Bagas mendengar kabar kedua temannya berhasil masuk ke dalam tim nasional junior dari ibunya. Pelatih mereka menanyakan kabar Bagas sembari memberi kabar tentang hasil pemilihan hari ini. Awalnya Sinta tidak sampai hati memberikan kabar ini kepada anaknya tapi Bagas terus saja bertanya. Diruangan masih ada Gauri dan Ayahnya yang juga sama-sama mendengar kabar hasil pemilihan hari ini.
"Kak Caraka keren banget bisa kepilih," gumam Gauri dalam hati. Sebenarnya tanpa dia sadari Gauri mulai mengagumi Caraka sama seperti dia mengagumi Bagas kakak sepupunya.
Di kursi penonton Fely neneknya Caraka dan Bimo saling berpelukan karena terlalu senang mendengar hasil pemilihan tadi. Fely tidak sabar untuk turun menemui cucu kesayangannya itu. Fely memberi kabar suaminya tentang cucunya, terdengar dari balik telepon suara bahagia yang mendengar cucu kesayangannya itu berhasil masuk ke tim nasional junior.
Karena dengan masuknya Caraka lebih memudahkan dia untuk bisa mengikuti banyak kompetisi-kompetisi nasional bahkan internasional mewakili negaranya, dan itu adalah sesuatu yang selalu dicita-citakan orang tua Caraka. Meskipun bukan bidang olahraga, orang tua Caraka memiliki impian agar anak mereka bisa menjadi kebanggaan keluarga bahkan negaranya di bidang akademis.
Acara pemilihan anggota baru tim nasional telah berakhir dan semua peserta sudah diperbolehkan bersih-bersih dan bisa langsung pulang setelahnya. Caraka dan Mike pergi ke ruangan loker bersama-sama, keduanya senang karena sama-sama bisa masuk ke tim nasional junior. "Sayang banget tapi ya Bagas gabisa ikut pemilihan hari ini, kalo ikut kita bertiga masuk semua nih pasti," kata Mike.
Dari kejauhan terdengar suara yang memanggil Caraka, ternyata itu neneknya dan Bimo yang dari tadi sudah tidak sabar ingin menemui Caraka. Melihat mereka berdua ada dibelakangnya membuat Caraka pun segera berlari menghampiri sang Nenek. Kedua tangan Fely terbuka bersiap menerima pelukan dari cucu kesayangannya itu. "Mama dan Papa kamu pasti bangga banget sama Caraka," kata Fely sambil memeluk hangat Caraka. "Tapi masih harus terus berlatih ya Ka, perjalanan masih panjang."
"Yah, Gauri nanti boleh ketemu sama kak Caraka?" tanya Gauri.
"Mau kapan? hari ini udah kesorean ah ... " jawab Faisal.
"Ke gedung olahraga itu yang biasa tempat latihan aja," kata Gauri.
"Yaudah iya besok aja ya," kata Faisal mau tidak mau mengiyakan.
Saat itu Gauri masih belum mengetahui bahwa mulai besok sebenarnya Caraka sudah tidak latihan di tempat lama nya, karena sekarang sudah ada di tim nasional junior Caraka harus pindah ke Stadion renang utama Jakarta.
Gauri sudah semangat dari pagi hari membayangkan bertemu dengan Caraka. Sudah banyak kata-kata selamat yang dia susun di dalam kepalanya untuk diberikan pada Caraka. "Cepet sarapan dulu baru boleh pergi,"kata Faisal pada anaknya yang belum memakan sarapannya tetapi hanya menatap kosong kedepan karena sibuk berfikir. "Iya iya Ayah ... "kata Gauri. "Kak Caraka biasanya latihan jam berapa ya Yah?"
"Kayak biasa Bagas aja mungkin Ri," jawab Faisal. "Udah yang penting makan dulu itu sarapannya Gauri."
Di waktu yang bersamaan Caraka sudah duduk dimeja makannya sendirian. Setelah ramai-ramai kemarin kehidupannya kembali seperti biasa, Nenek dan Kakeknya sudah berangkat ke kantor dari pagi karena ada rapat direksi. Fely ikut rapat juga karena dia masih jadi salah satu pemegang saham yang cukup besar diperusahaannya meskipun tidak turun langsung bekerja di kantor.
"Sepi lagi," gumam Caraka melihat kursi-kursi didepannya kosong.
"Ini Mas Aka sarapannya, hari ini latihannya udah mulai pindah ya?" tanya pembantunya.
"Iya, lebih deket dari sekolah tapi lebih jauh dari rumah," jawab Caraka.
"Hari ini sekolah dulu baru latihan berarti?" tanya pembantunya lagi.
"Iya," jawab Caraka.
Hari ini kebetulan ada acara rapat guru disekolah Gauri jadi jam masuknya diundur ke siang hari, itu pun hanya ada kelas kesenian jadi lebih santai. Gauri dan ayahnya sudah ada diperjalanan menuju gedung olahraga tempat biasa Caraka dan Bagas latihan. Ditangannya sudah ada kue yang dia beli diperjalanan tadi sebagai hadiah atas terpilihnya Caraka ke tim nasional junior. "Udah gasabar ... " kata Gauri sambil menatap jendela.
Sesampainya di gedung olahraga ada beberapa anak-anak yang diantar orang tuanya untuk latihan namun tidak terlihat wajah familiar yang dinantikan Gauri. Bagas hari ini belum bisa mulai latihan karena masih dirawat dirumah sakit, jadi tidak ada yang bisa ditanyai oleh Gauri dan ayahnya. Daripada terlihat mencurigakan dengan berdiri didepan pintu, ayah Gauri menggandeng tangan anaknya untuk masuk kedalam dan bertanya pada siapapun yang ditemuinya pertama.
"Maaf mau tanya kalau Caraka sudah datang apa belum ya?" tanya Faisal pada salah satu orang yang terlihat seperti pelatih disana.
"Oh, anak-anak yang sudah terpilih ke tim nasional sudah tidak latihan disini lagi pak ... " jawab pelatih itu.
"Sudah pindah ke stadion renang utama Jakarta."
"Begitu ya pak, terima kasih informasinya," kata Faisal.
Faisal kemudian segera menemui Gauri yang sedang duduk didekat ruangan loker, "Kak Caraka nya udah ga latihan disini lagi Ri," kata Faisal. "Pindah ke stadion renang utama."
Mendengar itu Gauri sedikit kecewa karena kalau begitu akan semakin sulit bertemu dengan Caraka. Jarak stadion renang utama dan rumahnya cukup jauh dan sekarang juga sudah tidak ada alasan untuk bertemu.
"Yaudah sekarang dari pada sedih Gauri mau main kemana yuk Ayah anter kita jalan-jalan hari ini," hibur Faisal.
"Mau pulang aja Yah," jawab Gauri kecewa menundukkan kepalanya.
Faisal dan Gauri langsung berjalan menuju parkiran untuk pulang. Tepat saat mobil yang mereka naiki keluar dari parkiran area gedung olahraga ada mobil yang dinaiki Caraka masuk kedalam. Sebelum ke sekolah Caraka mau mengambil beberapa barangnya yang masih ada di loker gedung olahraga. Dari dalam mobil Caraka melihat Gauri dengan ayahnya, sama seperti Gauri yang juga menyadari Caraka dari dalam mobilnya.
"Kak Caraka .... "
"Gauri .... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments