Semalaman Caraka menunggu balasan pesan dari Gauri sambil bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi karena tidak biasanya Gauri mengabaikan pesannya selama ini. Untuk yang belum mengenal mereka pasti melihat hubungan mereka lebih dari hanya teman baik, karena Caraka hanya menunjukan banyak perhatian pada Gauri dibanding temannya yang lain. Sama halnya dengan Gauri memiliki perlakuan yang berbeda dengan perlakukannya pada teman lelakinya yang lain.
Setelah mengantar Gauri pulang dirumah sudah berkumpul beberapa pengacara dan orang-orang kepercayaan sang kakek. Caraka yang tidak diberi tahu dengan jelas sebelumnya hanya kebingungan melihat banyaknya orang yang berkumpul. Ternyata Caraka hanya diminta untuk menandatangani beberapa berkas berkaitan dengan saham yang dimiliki ibunya di perusahaan kakeknya, setelah itu mereka kembali mengobrol serius tanpa dirinya.
Di kamarnya Caraka mengerjakan beberapa tugas kuliahnya sambil mencoba menghubungi Gauri. Di sela-sela kesibukannya berlatih di tim nasional dia masih menyempatkan berkuliah jurusan bisnis dan manajemen. Sempat terpikir untuk menyusul kerumah Gauri karena takut terjadi apa-apa namun batal karena Bimo yang tiba-tiba masuk kedalam kamarnya.
Mereka mengobrol banyak hal sampai tengah malam, tetapi perhatian Caraka masih kepada HP nya yang tidak kunjung berdering, dia menunggu Gauri menelepon balik atau sekedar membalas pesannya.
"Lo kenapa sih? gua disini tapi mata lo malah ke HP mulu," tanya Bimo. Tidak menggubris pertanyaan Bimo, Caraka malah mengusir sahabatnya itu keluar dari kamarnya karena besok ada kelas dari pagi dan tidak mau datang terlambat.
Pagi harinya rumah Caraka sudah ramai dengan beberapa pekerja yang mulai memulai tugasnya masing-masing. Karena sang nenek yang sering sakit dan umurnya yang terus bertambah membuat pekerjaan yang biasanya bisa sedikit-sedikit dilakukannya sekarang di ambil alih oleh beberapa pekerja disana. Yang sebelumnya mereka hanya berempat Fely, sang kakek, Caraka, dan satu pembantu untuk memasak sekarang Total nya ada sekitar delapan orang diluar Caraka dan kakek nenek nya.
"Mas Aka, sarapannya sudah disiapkan di meja makan ya?" ucap Mimin.
"Iya, terima kasih," jawab Caraka singkat
Dengan bertambahnya pekerja disana memang memudahkan pekerjaan Fely mengurus rumah, namun sedikit membuat Caraka kurang nyaman karena menurutnya terlalu ramai. Beberapa diantara mereka bukanlah pekerja tetap jadi itu menambah ketidaknyamanan Caraka.
Karena ada kuliah pagi Caraka keluar dari rumahnya bahkan lebih awal dari sang kakek yang masih mengurus beberapa tanaman hias kesayangannya di taman belakang rumah. "Caraka berangkat Kek ... " kata Caraka dari luar rumah kaca. Kakeknya hanya membalas dengan lambaian tangannya. Tidak lupa Caraka juga berpamitan pada neneknya yang sudah menunggu di teras rumah.
"Pulangnya Caraka ga kerumah ya Nek, langsung ke tempat latihan terus beberapa hari harus nginep di asrama sana," ucap Caraka.
"Iya ... hati-hati" kata Fely sambil memeluk cucu satu-satunya itu.
Kemudian Caraka masuk kedalam mobilnya dan langsung tancap gas keluar dari area rumahnya. Tidak lupa membunyikan klakson tanda berpamitan pada satpam yang sudah lama bekerja dengan mereka.
Di perjalanan Caraka masih saja mengecek HP nya karena Gauri masih belum membalas pesan atau meneleponnya kembali. "Ni anak kemana sih dari semalem," gumam Caraka, dia sebenarnya khawatir dengan Gauri namun jadwalnya yang padat tidak bisa dia abaikan begitu saja. Caraka memiliki tanggung jawab pada sang kakek tentang kuliahnya dan pada tim tentang renangnya.
Mobilnya terhenti di lampu merah, setelah berfikir cukup lama dia pun memutuskan untuk memutar balik mobilnya menuju rumah Gauri. Caraka menancap gas karena khawatir Gauri sudah berangkat ke sekolah, dan benar saja Gauri memang sudah berangkat ke sekolah karena mereka berpapasan dijalan. Caraka melihat Gauri duduk didalam bis bersama dengan Alan, dia pun kembali menancap gasnya menuju sekolah Gauri.
Turun dari bis Gauri tidak menyangka dengan pemandangan yang dia lihat di pagi hari ini. Caraka sudah ada didepan sekolahnya dengan wajah sedikit kesal bercampur khawatir. Caraka sedikit lega karena tidak ada yang terjadi pada Gauri namun juga kesal karena Gauri mengabaikan pesannya.
"Kok ga ke kampus malah disini?" heran Gauri.
"Itu lagi mukanya kenapa kayak begitu?"
"Liat HP ga sih? Itu dari semalem di teleponin ga diangkat terus," tanya Caraka dengan tatapannya serius.
"Iya maaf nanti diceritain semalem ada apa, tapi ini udah jamnya masuk sekolah ... lo juga ke kampus sana masa mau bolos lagi."
Caraka masih belum puas sebenarnya dengan jawaban Gauri, tetapi perkataannya ada benarnya juga harus berapa banyak lagi dia harus membolos kuliah. Caraka pun langsung menaiki mobilnya tanpa banyak berkata kata dan segera menuju kampusnya.
Hari ini sebenarnya ada jadwal quiz di kelasnya, untungnya jarak kampusnya dari sekolah Gauri tidak memakan waktu terlalu lama dan juga tidak terhalang kemacetan jadi dirinya bisa sampai tepat waktu. Caraka segera memarkirkan mobilnya dan bergegas ke kelas. Quiz hari ini bisa dibilang menjadi penentu hidupnya, karena kalau lulus maka dia tidak perlu mengikuti jadwal ujian tengah semester dengan itu Caraka juga mendapatkan tambahan hari untuk latihan persiapan kompetisi renang di Singapura. Caraka mengerjakan quiz dengan serius, meskipun banyak membolos Caraka yang pada dasarnya memiliki otak yang encer bisa mengerjakan soal tanpa halangan.
Setelah menyelesaikan seluruh jadwal kuliahnya hari ini Caraka mampir ke kantin sebentar untuk mengisi perutnya. Bagas yang ternyata satu kampus juga dengan Caraka tidak sengaja melihat Caraka duduk sendirian di kantin dan memutuskan untuk menghampirinya.
"Ka ... jangan bikin gue kasian dong masa makan sendirian gini sih," kata Bagas.
"Ga ada yang perlu dikasianin orang biasanya juga begini," jawab Caraka sedikit tertawa.
"Jadwal latihan jam berapa?" tanya Bagas.
"Sore," jawab Caraka. "Kenapa?"
"Mike akhir-akhir ini kenapa sih Ka? kayak rada aneh tuh anak," tanya Bagas.
"Sebenernya dia mainnya lagi kurang juga, pelatih ampe manggil dia berapa kali gara-gara itu."
"Tapi gua gatau dia sebenernya kenapa," jawab Caraka.
"Ada yang aneh nih, kenapa ya?" kata Bagas khawatir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments