Sudah lebih dari sepuluh tahun berteman baik Gauri dan Caraka masih saling berkomunikasi meskipun tidak cukup intens. Bagas kini sudah berhasil masuk tim nasional berkat rekomendasi dari pelatihnya, Mike dan Caraka terus meraih prestasi semenjak berada di tim nasional, sedangkan Gauri sangat aktif dengan kegiatan sekolahnya meskipun sudah berada di kelas tiga SMA.
Gauri berada di jajaran OSIS dan aktif sebagai ketua ekstrakulikuler cheerleaders, parasnya yang semakin cantik dan pembawaan nya yang ceria membuatnya disenangi adik-adik kelasnya. Ditambah beberapa temannya yang mengetahui bahwa Gauri berteman baik dengan salah satu atlit renang yang populer semakin membuat banyak orang ingin berteman dengannya.
"Ri, entar pulang sekolah kita ada rapat buat acara ulang tahun sekolah ya," ucap salah satu temannya di OSIS.
"Duh, tapi gue gabisa lama ya udah ada janji," jawab Gauri.
"Janji sama mas atlit?" kata temannya.
"Iya hehehehe entar ngambek kalo ga diturutin," jawab Gauri.
Gauri dan Caraka sudah ada janji hari ini untuk saling bertemu setelah sekian lama Caraka ada waktu luang. Caraka sedang persiapan untuk turnamen renang mewakili tim Indonesia di Singapura awal bulan Februari nanti jadi jadwalnya sedang benar-benar padat, namun untuk bertemu Gauri dia pasti meluangkan waktunya.
Caraka sudah menunggu didepan sekolah Gauri untuk menjemputnya. Sebenarnya mereka berjanji untuk bertemu di sebuah Cafe dekat tempat latihan Caraka, tetapi ternyata Caraka berinisiatif menjemput Gauri disekolahnya. Tanpa keluar, Caraka hanya mengirimkan pesan beserta ciri-ciri mobil yang dibawanya ke Gauri. Setelah menunggu sekitar 15 menit akhirnya Gauri muncul dari gerbang sekolah dan nampak celingukan mencari mobil Caraka.
Melihat tingkah Gauri membuat Caraka tertawa dari dalam mobil, namun karena cuaca diluar sangat terik Caraka memutuskan membunyikan klakson agar Gauri segera masuk kedalam mobil. "Ih, dasar deh sukanya jailin bukannya dari tadi bunyiin klaksonnya" kesal Gauri sambil berjalan menuju mobil Caraka. Dari dalam Caraka sudah siap mendengar omelan Gauri.
"Tumben ga ngomel," kata Caraka sambil tangannya membereskan beberapa barang dikursi belakang agar Gauri bisa menaruh tasnya disana.
"Cape ... " jawab Gauri. "Cape sama kelakuan lo."
Karena tidak punya banyak waktu Caraka pun segera menyalakan mobilnya menuju Cafe tempat tujuan mereka.
"Lagian kok tiba-tiba jemput sih?" tanya Gauri.
"Gue kan jadi buru-buru deh tadi keluar rapatnya."
"Males nunggu lama di Cafe nya jadi mending jemput aja," jawab Caraka.
Sangat berbeda dari Caraka dan Gauri kecil yang terkadang masih canggung, sekarang mereka sudah saling nyaman sebagai teman dekat satu sama lain. Bahkan Gauri tidak segan-segan menghilangkan panggilan Kak pada Caraka. Selain memang Caraka yang meminta begitu agar lebih nyaman, Gauri yang dasarnya jahil malah senang dengan hal itu.
Mereka memang dibilang lebih banyak hanya janjian berdua dari pada bersama dengan Bagas dan Mike. Mungkin karena jadwal mereka yang sulit disatukan, menyatukan jadwal dua orang terlihat lebih mudah dilakukan. Caraka yang tidak banyak kegiatan selain kuliah dan latihan jadi memudahkan dia mengatur jadwalnya.
Sesampainya di Cafe mereka pun memesan minuman kesukaan masing-masing, Gauri dengan milky chocolate less ice dengan extra topping bubuk coklat dan vanilla latte untuk Caraka. Banyak hal yang mereka bicarakan dari aktifitas di sekolah sampai persiapan turnamen renang di Singapura. Gauri iri karena Caraka akan pergi keluar negeri, meskipun ini bukan pertama kalinya dia mengikuti turnamen di luar negeri tetapi ini pertama kalinya Caraka pergi tanpa didampingi siapapun, hanya timnya dan beberapa pelatih.
"Nenek ga ikut kesana?" tanya Gauri.
"Nenek sakit Ri, harus bulak balik rumah sakit dan pengennya ditemenin suaminya jadi ga ada yang bisa ikut Singapura," jawab Caraka.
"Kak Bimo?" tanya Gauri lagi.
"Bimo ada jadwal hiking" jawab Caraka. "Lebih penting gunung daripada gue. "
"Oh, Alan apa kabar? kelas berapa dia sekarang?" tanya Caraka.
Alan adalah adik Gauri yang lahir dengan selamat meskipun ibunya banyak dirawat di rumah sakit karena tubuhnya yang sering drop. "Baik dia, sekarang udah mau masuk SMP," jawab Gauri.
"Sebelum lo ke Singapura kita ada janjian ketemu lagi ga?"
"Liat entar ya, gue usahain," jawab Caraka.
"Dih sok sibuk lu sebel, nanti kabarin aja ya," kata Gauri.
Waktu sudah menunjukan pukul 17.30 sore, Gauri sudah di telepon oleh ibunya menyuruhnya segera pulang. Sama halnya dengan Gauri, Caraka juga sudah di telepon oleh Fely neneknya untuk segera pulang karena ada pertemuan penting dirumahnya. Caraka pun mengantar Gauri kerumahnya kemudian segera tancap gas menuju rumahnya sendiri.
Sebenarnya setelah melahirkan adiknya, kondisi tubuh ibunya sudah tidak se fit dulu ibunya sering sakit bahkan sampai dirawat di rumah sakit. Karena itu ibunya sekarang sudah tidak bekerja lagi, dia berhenti saat Alan berumur tiga tahun. Tubuhnya tidak bisa mengikuti kegiatan sibuknya di kantor juga merawat Alan yang masih kecil. Dahulu Gauri sering dimintai tolong untuk menjaga Alan dirumah sehingga membuat dia tidak bisa banyak bermain dengan teman-temannya. Melihat hal itu Citra ibu Gauri memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus mengurus rumah dan Alan yang misah kecil agar Gauri juga bisa menikmati masa kecilnya bermain dengan teman-teman sebayanya.
Sesampainya dirumah, Gauri disambut oleh ibunya yang berantakan penuh dengan tepung disekujur tubuhnya.
"Ibu ada apaan ini kok tepungan semua?" tanya Gauri.
"Lupa ya ... hari ini kan ulang tahun ayahmu" jawab Ibunya.
"Udah cepet kamu bersih-bersih ganti baju terus bantuin ibu ini bikin kue. "
Sambil ke kamarnya Gauri hanya tertawa sekaligus khawatir melihat apa yang dilakukan ibunya itu. Dengan keadaannya yang sering sakit tetapi masih memaksakan diri melakukan banyak hal untuk keluarganya.
Alan masih belum pulang dari sekolahnya karena ada kegiatan tambahan. Sama halnya dengan sang kakak, Alan juga aktif disekolahnya terutama di bidang sepak bola. Hari ini ada latihan uji coba dengan lawan dari sekolah lain.
"Ri ... sini cepetan bantuin ibu" teriak Citra dari dapur.
"Iya sabar," jawab Gauri sambil berjalan mendatangi ibunya.
Acara kejutan dalam rangka ulang tahun ayahnya ini tidak boleh sampai gagal. Karena itu mereka menyiapkan semuanya dengan maksimal, dari membuat nasi kuning komplit dengan lauk pauknya juga kue ulang tahun.
Semuanya sudah siap tinggal menunggu bintang utama sampai dirumah lalu kejutan bisa dilakukan. Waktu sudah menunjukan pukul 20.00 tetapi ayahnya belum juga tiba dirumah, sedangkan Alan sudah sampai dirumah sejak jam 19.00 tadi dan segera membantu ibu dan kakaknya memasang perak pernik di dinding dekat meja makan.
Tidak lama terdengar suara mobil Faisal yang baru masuk ke garasi. Mereka pun bersiap-siap untuk melakukan kejutan untuknya. Langkah kaki Faisal semakin mendekat menuju pintu masuk.
1... 2... 3... Dor... Selamat ulang tahun, Selamat ulang tahun, mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun mengiringi Citra membawa kue ulang tahun ditangannya yang sudah tertancap lilin untuk segera ditiup oleh Faisal.
"Yey selamat ulang tahun yah ... " ucap Gauri dan Alan. "Makasih yaa semuanya," kata Ayahnya sambil memeluk satu persatu anggota keluarganya. Setelah beres-beres Faisal pun duduk di meja makan ditemani seluruh anggota keluarganya. Mereka menikmati nasi kuning dan lauk pauk yang sudah disiapkan oleh Citra dibantu Gauri tadi. Ditengah perbincangan akrab keluarga mereka tiba-tiba Citra mimisan lalu pingsan di dapur.
"Ibu!" teriak Gauri, Alan dan Faisal bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments