Setelah berminggu-minggu berlatih dengan keras akhirnya hari yang dinanti datang juga. Tepat hari ini adalah hari yang penting untuk anak-anak di klub yang menaungi Caraka, Bagas dan Mike. Semua anak-anak yang telah disiapkan untuk pemilihan hari ini sudah hadir di Stadion renang sejak pagi hari. Caraka hari ini hadir didampingi oleh Nenek Fely, dan Bimo sahabatnya. Namun ada sesuatu yang aneh, Bagas belum terlihat di tempat padahal seharusnya dia sudah sampai dari pukul 08.00 pagi.
"Bagas mana Ka?" tanya Mike.
"Gatau, masa sih ga dateng," jawab Caraka. "Tapi tadi aku seperti melihat Gauri," katanya dalam hati.
Semua peserta dikumpulkan oleh pelatih untuk melakukan pengecekan terakhir sebelum datangnya pihak dari tim nasional. Agenda pemilihan hari ini rencananya akan dimulai pukul 10.00 pagi.
"Siap-siap semua jangan terlalu tegang lakukan seperti biasanya bahkan lebih baik dari biasanya, oke!" kata pelatih.
"Siap!" teriak semua peserta bersemangat.
Ternyata memang benar yang dilihat Caraka, Gauri ditemani sang ayah memang sudah hadir di Stadion renang sejak pagi."Yah, diangkat engga teleponnya?" tanya Gauri. "Sebentar, Nak." jawab sang ayah.
Bagas masih belum terlihat dan belum ada kabar bahkan waktu sudah menunjukan pukul 09.30. Ayah Gauri masih berusaha menghubungi Sinta untuk menanyakan kabar Bagas.
Setelah banyaknya telepon yang tidak terangkat, Sinta pun mengirim pesan bahwa Bagas masuk UGD karena sejak semalam perutnya terasa sakit. Namun tidak perlu terlalu khawatir karena itu bukan sakit yang parah melainkan usus buntu yang masih bisa tertangani. Dengan kondisi itu sangat disayangkan Bagas harus melewati acara hari ini. Faisal kemudian menyampaikan kabar ini kepada Gauri yang sejak tadi khawatir karena Bagas tidak kunjung ada kabarnya.
"Kak Bagas gabisa ikutan hari ini dong Yah?" kata Gauri. "Gauri pengen jenguk Kak Bagas ah."
"Nanti sehabis ini kita jenguk ya, Gauri bukannya juga mau lihat Kak Caraka dan Kak Mike?" tanya Faisal.
"Gapapa, aku mau lihat Kak Bagas sekarang," kata Gauri.
Mereka pun meninggalkan lokasi dengan terburu-buru, dari jauh Caraka tidak sengaja melihat Gauri dan ayahnya pergi.
Perwakilan dari tim nasional sudah hadir dan bersiap-siap di tempat duduk mereka masing-masing. Pelatih pun dengan terpaksa harus mengumumkan kalau hari ini Bagas tidak bisa ikut berpartisipasi karena sakit. Mendengar itu Caraka jadi mengerti alasan Gauri dan ayahnya pergi dengan terburu-buru tadi.
Peserta yang mengikuti acara pemilihan hari ini total nya ada sepuluh orang anak, dan hanya tiga anak yang dipilih. Semua peserta bersiap sesuai dengan urutan yang telah ditentukan sebelumnya. Caraka dan Mike berada di dua kloter yang berbeda, di kloter pertama ada Mike dan Caraka di kloter selanjutnya.
Caraka bersiap-siap menunggu gilirannya dengan melakukan pemanasan kecil. Fely yang memperhatikannya dari atas berkata dalam hati "Nak, lihat anakmu sekarang dia akan melakukan hal yang bisa mengubah masa depannya. Doakan dari atas sana ya." Disamping Fely ada Bimo yang sama sekali tidak tegang dengan hasilnya nanti, dia sudah yakin bahwa sahabatnya itu pasti bisa masuk ke tim nasional Junior.
Semua peserta kloter pertama diharapkan segera bersiap.
3 ... 2 ... 1... peluit pun berbunyi dengan nyaring sebagai tanda dimulainya pertandingan.
Semua peserta terlihat menunjukan kemampuan terbaik mereka termasuk Mike. Mike sebenarnya sudah terlihat menonjol dari peserta yang lain bahkan sejak awal tubuhnya memasuki kolam. Ketegangan mulai terjadi karena ada satu peserta yang hampir menyusul Mike. Penonton di atas pun merasakan hal yang sama, suasana tegang menunggu hasil akhirnya.
Pritttttt..... suara peluit berbunyi, kali ini menandakan pertandingan berakhir. Yang dinilai oleh para perwakilan tim nasional Junior bukan hanya kecepatan namun juga kemungkinan perkembangan yang bisa dicapai oleh peserta.
Di rumah sakit, Gauri dan ayahnya langsung menuju kamar inap yang telah diinfokan oleh Santi. Gauri berlari dengan cepat menuju pintu yang telah ditunjukkan oleh suster yang sedang lewat. Dibalik pintu sedang terbaring Bagas yang ditemani Sinta ibunya. "Kak Bagas ... " kata Gauri cemas. "Kakak gapapa? Masih sakit?".
Bagas kebingungan melihat Gauri yang tiba-tiba datang, dia berfikir Gauri akan menonton acara pemilihan di stadion renang.
"Kok ada disini?" tanya Bagas.
"Ga nonton Caraka sama Mike?"
"Engga, aku mau liat kak Bagas aja disini," jawab Gauri.
Sinta berkata pada Faisal kalau kata dokter Bagas perlu rawat inap beberapa hari untuk dilakukan peninjauan lebih lanjut. Faisal lebih mengkhawatirkan kondisi mental Bagas, karena dia pasti sangat kecewa karena tidak bisa mengikuti acara pemilihan hari ini padahal dia sudah berlatih keras beberapa minggu. "Anaknya udah nangis dari semalem, jadi sudah mendingan kecewanya," kata Sinta. "Untung saja Gauri datang jadi ada yang sedikit menghiburnya."
Hasil kloter pertama sudah keluar, Mike mendapatkan waktu paling cepat diantara peserta yang lain diikuti Doni yang hanya berbeda beberapa detik saja. Sekarang giliran kloter dua yang bersiap-siap di pinggir kolam. Caraka sedikit melirik kearah dimana sang Nenek duduk kemudian lanjut bersiap-siap.
3.... 2.... 1.... Pritttttt
Caraka berenang dengan cepat bahkan terlihat lebih cepat dari Mike tadi. Kalau di kloter sebelumnya terjadi sebuah ketegangan antara Mike dan Doni yang saling susul menyusul, kali ini tidak ada yang bisa mendekati Caraka. Kecepatan dan gerakannya yang stabil adalah ciri khas Caraka dalam berenang. Postur tubuhnya yang seperti anak-anak pada umumnya kadang membuatnya menjadi korban salah paham orang-orang yang sama sekali tidak menyangka kalau dirinya atlit renang.
Pritttttt..... Bunyi peluit berbunyi menandakan berakhirnya pertandingan untuk kloter dua.
Selama pertandingan tadi pihak tim nasional Junior memberikan tanda untuk Caraka karena kecepatan dan potensi yang dia miliki. Hasilnya pun segera diumumkan, siapa saja peserta yang dipilih untuk masuk kedalam tim nasional junior.
"Setelah melihat para peserta tadi, kami sangat berterima kasih dengan semangat yang kalian tunjukkan tadi. Kami banyak melihat potensi-potensi disini, namun sangat disayangkan kami hanya membawa 3 orang saja,"
kata salah satu perwakilan. "Dan yang dipanggil harap maju satu langkah kedepan."
"Mike, Doni, dan Caraka untuk ketiga nama yang diumumkan harap maju kedepan."
Para orang tua, wali dan teman-teman dari ketiga anak-anak itu ikut bersorak gembira mendengar nama ketiganya dipanggil. Sama halnya dengan ketiga anak itu, mereka juga jelas sangat senang bisa terpilih masu kedalam tim nasional junior. Karena dengan itu pintu mereka untuk bisa mewakili Indonesia di ajang yang lebih tinggi lagi akan terbuka. Impian mereka menjadi atlit nasional pun bisa menjadi kenyataan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments