperti ini." Tapi dia tidak bisa. Di depannya sekarang adalah Lionel Soveil, pria nomor satu di Zagc.

"Saya sudah menyatakan perasaan saya, jadi tidak apa-apa saling memanggil nama diantara kekasig bukan?"

"Yang Mulia tunggu dulu. Tolong beri saya waktu berpikir." Yanneta menekan pelipisnya yang sakit. Dia butuh berpikir.

Lionel tiba-tiba menarik tangannya dari pangkuan Yanneta.

"Apakah Yanneta bohong soal menyukai saya?"

Yanneta tertohok. Tenggorokannya kehilangan kata-katanya.

"Yanneta terus berusaha untuk menolak saya. Bukankah Yanneta mengatakan menyukai saya, kenapa Yanneta ingin melarikan diri saat saat saya menyatakan perasaan saya?"

Game over. Yanneta benar-benar sudah tertangkap. Dia tidak akan bisa melarikan diri lagi. Dia terus lupa jika Lionel Soveil adalah pria paling peka di seluruh Zagc. Gelar swordmaster bukanlah tanpa bakat dan keahlian. Dia akui ketajaman Lionel tidak ada duanya.

"Tidak. Saya memang menyukai Duke."

Lionel mengerutkan dahinya.

"Jadi hari ini hari pertama bukan? Senang bisa menjadi kekasih Yang Mulia."

"Leo."

"Maaf saya perly waktu."

"Baiklah. Saya akan menunggu hari dimana Yanneta memanggil saya dengan nama saya."

Yanneta tersenyum hambar.

"Sekarang kita adalah kekasih."

Yanneta mengangguk dengan pasrah.

"Terima kasih Yanneta." Lionel meraih tangan Yanneta kemudian menciumnya.

Perasaan Yanneta campur aduk. Otaknya sudah tidak bisa berpikir lagi. Dia ingin kabur. Ingin segera pergi dari sini.

"Besok saya akan menjemput anda."

"Ya?"

"Saya ingin mengajak Yanneta jalan-jalan untuk memperingati hari pertama kita."

Mau tidak mau Yanneta meresponnya dengan senyum paling tulus darinya.

*

"Duke sudah di bawah nona."

Yanneta mengangguk.

Semalam dia telah berpikir banyak. Masih ada waktu kurang lebih dua bulan lagi untuk Lionel dan Rose bertemu. Mereka ditakdirkan saling jatuh cinta. Meskipun muncul karakter tambahan, sepertinya cerita tidak akan berubah.

Dia merasaki tubuh Yanneta Rainhart sebelum cerita dimulai. Maka apa yang terjadi saat ini biasa dianggap hanya cerita pendukung untuk membuat para tokoh utama menonjol.

Maka dia akan menikmati waktu dua bulan ini. Bukan hanya sebagai Yanneta Rainhart tapi juga sebagai kekasih Duke Soveil. Setidaknya saat Lionel dan Rose bertemu mereka bisa berpisah dengan baik-baik. Tidak ada ruginya.

Dia bisa terus dekat dengan Lionel sebagai pemeran utama favoritnya. Siapa coba yang mau melewatkan kesempatan emas ini. Menjadi kekasih Duke Soveil yang palinh diinginkan banyak orang di Zagc ini.

"Ketika pemeran utama wanita muncul mari tinggalkan pemeran utama pria dengan damai. Setidaknya dia tidak akan membunuhku karena kita pernah memiliki hubungan yang baik."

Nyawa Yanneta terselamatkan dengan baik. Dia diam-diam lega. Tahu banyak tentang kutukan Hell sewaktu-waktu bisa mengancam jiwanya. Keputusan Yanneta telah bulat. Dia akan menjadi kekasih sementara Lionel sampai dia bertemu Rose dua bulan lagi.

"Anda menunggu lama?" Suara Yanneta jernih. Dia telah membersihkan semua pikiran negatif di kepalanya.

"Aku pasti sudah gila jika menolak orang setampan ini. Ayo cintai dia dan saatnya tiba ayo lepaskan. Ayo bersenang-senang selama dua bulan ini."

Bibir Lionel tersenyum melihat Yanneta.

"Gila senyumnya! Orang setampan ini kenapa bisa suka padaku ya? Ah entahlah. Dia juga nanti akan segera berpaling setelah bertemu Rose. Terserah apapun alasannya, aku juga bodo amat." Gumam Yanneta dala. Hati.

"Yanneta hari ini sangat cantik. Seperti biasanya."

"Alamak! Siksaan baru macam apa ini. Tolong Tuan Duke, kata-katanya dijaga ya. Ini hati bisa hancur berantakan."

"Yang Mulia juga sama, tampan seperti biasanya."

Wajah Lionel memerah. Dia menyembunyikan senyum kecilnya dibalik salah satu tangannya.

"Saya ingin mengajak Yanneta ke suatu tempat."

"Dimana itu?"

"Yanneta akan tahu saat kita santai."

Yanneta mengangguk tanpa banyak tanya. Kereta kuda segera meninggalkan mansion Rainhart menuju Naction. Kota tersibuk di Zagc. Kota yang tidak pernah tidur. Meskipun malam hari, Naction terang benderang seperti siang hari.

Bangunan tinggi yang berbaris rapi, keramaian lalu lintas hingga orang berlalu-lalang, menghiasi Nachtion di siang hari. Saat malam hari suasana menjadi syahdu ketika lampu jalanan dinyalakan. Tidak heran jika kota ini menjadi jantung kota Kekaisaran Zagc.

"Dimana kita?"

Di sebuah gang kecil yang sepi kereta berhenti. Mereka tiba di bangunan yang tidak jauh beda dengan yang dia lihat tadi. Sebuah papan nama tertulis samar-sama. Kayunya sangat tua namun masih kokoh.

Herman Modeste.

"Tempat teman lama." Jawab Lionel.

Sekilas tempat itu tertutup. Tidak ada pelanggan satupun terlihat. Yanneta mulai membandingkannya dengan tempat di jalan utama tadi. Meskipun tidak menikmati waktu jalan-jalan di Nachtion, Yanneta cukup tahu jika tempat ini tidak ada pelanggan.

Klang.

Bel berbunyi ketika pintu di buka.

"Selamat datang Yang Mulia. Sudah lama sekali."

Seorang pria paruh baya mendekat kemudian memeluk Lionel. Tampak sangat akrab.

"Lama tidak bertemu paman. Bagaimana kabar anda?"

"Paman?" Tanya Yanneta dalam hati.

"Tentu saya sangat baik. Anda datang tanpa memberitahu lebih dulu. Ah ngomong-ngomong salam kepada Lady. Saya Herman Soppra. Fabian adalah anak saya."

Mata Yanneta membulat sempurna. Pantas saja wajahnya tampak akrab. Ternyata dia adalah ayah Fabian. Mengejutkan sekali. Seluarga Soppra tidak pernah muncul dalam baris cerita. Menyenangkan bisa bertemu dengan orang-orang ini.

"Perkenalkan saya Yanneta Rainhart. Senang bertemu dengan anda."

Kedua saling bertukar hormat.

"Ehem." Lionel menginterupsi keakraban salam mereka.

"Dia adalah kekasih saya paman." Jujur Lionel.

Yanneta yang belum terbiasa dengan kata kekasih tersentak kaget.

"Sungguh?" Herman sama terkejutnya.

Lionel mengangguk dengan senyum yang malu-malu.

"Wah luar biasa Duke, selamat! Akhirnya ada kegunaannya juga hidup lama." Tawa Herman meledak.

"Terima kasih paman." Senyum Lionel semakin cerah.

Satu-satunya orang yang tidak bergeming adalah Yanenta. Hari ini adalah pertama kalinya Lionel tersenyum sangat bebas. Bukan senyum dingin yang biasanya, benar-benar senyum.

Yanneta ikut tersenyum.

"Suatu kehormatan bisa bertemu dengan calon Duchess." Herman mendekati Yanneta kemudian memeluknya.

"Hah? Hah? Apah?" Yanneta linglung.

"Paman anda membuatnya bingung." Lionel menarik Yanneta ke belakang punggungnya. Seperti ingin menyembunyikannya.

"Ya ya saya tidak akan menggodanya." Herman kalah kemudian sedikit menyingkir.

"Maaf paman memang seperti itu orangnya. Yanneta baik-baik saja bukan?" Tanya Lionel dengan hati-hati memperhatikan Yanneta.

"Ya saya baik-baik saja. Anda terlihat sangat akrab."

"Paman Herman adalah sahabat ayah saya. Beliau adalah asisten pribadi mendiang Duke, sama seperti Fabian sekarang. Sudah menjadi tradisi jika tuannya meninggal makan dia juga harus keluar dari mansion." Tanpa diminta Lionel menjelaskannya dengan rinci.

"Saya mengerti. Terima kasih telah menjelaskannya. Tapi, kemana Tuan Fabian pergi? Dia tidak ikut dengan kita?"

"Fabian sedang ke toko perhiasan lebih dulu, dia akan segera menyusul kemari."

Yanneta mengedipkan matanya beberapa kali. Belum paham akan situasinya.

"Pakaian seperti apa yang anda inginkan Duke? Anda kemari untuk mengukur pakaian bukan?" Herman tiba-tiba muncul entah darimana.

"Ya, tapi kali ini bukan saya. Tapi Yanneta."

"Ah untuk Lady."

"Saya sedang tidak membutuhkan pakaian Yang Mulia." Sergah Yanneta cepat.

"Anda akan segera membutuhkannya Lady." Potong Herman.

"Paman benar Yanneta. Pagi tadi baru saja tiba surat undangan pesta kedewasaan Putri Gwinia."

"Ya?"

Bersambung...

Terpopuler

Comments

sowon

sowon

next Thor

2023-05-20

1

Raine

Raine

ceritanya menarik

2023-05-20

1

sylvia

sylvia

crazy up dong thor🥺

2023-05-20

1

lihat semua
Episodes
1 #1 Dunia Novel (Masuk ke Dunia Lain)
2 #2 Pesta Bangsawan (Pesta Putra Mahkota)
3 #3 Duke Soveil (Serangan Kutukan)
4 #4 Belati Hell (Rahasia Duke Soveil)
5 #5 Kutukan (Tentang Hell)
6 #6 Lady Rainhart (Wanita Misterius)
7 #7 Sebuah Undangan (Surat yang Ditolak)
8 #8 Ceroboh (Lidah yang Tergelincir)
9 #9 Sabtu Emas (Sebuah Paksaan)
10 #10 Zagc (Tamu Tak Diundang)
11 #11 Mantra Hell (Siapa yang Mengucapnya?)
12 #12 Apa yang Terjadi? (Setelah Serangan Kutukan)
13 #13 Menyatakan Perasaan (Pernyataan Balasan)
14 #14 Ibu Kota Nachtion (Kencan Pertama)
15 #15 Gwinia (Princess of Zagc)
16 #16 Pesta (Teman Tak Terduga)
17 #17 Serangan Lagi? (Love Potion)
18 #18 Sihir Hitam (Fakta Mengejutkan)
19 #19 Peninjauan Wilayah (Undangan Gwinia)
20 #20 Tea Party (Her Trap)
21 #21 Dimana? (Help Me!)
22 Pengumuman
23 #22 Perasaan (Tak Mampu Melepaskan)
24 #23 Merasa Dicintai (Kesalahan Manis)
25 #24 Menguak Misteri (Penyihir Hitam Gwinia)
26 #25 Ceritanya Mulai Salah (Verdian Zagc)
27 #26 Mencari Kebenaran (Dunia Paralel)
28 #27 Melihat Masa Depan (Tentang Verdian)
29 #28 Illusion (Berharap Selamanya)
30 #29 Badai (Count Rainhart)
31 #30 Bday Party (Pertemuan Tokoh Utama)
32 #31 Kekacauan (Tragedi Sihir Hitam)
33 #32 Memulai Kembali (Setelah Tragedi)
34 #33 Mencarimu (Yanneta Rainhart)
35 #34 Tiba di Ibu Kota (Mengunjungi Nachtion)
36 #35 Apakah Itu Kamu? (Tertampar Kenyataan)
37 #36 Finally (Menemukanmu)
38 #37 Jangan Pergi Lagi (Isi Hati Lionel)
39 #38 Mengakhiri Kesalahpahaman (END)
40 #1 Masa Depan Zagc (Extra Story)
41 #2 Balada Menara Zonix (Extra Story)
42 #3 The Greatest Soveil (Extra Story) (Fin)
43 EPILOG
Episodes

Updated 43 Episodes

1
#1 Dunia Novel (Masuk ke Dunia Lain)
2
#2 Pesta Bangsawan (Pesta Putra Mahkota)
3
#3 Duke Soveil (Serangan Kutukan)
4
#4 Belati Hell (Rahasia Duke Soveil)
5
#5 Kutukan (Tentang Hell)
6
#6 Lady Rainhart (Wanita Misterius)
7
#7 Sebuah Undangan (Surat yang Ditolak)
8
#8 Ceroboh (Lidah yang Tergelincir)
9
#9 Sabtu Emas (Sebuah Paksaan)
10
#10 Zagc (Tamu Tak Diundang)
11
#11 Mantra Hell (Siapa yang Mengucapnya?)
12
#12 Apa yang Terjadi? (Setelah Serangan Kutukan)
13
#13 Menyatakan Perasaan (Pernyataan Balasan)
14
#14 Ibu Kota Nachtion (Kencan Pertama)
15
#15 Gwinia (Princess of Zagc)
16
#16 Pesta (Teman Tak Terduga)
17
#17 Serangan Lagi? (Love Potion)
18
#18 Sihir Hitam (Fakta Mengejutkan)
19
#19 Peninjauan Wilayah (Undangan Gwinia)
20
#20 Tea Party (Her Trap)
21
#21 Dimana? (Help Me!)
22
Pengumuman
23
#22 Perasaan (Tak Mampu Melepaskan)
24
#23 Merasa Dicintai (Kesalahan Manis)
25
#24 Menguak Misteri (Penyihir Hitam Gwinia)
26
#25 Ceritanya Mulai Salah (Verdian Zagc)
27
#26 Mencari Kebenaran (Dunia Paralel)
28
#27 Melihat Masa Depan (Tentang Verdian)
29
#28 Illusion (Berharap Selamanya)
30
#29 Badai (Count Rainhart)
31
#30 Bday Party (Pertemuan Tokoh Utama)
32
#31 Kekacauan (Tragedi Sihir Hitam)
33
#32 Memulai Kembali (Setelah Tragedi)
34
#33 Mencarimu (Yanneta Rainhart)
35
#34 Tiba di Ibu Kota (Mengunjungi Nachtion)
36
#35 Apakah Itu Kamu? (Tertampar Kenyataan)
37
#36 Finally (Menemukanmu)
38
#37 Jangan Pergi Lagi (Isi Hati Lionel)
39
#38 Mengakhiri Kesalahpahaman (END)
40
#1 Masa Depan Zagc (Extra Story)
41
#2 Balada Menara Zonix (Extra Story)
42
#3 The Greatest Soveil (Extra Story) (Fin)
43
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!