Pagi-pagi sekali Caraka sudah bangun untuk berolah raga lari keliling lapangan didepan tempat latihan. Semalam dia menginap di asrama yang disiapkan untuk para atlit dan pelatih. Asrama itu hanya penuh ketika musim kompetisi karena banyak atlit yang memilih menginap disana pada masa itu dari pada bolak balik kerumah. Namun hari itu tidak banyak yang menggunakan asrama sehingga lingkungan sekitar cukup sepi.
Keadaan sepi ini sangat dinikmati oleh Caraka yang lebih menyukai suasana yang tenang di pagi hari. Setelah 5 putaran Caraka istirahat sebentar lalu menyempatkan menelepon Gauri.
Tutttt.... Tuttt.... Telepon pertama masih belum diangkat oleh Gauri, "Apa dia masih tidur?" gumam Caraka.
Tutt.. Tutt... Terdengar suara telepon diangkat, "Halo?" suaranya serak. "Kenapa pagi-pagi telepon?"
"Ga ada apa-apa kan? chat gua yang kemaren juga ga lo bales," tanya Caraka.
"Oh, sorry tadinya mau langsung bales tapi lupa kayaknya," jawab Gauri terkekeh.
"Ga ada apa-apa kan tapi?" tanya Caraka dengan nada serius.
"Ga ada, aman kok pagi-pagi suara lo udah serius aja," jawab Gauri.
"Oke deh, udah dulu ya," kata Caraka.
Gauri bingung karena pagi-pagi sekali Caraka sudah meneleponnya dengan nada serius dan tiba-tiba menyudahi teleponnya begitu saja, padahal tidak biasanya dia seperti itu.
Gara-gara telepon dadakan dari Caraka, Gauri jadi bangun dari pagi. Karena menginap di rumah sakit Gauri tidak bisa kembali tarik selimut untuk lanjut tidur. Gauri pun keluar untuk berjalan-jalan di taman rumah sakit sambil menghirup udara pagi, dan tidak sengaja melihat ayahnya sedang duduk di salah satu kursi taman.
"Ayah ... " panggil Gauri sedikit berlari menghampiri.
"Udah bangun tumben pagi-pagi," tanya Faisal.
"Kebangun gara-gara ditelepon Kak Caraka," jawab Gauri.
"Tapi langsung ditutup lagi ga banyak ngobrol, nadanya serius gitu lagi Yah ngobrolnya."
"Ga ditelepon balik Ri? takut ada sesuatu" ucap ayahnya.
Mendengar yang dikatakan ayahnya, Gauri memutuskan untuk menelepon balik Caraka setelah dia sarapan dan mandi nanti.
Gauri, ibu, ayah dan adiknya sarapan bersama di ruang inap ibunya. Menu sarapan hari ini adalah bubur ayam yang dijual di kantin rumah sakit, sedangkan ibunya harus makan makanan yang disediakan dirumah sakit. Terus saja melihat HP nya membuat Faisal menegur Gauri "Ri, sarapan dulu HP nya ditaro.", mendengar teguran dari ayahnya Gauri pun mengirim pesan terakhir kepada Caraka sebelum meletakkan ponselnya.
Sesaat setelah pesannya dikirimkan Caraka yang kebetulan sedang memegang ponselnya langsung membuka dan membacanya. "Kasih tau beres latihan jam berapa nanti gue kesana." isi pesan yang dikirim Gauri. Melihat isi pesannya membuat senyuman di wajah Caraka. Dia tidak menyangka kalau Gauri akan mengirimkan pesan seperti itu. Jadwal latihan hari ini kebetulan memang cukup lengang dan diperkirakan selesai sebelum matahari tenggelam. Tidak seperti Gauri yang akhir-akhir ini sering mengabaikan pesannya, Caraka langsung membalas pesan Gauri dengan isi perkiraan jam berapa dia selesai latihan.
Latihan hari ini benar sesuai dengan perkiraan yaitu selesai pukul 17.00. Gauri sudah menunggu didepan tempat latihan sambil memainkan ponselnya. Caraka yang keluar dengan beberapa temannya langsung menyadari kehadiran Gauri dan langsung menghampirinya. "Gue duluan ... " katanya meninggalkan teman-temannya.
"Udah lama?" tanya Caraka sambil mengatur nafasnya karena sedikit berlari tadi.
"Engga kok, sepuluh menitan mungkin," jawab Gauri.
"Yuk langsung aja, udah haus banget nih gue," ucap Gauri.
"Tunggu sini aja ntr gue bawa mobilnya kesini," kata Caraka.
Jarak dari tempat latihan ke Cafe yang biasa mereka datangi sebenarnya tidak terlalu jauh tapi karena sekalian pulang Caraka sekalian membawa mobilnya. Sepanjang jalan mereka hanya saling diam, sebuah pemandangan yang jarang sekali ditemui ketika berada bersama Gauri yang biasanya akan banyak bicara. Gauri sengaja menunggu Caraka untuk bercerita duluan makanya dia memilih diam sambil memainkan ponselnya lagi.
Sesampainya di Cafe, Caraka langsung memesan minuman sedangkan Gauri memilih tempat duduk yang biasa mereka duduki. Kesamaan unik yang mereka miliki yaitu selalu duduk ditempat yang biasanya mereka duduki, jika tempat itu diisi orang lain mereka lebih memilih take away pesanannya.
Caraka membawa minuman yang dipesannya ke meja, Gauri langsung menyeruput minumannya dan membuka pembicaraan mereka setelah kesunyian yang ada sejak didalam mobil tadi.
"Jadi ... kenapa tadi pagi-pagi telepon?" tanya Gauri.
"Ga ada apa-apa, cuma mau telepon doang," jawab Caraka.
"Terus kenapa lo susah banget dihubungi akhir-akhir ini?" lanjut Caraka.
"Oke, Ibu drop lagi Kak yang terakhir lo anter gue pulang itu Ibu malemnya pingsan dan masuk rumah sakit, sampe sekarang juga masih di rawat," jawab Gauri. "Udah jelas kan alesan gue, sekarang giliran lo."
"Mike tingkahnya aneh, gue sama Bagas udah merhatiin ini tapi kalo ditanya dia ga pernah jawab kenapanya," ucap Caraka.
"Semaleman gua kepikiran jadi pas pagi telepon lo nadanya serius."
"Tapi Kak Mike masih ikut jadwal latihan kan? dia masuk list yang berangkat ke Singapura ga?" tanya Gauri serius.
"Masih, meskipun performanya turun tapi masih masuk di list yang berangkat kesana," jawab Caraka.
Gauri sudah cukup lama juga mengenal Mike, meskipun pertemanan mereka tidak se akrab dirinya dan Caraka tapi beberapa kali mereka saling kontak dan bertemu satu sama lain. Mike yang Gauri kenal adalah lelaki yang ceria tidak beda jauh dengannya, dia unik bahkan keunikannya bisa dilihat dari kacamata renang khasnya, keunikannya yang lain adalah bisa langsung akrab dengan Caraka.
Kalau performanya terus menurun ada kemungkinan Mike bisa batal berangkat dan digantikan oleh atlit lain yang lebih baik performanya. Caraka sebenarnya tidak mau ini terjadi, melihat Mike sangat bergantung dari ini. Beasiswanya bisa dibatalkan jika pihak kampus tau dia gagal berangkat ke Singapura ditambah lagi penurunan performanya. Beberapa atlit di tim nya memang mendapatkan beasiswa olahraga namun karena ingin mengambil jurusan lain maka Caraka tidak mengambil kesempatan beasiswa itu.
"Oh sorry kenapa jadi bahas Mike ... tadi ibu terus gimana keadaannya sekarang?" tanya Caraka khawatir.
"Ibu udah gapapa tapi masih harus ada pengamatan lebih lanjut sama banyak istirahat aja," jawab Gauri.
"Ini lo pulangnya kerumah apa balik ke rumah sakit? Entar gua anterin" kata Caraka.
"Balik lagi ke rumah sakit sih mau ambil barang-barang ... yaudah ayo kalo mau anterin," kata Gauri.
Karena harus beli sesuatu Gauri pun mampir sebentar di minimarket sebelah Cafe, sedangkan Caraka hanya menunggunya didalam mobil. Didalam minimarket ternyata Gauri melihat Mike dengan seseorang sedang di meja kasir, sepertinya mereka sudah selesai berbelanja. Dari gerak geriknya memang cukup aneh, sama seperti yang dikatakan Caraka tadi. Dari pada terus penasaran, tanpa menunggu lagi Gauri memanggil Mike
"Kak Mike!"
Mike yang kaget hanya menoleh sebentar lalu membalikkan lagi badannya, terlihat dari gerak gerik punggungnya dia pasti tidak menyangka akan ada orang yang dikenalnya memanggilnya disini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments