"Kak Mike!" panggil Gauri.
Mike jelas mendengar panggilan itu karena dirinya sempat menoleh meskipun kemudian dengan cepat membalikkan tubuhnya lagi. Tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada Mike namun jelas saat itu dirinya bersama dengan seseorang yang tidak dikenal Gauri. Meskipun tidak sedekat dengan Caraka, Gauri cukup tahu beberapa teman Mike karena Mike dan Caraka hampir terus bersekolah di sekolah yang sama.
Sebenarnya kenapa kak Mike pura-pura tidak mengenalku, sepertinya itu adalah yang sekarang ada di kepala Gauri. Tidak lama setelah dipanggil, Mike yang memang sudah berada di kasir dan segera keluar dengan teman yang bersamanya. Caraka yang berada didalam mobil jelas tidak melihat Mike dan seseorang yang bersamanya. Hampir beberapa saat setelah Mike keluar Gauri pun keluar setelah membeli sesuatu yang dia perlukan dan segera masuk kedalam mobil Caraka.
"Tadi aku ketemu Kak Mike di minimarket," kata Gauri.
"Tapi pas dipanggil kok pura-pura gatau gue ya?" tanya Gauri heran.
"Mike? gatau lo? ga mungkin sih ... " kata Caraka ikut bingung.
Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam, sudah jelas yang mereka pikirkan sekarang pasti satu hal yang sama. Ada satu hal yang tidak Gauri katakan pada Caraka yaitu tentang Mike yang bersama dengan seseorang yang tidak dikenalnya. Gauri mencoba berfikir positif karena mungkin saja itu adalah teman salah satu atlit di tim nasional, karena Gauri memang tidak terlalu mengenal mereka. Namun entah kenapa dia tidak berani mengatakannya pada Caraka. Karena kalau memang teman salah satu atlit dalam tim nasional Caraka pasti tahu siapa orangnya.
Sampai dirumah sakit Caraka menurunkan Gauri di loby rumah sakit sementara dirinya hendak memarkirkan mobilnya dulu. "Janjian didepan resepsionis aja ya, parkirannya dari basement soalnya," kata Gauri kepada Caraka. Hari itu ayahnya dan Alan harus menghadiri acara keluarga sebagai perwakilan keluarga mereka sehingga yang bertugas menjaga ibu mereka adalah Gauri.
Setelah hampir sepuluh menit menunggu didepan resepsionis akhirnya Caraka muncul juga menaiki lift dari basement. Takut ibunya di ruangan sendirian dan menunggunya mereka pun segera menuju ruangan inap Citra.
"Ibu sendirian?" tanya Caraka.
"Iya, Ayah sama Alan ada kumpul keluarga dulu jadi malem ini gue yang jaga," jawab Gauri.
Didepan ruangan Gauri memberhentikan Caraka sebelum dia masuk kedalam. "Ada yang mau gue tanyain ... dari tadi gue mikir tapi ga akan ada jawabannya kalo mikir sendiri."
"Nanya tentang apa?" tanya Caraka.
"Tadi sebenarnya di minimarket gue liat Kak Mike sama seseorang yang gue ga kenal."
"Kalo temen sekolah kira-kira gua tau siapa sih, tapi ini gue gatau siapa," kata Gauri terlihat serius.
"Temen kampus atau anak di tim kali," jawab Caraka mencoba menenangkan.
"Nanti gue coba cari tau ya."
Gauri mencoba tenang dan tidak terlalu memikirkan hal itu karena percaya Caraka akan mencari tahu tentang siapa orang itu dan apa yang sedang terjadi pada Mike. Mereka pun masuk ke ruang inap Citra.
"Tante ... " sapa Caraka dengan senyum.
"Eh, ada Caraka hari ini ga latihan?" kata Citra sangat senang melihat kehadiran Caraka.
"Tadi udah Tante, hari ini emang beres lebih cepat."
"Ini Tante, maaf ga bawa banyak." Caraka menyerahkan parcel buah yang tadi dia beli dijalan sebelum ke rumah sakit.
"Gausah repot-repot aduh ... ini paling yang makan Gauri sama Alan," kata Citra.
"Jangan fitnah deh Bu."
"Gimana keadaan Tante sekarang? ini si Gauri telat ngasih tau aku sih," goda Caraka.
"Tante baik, tadi sebelum kalian kesini ada dokter yang cek keadaan Tante terus katanya udah membaik dan bisa segera pulang," jawab Citra.
"Syukurlah Tante kalo begitu. Oh iya Caraka gabisa lama-lama ya Tante, ada yang udah cerewet dari tadi nunggu dirumah," kata Caraka.
Ponsel Caraka memang tidak bisa berhenti berdering sedari mereka berhenti sebentar di minimarket. Siapa lagi kalau bukan tuan putri Fely yang merindukan cucu kesayangannya yang hanya tidak pulang semalam. Belakangan ini neneknya memang sangat manja dan tidak mau jauh dari cucunya itu. Caraka memaklumi itu karena seperti yang dikatakan banyak orang kalau semakin tua umur seseorang maka mereka akan semakin mirip anak kecil.
"Oh gitu, yaudah gapapa terima kasih ya udah repot-repot nengokin Tante sama anter Gauri kesini."
"Iya sama-sama Tante, cepet sembuh ya biar bisa cepet pulang," kata Caraka sambil memeluk Citra dan berpamitan.
"Gue anter kedepan ya," kata Gauri.
Di loby, Caraka memastikan lagi kepada Gauri kalau dia tidak perlu terlalu memikirkan tentang Mike, kalau ada sesuatu info terbaru tentang Mike dirinya pasti akan mengabari Gauri. Mendengar itu Gauri hanya bisa sepenuhnya percaya dengan yang dikatakan Caraka. "Yaudah gue pulang ya," kata Caraka sambil menaiki lift menuju parkiran basement. Setelah Caraka pergi Gauri pun kembali ke ruangan ibunya dan menemani ibunya sampai besok pagi karena harus ke sekolah.
Sesampainya di rumah Caraka langsung mencoba menghubungi Mike, namun sudah berkali-kali di telepon Mike tidak kunjung mengangkat teleponnya. Dirinya pun menyerah dan akan melanjutkannya besok saja di tempat latihan karena dia yakin bahwa pasti akan bertemu dengan Mike disana. Lagi pula besok Bagas juga memiliki jadwal latihan yang sama, Caraka berfikir akan lebih baik untuk mengajak Bagas bersama-sama berbicara dengan Mike. Mike sudah menganggap Bagas sebagai kakaknya bukan karena yang paling tua karena pada dasarnya merek bertiga seumuran, namun karena Mike menganggap Bagas lebih dewasa dalam bertindak dibandingkan dirinya maupun Caraka.
Besoknya ditempat latihan, semua orang sudah bersiap-siap untuk memulai pemanasan sebelum latihan dimulai. Tetapi ternyata Mike absen dari latihan hari itu, yang pastinya membuat pelatihnya sedikit marah karena merasa Mike jadi tidak bertanggung jawab apalagi jika melihat performanya yang semakin menurun bisa mengancam posisinya di tim yang akan berangkat mengikuti kompetisi di Singapura awal bulan depan. Hal itu yang jelas benar-benar mengancam beasiswa yang didapat Mike di kampusnya. Caraka tidak yakin apa Mike menyadari hal itu, karena dirinya pun setuju bahwa tindakan Mike akhir-akhir ini tidak seperti Mike yang dikenalnya.
Saat break latihan berlangsung Caraka menyempatkan untuk ke ruangan loker untuk melihat ponselnya memastikan apa pesannya kepada Mike pagi ini sudah dibalas atau belum. Ternyata pesan itu tetap tidak mendapat jawaban, Mike juga tidak menelepon Caraka kembali setelah banyak missed call yang Caraka lakukan semalam.
Caraka berdiskusi dengan Bagas dan memutuskan untuk ke rumah Mike setelah selesai latihan hari ini.
Sudah bersiap-siap untuk berangkat, Caraka mendapat balasan pesan dari Mike. Bagas yang satu mobil dengan Caraka juga ikut melihat balasan pesan tersebut.
"Sorry Ka, tapi ada sesuatu yang harus gue urus sekarang dan gue gabisa kasih tau sekarang apa itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments