Selamat! Membaca 🤗
🍁🍁🍁🍁
Dengan berlari cukup jauh, akhirnya Seno pun sampai di tenda klinik.
"Cepat bantu anak ini! Cepat, segera lakukan pemeriksaan, dia terluka parah!"teriak Seno di tengah-tengah kesibukan di tenda klinik.
Seorang wanita segera berlari menghampiri Seno, dia adalah perawat dari RS selain.
Sudah tidak ada tempat lagi untuk pasien, dan anak itu pun terpaksa diletakkan di tanah yang beralaskan terpal.
Perawatan itu segera melakukan pemeriksaan pada anak tersebut.
Dan si anak pun sudah tidak sadarkan diri.
"Tunggu sebentar Pak, saya harus memanggil Dokter untuk menangani anak ini secara langsung."
"Cepat lakukan itu!"Kata Seno, dan perawat tadi pun segera berlari mencari Dokternya.
"Kenapa lama sekali!"keluh Seno setelah beberapa saat Perawat itu pergi dan belum kembali.
Di saat yang bersamaan, Dika datang dengan nafas yang tersengal-sengal, karena ia berlari mengejar Seno.
"Kenapa kau lari cepat sekali, aku sampai hampir kehabisan nafas karena mengejarmu!"keluh Dika yang langsung mendudukkan diri di tanah sama seperti Seno yang masih menemani anak tadi.
"Sudah, kau jangan banyak mengeluh cepat Panggil Dokter, kenapa sejak tadi belum ada yang ke sini untuk memeriksanya,"kesal Seno.
"Kau bersabarlah sedikit Sen, apa kau tidak lihat kesibukan yang ada di sini! semua perawat dan Dokter tengah berjilbabku dengan warga yang datang dalam kondisi terluka,"kata Dika memberi penjelasan.
"Tapi anak ini juga terluka parah, dia harus segera mendapatkan penanganan."
Karena sudah tidak sabar, Seno bangkit.
"Dika,kau jaga anak ini."
"Kau mau kemana?"
"Kemana lagi, tentu saja memanggil Dokter!"
Setelah mengatakan itu, Seno berlari menerobos orang yang berkerumun di sana.
Seno mencari Dokter dengan memasuki tenda-tenda darurat lainya, dan dia juga mencari perawat yang tadi pergi untuk memanggil Dokternya.
Seno mengedarkan pandangannya, menyapu wajah orang-orang yang tengah merintih kesakitan, sepertinya mereka pun tengah mengantri untuk ditangani oleh Dokter. Sungguh pemandangan yang sangat memilukan.
Setelah beberapa detik ia meresapi suasana sedih, Seno melihat seorang wanita berkemeja biru tengah memeriksa seorang pria tua.
Dan Seno sangat yakin jika wanita itu perawat atau Dokter.
Dengan langkah panjang, Seno menghampiri wanita tersebut.
"Dimana Dokternya?"tanya Seno pada wanita yang tengah fokus memasang perban di luka pasien.
"Maaf, Pak. Dokter tengah menangani pasien kritis, mohon tunggu sebentar,"sahut wanita itu tanpa melihat karena Seno masih berdiri di belakangnya.
"Kalau begitu, tolong periksa anak yang ada di tenda 17. Sepertinya ia mengalami pendarahan di bagian kepala."Pinta Seno, namun ia bukan hanya meminta dengan ucapan saja, karena Seno pun menarik lengan wanita tersebut.
Yang sontak membuat wanita itu berbalik dan menghadap ke arahnya.
DEG!
Di saat ini.
Dunia seolah berhenti berputar. Suara gaduh di tenda tiba-tiba sunyi.
Begitu juga dengan Wanita yang saat ini ada di hadapan Seno, tiba-tiba mematung tidak dapat bergerak bahkan untuk berkedip pun ia seperti tidak mampu.
Seno, ia pun tidak dapat berkata-kata, setelah melihat siapa wanita di hadapannya, wajahnya yang tadi terlihat sangat panik kini menjadi hening, dan perlahan ia melepaskan tangannya dari lengan wanita itu sambil berucap.
"Rana!"
Ya, wanita itu adalah Rana. Beberapa hari lalu ia bertemu dengan Rana, dan kali ini takdir mempertemukan mereka kembali di saat yang sangat tidak terduga.
"Mas Seno!"
Rana menatap wajah laki-laki yang beberapa tahun lalu berstatus sebagai suaminya ,wajah yang sudah tidak ingin lagi Rana temui dalam keadaan dan saat apapun, tapi kenapa takdir malah mempertemukan mereka kembali.
Pandangan mereka saling bertemu. Ini adalah momen yang sangat tidak diharapkan dan dibayangkan oleh Rana, kilasan masa lalu memenuhi mata dan pikiran Rana saat ia menatap mata Seno.
*
*
Setelah beberapa detik terbawa suasana hingga membuat seluruh badannya membeku dan kaku, Rana kembali mengatur hati nafas dan pikirannya, agar kembali normal.
"Di mana anak yang dimaksud, saya akan coba memeriksanya."Kata Rana yang mengalihkan fokus mereka saat ini.
Rana lebih memilih bersikap biasa saja layaknya rekan bekerja.
"Di tenda 17,"sahut Seno dengan suara lesu.
Tampa menunggu apapun lagi, Rana berjalan terlebih dahulu menuju tenda 17 dengan membawa peralatan medis yang ia miliki.
Degup jantungnya berpacu lebih cepat karena merasakan kacau di hati dan pikirannya, tapi sebisa mungkin ia menghilangkan semua itu karena saat ini ia tengah fokus bekerja.
Setelah sampai di tenda 17 Dika pun terkejut dengan kehadiran gadis itu.
"Rana kau di sini?"
"Iya."Sahut Rana, yang sama sekali tidak terkejut seperti Dika. Ia mendudukkan dirinya dan mengecek luka anak yang masih tergeletak itu.
"Rana, apa tadi kau bertemu dengan Seno?"tanya Dika.
"Ya!"
"Lalu?"
Rana mengangkat wajahnya menatap Dika, dan Dika pun jadi salah tingkah dengan tatapan itu, karena ia tahu maksud dari tatapan Rana yang tidak suka jika ia bertanya soal Seno.
"Maaf, aku hanya bertanya, lanjutkan pemeriksaannya!"
Kata Dika dengan canggung.
Dan dari kejauhan Dika melihat Seno datang menghampiri mereka.
"Pendarahannya semakin parah, dan anak ini semakin lemah. Tolong bantu aku, kita harus membawanya ke tenda 20. Di sana tempat khusus dan memiliki perlengkapan yang memadai."Ucap Rana setelah memeriksa anak itu.
"Tolong cucu saya, Mbak."Pinta sang Nenek yang sejak tadi menangisi cucunya yang tidak berdaya.
"Nenek tenang ya, kita akan melakukan semua yang terbaik untuk cucu nenek dan saya akan membawanya ke tenda 20, di sana ada Dokter yang akan menangani cucu nenek secara langsung."
"Terima kasih!"
"Dika, bisa tolong bantu aku?"Rana meminta kepada Dika padahal di sana ada Seno, namun ia tak berucap sedikitpun pada lelaki itu.
"Tentu!"
Dika langsung menggendong anak itu dan membawanya ke tenda 20 dengan Rana yang mengikutinya dari belakang.
🍁🍁
Sesampainya di tenda 20 Rana segera mencari Dokter Vir.
"Dok, tolong! ada anak yang sangat kritis dia mengalami pendarahan hebat."
Dokter Vir yang tengah mengurusi pasien yang juga terluka cukup parah meminta Wahyu untuk menggantikannya, karena ia akan memeriksa anak yang dimaksud oleh Rana.
Dika segera membawa masuk bocah itu dan meletakkannya di atas ranjang yang disediakan di sana dan Dokter melakukan pertolongan pertama dengan menghentikan pendarahan pada anak itu.
"Bisa tolong keluar, agar kami bisa fokus menangani anak ini."Pinta Dokter Vir pada Dika.
"Iya Dok!"
Dika keluar dari tenda dan di saat itu juga Seno sampai bersama dengan nenek dari anak yang tengah kritis tadi.
"Nenek tunggulah di sini, Dokter tengah memeriksa cucu nenek, kita berdoa saja semoga dia baik-baik saja."
Si nenek mengangguk dan mendudukkan diri di bangku sambil terus menengadahkan tangannya ke langit , berdoa untuk kesembuhan cucunya.
Bersambung...
🍁🍁🍁🍁
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Minta dukungannya ya 🤗
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini 🙏
Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
itanungcik
kasih pelajaran sama Seno Rana..
2023-12-18
3
Sugiharti Rusli
apa yang akan terjadi setelahnya yaa ,,
2023-09-17
7
Defi
semoga Rana bertemu orang baru dan melupakan masa lalu
2023-09-15
1