Malam itu Gauri diantar Caraka sampai dirumahnya dengan selamat. Dirumahnya hanya ada Alan karena ayahnya harus mempersiapkan kepulangan ibu mereka dari rumah sakit. Alan yang melihat Gauri pulang langsung menagih makan malam karena tidak ada yang memasak dirumah. Untungnya Caraka sempat membawakan sate dan soto ayam dari tempat mereka makan tadi.
Selagi Alan makan, Gauri pun bersih-bersih ke kamar mandi dan mengganti bajunya. Besok dirinya ada kuis mata pelajaran matematika jadi setelah bersih-bersih Gauri langsung terperangkap di meja belajarnya. Sebelum itu mencegah terjadinya huru - hara seperti waktu itu Gauri mengabari Caraka kalau dirinya sudah pulang dan sedang belajar untuk kuis besok.
Caraka yang juga sudah tiba dirumahnya langsung menuju kamarnya, namun tertahan Fely yang memanggilnya dari ruang keluarga. Fely mendengar dari salah satu pelatih kalau Mike kemungkinan akan digantikan oleh atlit yang lain untuk kompetisi di Singapura. Caraka sebelumnya berfikir bahwa itu masih rencana pelatihnya, ternyata menurut sang nenek itu sudah keputusan mutlak melihat tidak ada waktu lagi untuk memperbaiki performa Mike karena dirinya selalu bolos latihan belakangan ini.
Fely menanyakan kepada Caraka apa sebenarnya yang terjadi pada Mike, karena tidak biasanya dia begitu. Mike selalu bersemangat setiap ada latihan, ditambah lagi sekarang kuliahnya mendapat beasiswa karena statusnya sebagai atlit seharusnya Mike lebih bersemangat. Caraka tidak bisa menjawab pertanyaan neneknya itu karena dirinya sendiri juga belum tau alasan Mike bertindak begitu.
Di kamarnya Caraka mengecek ponselnya dan melihat pesan dari Gauri dan langsung membalasnya. "Buat kuis matematika besok ada yang mau dibantu ga?" balas Caraka. Tidak lama langsung dibalas oleh Gauri "Kayak yang bisa aja,". Gauri tidak tahu saja kalau Caraka kecil dulu sangat tertarik dengan dunia matematika sebelum akhirnya berpindah haluan menjadi atlit renang. "Gausah aku bisa kok ini sih masih kuis yang gampang."
"Oke deh," tutup Caraka. Tahu besok Gauri ada kuis jadi Caraka lebih dulu menyudahi percakapan mereka.
Keesokan paginya Caraka masih sempat mengirimkan pesan pada Mike menanyakan kehadirannya di jadwal latihan hari ini. Jadwal latihan Caraka hari ini dimulai setelah dirinya pulang kuliah, karena tahu kemungkinan jadwal mereka sama maka dari itu Caraka mengirim pesan kepada Mike.
Bimo sudah menunggu Caraka di parkiran depan, mereka berencana berangkat kuliah bersama hari ini. Caraka sengaja tidak membawa mobilnya karena sepertinya hari ini akan sibuk latihan dan tidak ada keperluannya untuk mengendarai mobil. Lagipula setelah kuliah, Bimo lagi yang akan mengantarnya ke tempat latihan. Bimo menjalankan hukuman dari game online yang mereka mainkan semalam. Jadi setelah mengakhiri obrolannya dengan Gauri, Caraka melanjutkan malamnya bermain game online dengan Bimo dengan taruhan yang kalah akan menuruti kemauan yang menang.
"Mike masih aneh Ka?" tanya Bimo didalam mobil.
"Masih ... rencananya kalo dia latihan hari ini mau gua tanyain langsung," jawab Caraka sambil mengalihkan pandangannya pada luar jendela.
Pesan dari Caraka masih saja diabaikan oleh Mike, hal itu membuatnya frustrasi karena rasa penasaran dan khawatir. Mike sudah dipastikan tidak berangkat ke Singapura dan Caraka khawatir dengan nasib beasiswa temannya itu. Bisa-bisa pihak kampus pun mempertanyakan status beasiswa Mike bahkan bisa sampai dicabut.
Gauri sudah sampai disekolahnya dan menyiapkan diri untuk kuis matematika hari ini. Beberapa temannya juga sudah berkumpul dan bersiap-siap. Teman sebangkunya menanyakan kepada Gauri apa yang akan dia lakukan setelah pulang sekolah, karena mereka rencananya akan pergi makan ice cream di toko ice cream yang baru buka di mall terkenal di daerah mereka. Sudah lama juga Gauri tidak jalan-jalan dengan teman sekolahnya maka dia pun mengiyakan, lagipula Caraka hari ini pasti full latihan jadi tidak mungkin ada janjian bertemu mendadak. Ibunya pun hari ini sudah bisa pulang kerumah, jadi sekalian saja membelikan makanan kesukaan ibunya yang kebetulan ada di mall itu.
Karena sudah belajar dari semalam dan Gauri memang rajin mencatat selama dikelas jadi dia bisa menyelesaikan kuis hari ini dengan baik. "Ahh pusing banget, ga sabar dinginin otak pake ice cream," ucap salah satu temannya. "Hahahah kamu tuh ih ada-ada aja," tawa Gauri bersama temannya yang lain. "Hari ini pelajaran olahraganya dibatalin katanya, pak guru sakit jadi kita bisa pulang lebih awal nih."
"Asikk ... " senang Gauri dan teman-temannya.
Dengan dibatalkannya pelajaran olahraga mereka jadi bisa pulang lebih awal dan bisa lebih lama mengobrol dan main di mall nya. Gauri dan teman-temannya tidak sabar untuk pergi ke mall. Mereka menaiki bis yang halte nya tepat berada didepan sekolah mereka. Karena acaranya ini mendadak tidak ada satu pun dari mereka yang membawa baju ganti, tapi rasanya lebih menyenangkan jalan-jalan dengan seragam SMA lumayan untuk kenang-kenangan bagi mereka yang sekarang sudah ada dikelas tiga.
Sepanjang perjalanan mereka terus asik mengobrol satu sama lain, membahas film yang kemarin ditonton, lagu dari band favorit mereka yang baru rilis sampai rencananya mau lanjut kuliah dimana. Jaraknya memang memakan waktu kurang lebih 25 menit untuk sampai ke mall itu dari sekolah mereka. Tetapi anak-anak perempuan yang tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan ini merasa seolah-olah perjalanan ini hanya memakan waktu 15 menit.
Setelah sampai di halte bis depan mall yang mereka tuju, satu persatu pun berjalan masuk kedalam mall. Semua orang sangat bersemangat dan tidak sabar mendinginkan otak mereka yang panas akibat kuis matematika tadi dengan sebuah ice cream. Meskipun sedang bersama teman-temannya Gauri tidak lupa memberi kabar kepada Caraka sedang apa dan dimana dirinya sekarang.
Toko ice cream yang mereka tuju ternyata tidak jauh dari pintu masuk tetapi sayangnya karena baru dibuka antriannya cukup panjang. Hal itu namun tidak menggoyahkan tekad gadis-gadis ini, mereka rela mengantri bahkan bergantian duduk dengan teman yang lain. Begini memang serunya masa SMA bisa melakukan hal-hal aneh dan menyenangkan bersama teman-teman dan tidak takut akan opini orang lain yang melihat mereka. Yang penting hanya mereka berenang-senang dengan itu.
Sayangnya di lain tempat ada dua sahabat yang sudah saling kenal lama sedang adu argumen satu sama lain. Mike hari ini ternyata datang latihan dan meminta maaf kepada pelatihnya atas perilaku buruknya belakangan ini. Mike bahkan rela dihukum apapun untuk kesalahannya itu. Mendengar kedatangan Mike, Caraka yang selesai dengan latihan sesi satunya pergi ke ruangan pelatih untuk mencari keberadaan Mike.
Sesaat setelah Caraka sampai di depan pintu ruangan pelatih Mike pun keluar dari sana. Sambil sempat bertatapan sebentar Caraka pun menarik lengan sahabatnya itu menuju ruangan loker. Caraka biasanya tenang dan dapat mengontrol emosinya dengan baik tetapi tidak untuk hari ini. Sudah berhari-hari dia mencari dan khawatir dengan keadaan Mike, maka sekarang adalah saatnya menanyakan yang sebenarnya terjadi.
"Lo sebenernya kenapa sih? kemana aja selama ini?" nada suaranya masih tenang namun ada beberapa penekanan.
"Gue kan udah chat lo kalo gue bakal kasih tau kalo waktunya tepat tapi ga sekarang."
"Terus kapan? Lo tau kan gara-gara ini lo bisa kehilangan beasiswa kuliah lo," nada suaranya mulai tinggi.
Caraka sebenarnya tidak tega dengan Mike, sebelum bertemu sepanjang perjalanan Caraka sudah mengumpulkan banyak pertanyaan untuk Mike. Namun setelah melihat langsung temannya itu Caraka menurunkan niatnya. Mike terlihat tidak segar dan banyak pikiran, tidak terlihat Mike yang ceria seperti biasanya. Kantung matanya begitu jelas, berat badannya pun terlihat berkurang.
"Sekarang lo mau gimana Mike?" tanya Caraka mulai mengatur nada bicaranya.
"Gue juga gatau, tapi yang pasti gue harus kelarin dulu disini."
"Hah? apa maksud lo kelarin disini, lo mau keluar dari tim?" Caraka tidak bisa lagi menutupi wajah kecewa dan marahnya.
"Gue udah ga ada harapan Ka disini, mending gua mundur aja," kata Mike.
"Gila, lo lupa waktu yang lo habisin buat merjuangin ini? mau udahan aja gitu segampang itu?" Caraka benar-benar kecewa kepada Mike sekarang.
Tidak menjawab pertanyaan Caraka, Mike pun langsung pergi meninggalkan sahabatnya itu. Hal itu semakin membuat Caraka marah dan tidak habis pikir dengan tindakan sahabatnya itu. Bertahan-tahun perjuangan untuk ada di titik sekarang sama sekali tidak mudah dan mereka saling tahu rasanya bagaimana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments