Ayah Gauri terburu-buru menjalankan mobilnya menuju rumah sakit terdekat. Melihat kondisi istrinya yang lemah dan tidak berdaya membuatnya tidak tega membiarkannya berlama-lama. Didalam mobil Gauri juga ikut cemas melihat kondisi ibunya.
"Ibu, jangan sakit ... " kata Gauri dengan mata berkaca-kaca.
Citra hanya membalas kecemasan sang anak dengan senyuman mencoba memperlihatkan dirinya tidak apa-apa.
Sesampainya di rumah sakit Faisal segera memanggil suster dan dokter yang sedang berjaga untuk memeriksa istrinya. Citra pun langsung dinaikkan keatas kasur dan segera dibawa kedalam rumah sakit melalui pintu UGD diikuti Faisal dan Gauri dari belakang.
"Ayah, Ibu ga apa-apa kan?" tanya Gauri khawatir.
"Kita berdoa aja ya, Nak." jawab Faisal.
Setelah menunggu beberapa saat, dokter yang tadi menangani sang istri menemui Faisal untuk mengatakan sesuatu tentang keadaan istrinya. Dokter itu berkata bahwa mereka perlu melakukan rujukan ke spesialis kandungan. Mendengar itu Faisal sempat kebingungan dan tidak langsung menanggapi perkataan dokter tersebut. "Pak, maaf ini harus dirujuk sekarang ya," kata dokter kepada Faisal yang sama sekali tidak bergerak.
"Oh, ah iya Pak eh dok iya dirujuk saja sekarang," jawab Faisal.
Faisal dan Gauri kemudian menunggu diluar ruangan dokter spesialis kandungan selagi Citra diperiksa didalam. Faisal masih tidak mengerti dengan kondisi yang terjadi sekarang, namun hanya mengikuti arahan dari dokter saja.
"Atas nama Pak Faisal bisa masuk kedalam?" panggil suster.
Faisal pun masuk kedalam membawa Gauri bersamanya karena terlalu berbahaya jika ditinggal diluar. Didalam sudah ada dokter spesialis kandungan dan Citra yang sedang terbaring sambil memandang kearah mereka yang baru masuk.
"Pak, bisa mendekat kemari dan lihat disini," dokter itu menunjukan sesuatu dari sebuah layar. Ternyata ada sesuatu yang bergerak dari perut Bu Citra. Faisal masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat semakin mendekatkan dirinya ke layar untuk melihat lebih jelas.
"Dok, jadi? eh dok gimana ini?" tanya Faisal.
"Sebentar saya selesaikan ini lalu kita duduk bersama ya Pak, biar saya jelaskan," kata dokter.
Mereka pun duduk di meja dokter untuk mendengarkan penjelasan dari sang dokter.
"Selamat Pak, istrinya ternyata sedang hamil dan sudah memasuki minggu kelima," kata dokter.
"Kondisi lemah Istri Bapak tadi disebabkan oleh kehamilan awal yang biasanya memang berpengaruh kepada keadaan sang Ibu," ucap dokter.
"Jadi Istri saya sebenarnya baik-bak saja Dok? tidak ada sakit parah apa-apa kan?" tanya Faisal.
"Alhamdulillah tidak Pak, ini hanya gejala yang muncul di awal kehamilan," jawab dokter.
"Selamat ya, mau punya adek nih," kata dokter ke Gauri.
"Karena masih awal kehamilan harus banyak istirahat ya Bu, apalagi jika dilihat tadi kondisi kandungan masih sangat lemah," kata dokter. "Jadi saya resepkan beberapa vitamin untuk menguatkan janin dan ibunya ya."
Sesampainya dirumah Citra langsung dibawa oleh Faisal ke kamar untuk beristirahat. Karena sudah sangat larut Gauri juga segera bersih-bersih gosok gigi dan siap-siap untuk tidur. Ibu dan Ayahnya yang selalu sibuk membuat Gauri lebih mandiri sehingga sedikit memudahkan Faisal yang sekarang harus mendahulukan Citra yang masih lemah keadaannya.
Keesokan paginya kondisi Citra sudah cukup membaik sehingga sudah bisa menyiapkan sarapan untuk anak dan suaminya. "Ibu sudah sehat?" tanya Gauri. "Gauri seneng Bu punya adik, jadi ga sendiri lagi deh."
"Sekarang Gauri harus lebih mandiri ya, jangan manja lagi," kata Citra.
"Ih ... kapan aku manja-manja," kata Gauri.
Hari ini Citra ambil izin sakit dari tempat kerjanya jadi Faisal hanya mengantar Gauri ke sekolah kemudian langsung ke tempat kerjanya.
"Mas Aka ... " Mimin pembantu dirumah Caraka yang berteriak membangunkan Caraka yang masih saja belum bangun meskipun sudah dibangunkan dari 10 menit yang lalu. "Ayo dong Mas, udah jam berapa ini apa ga akan sekolah?"
Dengan menyeret tubuhnya Caraka terbangun dan segera menuju kamar mandi untuk bersiap-siap. Hari ini ada ujian disekolahnya sehingga dia tidak bisa izin tidak masuk. Kakek nya sedang keluar kota, sang nenek ada urusan dengan teman-temannya sehingga keluar rumah dari pagi.
Hal ini menyebabkan Mimin yang harus turun tangan langsung mengurus Caraka berangkat ke sekolah. Di depan sudah ada Pak Yanto dan Bimo yang sudah siap berangkat ke sekolah bersama Caraka.
"Tesnya kapan Ka?" tanya Bimo.
"Oh, kunjungan dari timnas Junior?" jawab Caraka. "Awal atau pertengahan bulan depan, tergantung kebagian jadwalnya kapan."
"Tiap hari latihan terus dong?" tanya Bimo lagi.
"Engga, jadwal latihannya masih kayak biasanya. Jam nya aja yang lebih lama," jawab Caraka.
Caraka dan Bimo yang satu sekolah langsung buru-buru masuk ke kelas karena ujian sudah hampir dimulai. "Kamu sih gara-garanya susah banget dibangunin jadi telat kan," kata Bimo sambil berlari.
"Berisik ah, cepet ayo nanti keburu mulai ujiannya," kesal Caraka.
Meskipun satu sekolah mereka ada di kelas yang berbeda, Bimo satu kelas dengan Mike sedangkan Caraka dikelas yang lain. Disela-sela kesibukannya latihan ternyata Caraka masih menyempatkan belajar untuk ujian hari ini jadi dengan tanpa kendala dia bisa menjawab soal-soalnya satu per satu.
Ditengah mengerjakan soal tiba-tiba dia memikirkan Gauri. Sudah hampir satu bulan sejak Caraka dan Gauri tidak bertemu, karena semenjak Ibunya hamil Gauri jadi lebih sering langsung pulang kerumah setelah sekolah untuk membantu pekerjaan Ibunya dirumah.
"Udah lama ga ketemu dia, kabarnya gimana ya?" gumam Caraka didalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments