Setelah break makan siang latihan pun kembali dimulai. Gauri sangat bersemangat melihat sepupunya Kak Bagas dan kedua temannya yang sekarang juga berteman dengan Gauri berlatih dengan sangat keras. Mereka berlatih dengan tujuan mempercepat raihan waktu yang mereka dapatkan. Mata Gauri memang selalu bersinar bila melihat seseorang sedang berenang, dia selalu berfikir riak-riak dan arus yang terbentuk dari orang yang sedang berenang itu indah.
Sejak kecil karena kedua orang tuanya yang sibuk bekerja, Gauri selalu dititipkan pada keluarganya Bagas, dan karena Bagas sejak kecil sudah aktif berenang Gauri selalu mengikuti sepupunya itu ke gedung olahraga untuk berenang. Sebenarnya Gauri juga kurang pandai berenang, mau berapa kali pun diajari oleh Bagas kemampuan renangnya tetap tidak ada kemajuan.
"Gauri cukup nonton aja deh, gausah jago-jago amat renang," kata Bagas yang sudah lelah melatih Gauri berenang.
Dari yang biasanya pandangan matanya hanya mengarah pada satu orang saja yaitu Bagas, kini tanpa Gauri sadari ada satu orang lagi yang menarik perhatian matanya yaitu Caraka. Karena akan ada kunjungan dari tim nasional muda untuk memilih anggota club yang memiliki potensi untuk bergabung di tim latihan hari ini berakhir lebih lama dari biasanya. Sayangnya Gauri tidak mendapatkan izin untuk melihat latihan sampai akhir dari ayahnya. Dengan wajah sedih Gauri harus lebih dulu pulang dan segera berpamitan dari kursi penonton ke Bagas, Caraka dan Mike. Melihat Bagas yang kebetulan sedang menunggu gilirannya dibawah pun dipanggil oleh Gauri.
"Kak Bagas ... " panggil Gauri.
Bagas yang mendengar panggilan adik sepupunya itu pun mendekatkan dirinya ke arah tempat duduk Gauri.
"Aku pulang duluan ya, ga dapet izin nonton sampe sore sama Ayah," kata Gauri.
"Oh gitu, oke gapapa," jawab Bagas.
"Bilangin ke Kak Caraka sama Kak Mike ya," kata Gauri.
"Oke, hati-hati dijalan ... " ucap Bagas.
Gauri pun pulang duluan diantar oleh ibunya Bagas yang sekalian mengambil sesuatu dulu dirumahnya kemudian kembali ke gedung olahraga.
Dijalan, Gauri bertanya kepada Tante nya tentang kedekatan Bagas dan kedua temannya itu.
"Tante, Kak Bagas sama Kak Caraka dan Kak Mike udah temenan dari lama gitu ya? tapi kok aku ga pernah liat sebelumnya?" tanya Gauri.
"Kalo Mike itu udah satu club sama Bagas tapi kalo sama Caraka awalnya mereka beda club," jawab tante Sinta.
"Oh jadi Kak Caraka itu baru masuk ke club nya Kak Bagas?" tanya Gauri lagi.
"Iya, tapi Mike sama Caraka itu satu sekolah jadi udah lebih deket juga," jawab Sinta.
"Kenapa memangnya Ri?" lanjut Sinta.
"Engga tante, kayaknya asik ya mereka temenannya," kata Gauri.
"Mike anaknya emang suka bercanda sama cepet akrab sama orang, tapi kalo Caraka lebih diem cama canggung dulu awalnya ... tapi baik sih anaknya, sopan banget," jawab Sinta.
"Sekarang Gauri juga masuk tuh di geng mereka udah jadi sahabatan tuh," lanjut Sinta sedikit meledek keponakannya itu.
"Ihh Tante mas aku sahabatan sama cowo-cowo," jawab Gauri.
"Gapapa dong, mana kecil sendiri ... nanti dijagain sama kakak-kakaknya," kata Sinta.
Tidak terasa ternyata mereka sudah sampai didepan rumah Gauri dan melihat ibunya sedang berdiri didepan rumah sambil mengobrol dengan beberapa orang. Sinta pun membunyikan klakson untuk memberitahu Citra ibu Gauri kalau mereka sudah sampai. Melihat anaknya sudah sampai Citra melambaikan tangan dan menyuruh anaknya itu turun.
"Aku langsung aja ya, soalnya harus mampir kerumah dulu ambil barang terus balik lagi ke gedung olahraga," kata Sinta.
"Yah, kirain mau mampir dulu mba. Yaudah deh, makasih ya udah anterin Gauri sampe rumah," jawab Citra.
"Iya sama-sama, dadah Gauri nanti kalo mau nonton lagi kasih tau Tante ya nanti biar Tante jemput," kata Sinta.
"Iya siap Tante, makasih," jawab Gauri.
Sinta pun menaiki mobilnya dan membunyikan klaksonnya sekali lagi sambil berpamitan.
Gauri pun segera memasuki rumah menyusul Ibunya yang sudah lebih dulu masuk. Dia langsung pergi ke kamarnya dan mandi karena seharian dari luar rumah. Hari ini Gauri senang sekali karena bisa melihat Kakak sepupunya berlatih, mendapatkan teman baru seperti Kak Mike dan sedikit lebih dekat lagi dengan Kak Caraka.
Setelah mandi Gauri duduk di meja belajarnya dan membuka buku diary nya untuk menulis kegiatannya hari ini. Caraka menjadi nama pertama yang dia tuliskan. Rasa penasaran untuk lebih mengenal Caraka terus membayanginya, karena dia menjadi anak yang paling sulit ditebak. Gauri tidak bisa menahan rasa penasarannya dan bertekad untuk semakin dekat dengan Caraka.
"Tapi dilihat-lihat Kak Caraka emang bukan tipe yang diem sombong sih, kalo sombong sih dari awal aku gamau main sama Kak Caraka," kata Gauri didalam hatinya.
"Tadi dari jauh juga banyak senyum sama orang-orang di clubnya," lanjut Gauri masih berkata sendiri dalam hatinya.
"Ah, berarti kalo udah kenal banget nanti juga banyak senyum," kata Gauri menyimpulkan.
"Seneng deh aku punya sahabat Kakak-kakak yang keren kayak mereka." tulis Gauri di akhir kata-katanya di dalam diary yang sedang ditulisnya.
Waktu sudah menunjukan jam enam sore, Gauri pun menuju dapur untuk membantu ibunya menyiapkan makan malam karena sebentar lagi ayahnya pulang. Hari itu ibunya Gauri memang pulang kerumah lebih awal karena merasa sedikit tidak enak badan. Sudah beberapa hari perutnya tidak enak dan terus mual-mual, tubuhnya juga pegal-pegal dan terus merasa lelah. Rencananya besok dirinya dan sang suami akan pergi ke klinik terdekat untuk memeriksakan keadaan dirinya yang tidak membaik meskipun sudah meminum obat-obatan.
"Ri, nanti kalo Ayah udah pulang makannya berdua aja ya ... ibu mau istirahat di kamar," kata Ibunya.
"Iya Bu, nanti Gauri makan sama Ayah aja berdua," jawab Gauri.
Tidak lama ayahnya pun pulang dari kantornya. Sedikit lebih cepat dari biasanya, itu karena dari siang sudah ditelepon oleh Citra memberitahu kalau badannya tidak kunjung membaik.
"Ri, Ibu kemana?" tanya Faisal ayahnya Gauri.
"Di kamar katanya mau istirahat, Yah." jawab Gauri.
Ayahnya pun segera menyusul kedalam kamar untuk melihat keadaan istrinya itu dan memutuskan untuk langsung saja membawanya ke rumah sakit malam ini karena keadaannya semakin lemah.
"Ri, kita makan dulu nanti Ayah mau langsung antar Ibu ke rumah sakit ya," kata Faisal.
"Iya Yah, ayo makan dulu aja aku udah laper dari tadi," jawab Gauri.
Setelah makan Faisal membantu Citra bersiap-siap ke rumah sakit juga tidak lupa membantu Gauri bersiap-siap juga karena sudah malam jadi Gauri tidak mungkin ditinggal dirumah sendirian. Ketiganya langsung berangkat ke rumah sakit setelah semuanya siap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments