Di Ganggu Preman

Selamat! Membaca 🤗

Beberapa Jam menempuh perjalanan, dan di karenakan macet parah, Rana pun sampai di Terminal di waktu yang tak seharusnya, yaitu tengah malam.

Rana memutar pandangannya, mengitari Terminal. Orang-orang yang satu Bus dengannya perlahan sudah habis meninggalkan Terminal. Mereka di jemput dengan sanak saudara yang sudah menunggu di Terminal.

Sedangkan Rana, ia masih menunggu Aurel. Gadis itu tengah ada masalah mendesak, hingga ia telat menjemput Rana, sementara Bima, tengah berada di Rumah Sakit, karena ternyata hari ini Sarah melahirkan.

(Kau tunggu di tempat yang ramai dan aman, aku akan segera menjemputmu)

Itulah pesan yang di kirim Aurel.

Di hari biasa seperti ini, Terminal memang lebih terlihat sepi, jika saja Rana datang ke Kota bertepatan dengan mudik lebaran, sudah pasti Terminal akan ramai 24 jam. Dan Rana tidak perlu merasa takut seperti ini.

"Mau kemana Mbak? Butuh ojek tidak?"tawarkan seorang pria paruh baya yang berprofesi sebagai tukang ojek.

"Tidak Pak, terima kasih. Saya sedang menunggu teman saya yang akan menjemput."Tolak Rana, dengan halus.

"Baiklah, kalau bisa nunggunya di depan warung sana saja Mbak. Jangan berdiri di sini, di sebelah sana banyak preman, mereka sering mengganggu, apalagi Mbak sendirian di sini."Ujar pria itu sambil menunjukkan warung yang letaknya tidak jauh.

"Baik pak, Terima kasih banyak."

Karena mencari aman, Rana pun mengikuti saran dari bapak tukang ojek tersebut untuk menunggu Aurel di warung.

"Ke mana Aurel, kenapa lama sekali, ini sudah 40 menit, bukankah seharusnya ia sudah tiba 20 menit yang lalu."Rana resah karena sudah lebih dari setengah jam ia menunggu, Aurel belum kunjung tiba dan ia pun tidak bisa menghubungi sahabatnya itu karena ponselnya tidak dapat dihubungi.

"Mbaknya masih lama di sini. Maaf ya Mbak, warung sudah mau ditutup."Kata pemilik warung.

"Tutup!"

"Iya Mbak, hari ini sangat sepi sekali, jadi saya buka sampai subuh pun percuma tidak akan ada yang beli."

"Maaf Bu, bisa tidak menunggu sebentar lagi sampai teman saya datang menjemput, sejujurnya saya takut dan merasa khawatir kalau harus menunggu sendirian di sini,"pinta Rana dengan menjelaskan apa yang ia rasakan saat ini.

Ibu pemilik warung menatap Rana sambil berpikir. Ya, sepertinya iapun merasa kasihan dengan Rana jika harus menunggu sendirian di tempat yang rawan seperti ini, sehingga ia memutuskan untuk menambah waktu agar Rana bisa memiliki tempat yang aman.

"Baik Mbak saya tunggu sampai 30 menit lagi ya, jika teman Mbak masih belum datang mohon maaf saya harus benar-benar menutup warungnya."Ujar Ibu pemilik warung."

"Baik Bu, sekali lagi terima kasih."

Rana kembali mengirimkan pesan pada Aurel, berharap temannya membaca pesan tersebut.

"Apa aku pesan taksi online saja ya."Gumam Rana dalam pikirannya,"Tapi bagaimana jika Aurel datang dan aku tidak ada."Bingung Rana, dan iapun memilih untuk menunggu Aurel.

30 menit berlalu, dan Aurel masih tak kunjung datang.

Hingga Ibu pemilik warung pun dengan berat hati menutup warungnya, Rana terpaksa menepi dari sana.

Selepas warung di tutup suasana semakin sepi dan mencekam bagi Rana.

Hingga kondisi seperti ini memancing beberapa Pria berpenampilan seperti Preman, yang memang sejak tadi ada di sana menghampiri Rana.

Mereka bukan untuk menawarkan bantuan pada Rana, tapi 3 Pria itu berkata yang tidak-tidak.

"Sudahlah, lebih baik ikut kami saja, dari pada berdiri kedinginan di sini."Ujar satu Pria sambil cekikikan.

Rana tidak menggubris omongan berandal itu, ia melangkah menarik kopernya menjauhi mereka.

Namun tindakan Rana ini malah memancing emosi mereka.

"Kau jangan kurang aja ya! Berani-beraninya menghindari kami!"

Rana mendelik.

"Maaf, saya tidak punya waktu untuk meladeni kalian."

Rana tetap melangkah, namun Pria itu mencekal lengan Rana.

"Jangan kurang ajar Anda!"Rana emosi, tentu saja karena mereka bersikap sangat tidak sopan.

Dan Pria itu malah tertawa terbahak-bahak.

PLAK!

Rana melayangkan tamparan di wajah Pria yang tengah melebarkan mulutnya itu, dan seketika ia berhenti tertawa.

"Waaah, dia berani menamprmu Bos!"olok Pria yang lain.

Pria yang di tampar tadi menyentuh pipinya yang terasa kebas, dengan mata menyalang penuh amarah.

"Sepertinya kita harus bermain kasar dengan gadis ini,"ujarnya dengan tatapan mata yang tiba-tiba berubah jauh lebih mengerikan.

Ia maju dan ingin kembali menjangkau Rana.

BUG

Namun, sebelum Pria itu sampai, Rana terlebih dahulu menendang kepunyaannya. Sampai membuat Pria itu meringis kesakitan.

Dua temannya tidak tinggal diam, iapun maju dan tentunya bernasib sama seperti rekannya.

"Ini sakit sekali Bos!"erang Pria itu, ketika lato-latonya membentur sepatu Rana.

"Kau benar-benar berani dengan Kami, apa kau tidak tau siapa kami!"Marah Pria yang di sebut Bos.

"Tentu, saya bisa bersikap baik dan sopan jika kalian melakukan hal yang sama, tapi jika kalian kurang ajar seperti ini sayapun tentu akan melakukan hal yang sama, apa kalian pikir semua wanita itu lemah! Dan tidak berani dengan orang seperti kalian! Jangan pernah berpikir seperti itu, hanya karena melihat wanita sendirian nyali kalian jadi membuncah, sungguh pecundang!"Rana menuangkan semua kekesalannya.

Dan karena itu ia kembali terlibat perkelahian kecil, dengan 3 Pria yang kita sebut saja Preman.

Karena Rana mengerti dunia medis, ia menyerang para Preman itu di bagian sensitif, sehingga Rana mampu membuat 3 Pria itu kewalahan.

"Aduh, Bos! mata, mata saya perih!"

Setelah menyerang 2 lato-latonya, kini Rana menyapa 2 bola mata Pria itu.

"Kurang Ajar!"

Marah pimpinan mereka, dan di detik itu juga, Pentolan dari ke 3 Pria itu mengeluarkan sebilah senjata tajam dari balik jaket Levis yang sudah robek-robeknya itu.

Ia mengacungkan senjata tersebut pada Rana, dengan maksud menakut-nakuti Gadis yang sudah membuat mereka kewalahan.

Rana terdiam sejenak, memikirkan apa yang harus ia lakukan. Rana tidak menduga jika ternyata mereka membawa senjata tajam, padahal itu sangat wajar bagi Preman.

Apa yang harus aku lakukan?

Apa aku harus kembali melawan?

Tidak, itu terlalu beresiko, 3 lawan 1, dan mereka mempunyai senjata, sedangkan Rana tidak memiliki benda apapun yang akan di jadikan senjata.

"Baiklah! tidak ada cara lain,"Gumam Rana.

Rana mengorbankan Koper berwarna Biru miliknya, dengan cara mendorong benda cukup besar itu ke arah para Preman. Dan tentu saja Ke 3 Preman itu terhalangi untuk menyerang Rana.

Di kesempatan ini, Rana mempercepat langkahnya meninggalkan tempat itu.

Ya, inilah pilihan Rana, melarikan diri, karena tidak mungkin jika ia harus melawan 3 sangar itu.

"Dia kabur Bos!"

"Dasar Bodoh! cepat kejar, kenapa malah menunjuk saja, sungguh tidak berguna."

Bersambung....

🍁🍁🍁🍁🍁

Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏

Minta dukungannya ya 🤗

Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini 🙏

Lope Banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

ria sufi

ria sufi

teman gmn sich klo GK BS jemput ya bilang dr awal, klo gini kan repot n bahaya

2025-03-03

0

Pova Pova

Pova Pova

dasar bodoh aq fikir tadi jago silat ternyata Cemen sok2an lgi tggu kawan padahal sdah malam

2023-12-16

2

Bun SanMar

Bun SanMar

ini si Rana yg bodoh, kalo udah nunggu lama gak Dateng ya mending naik taksi apalagi udah malam, ini malah di tungguin emang mau jd santapan empuk preman2.

2023-11-26

1

lihat semua
Episodes
1 Perubahan
2 Suami Yang Sudah Tidak perduli.
3 Tips dan Trik meluluhkan hati Suami
4 Usaha Yang Tidak Di Hargai
5 Kenyataan Untuk Rana
6 Aku Menyerah Mas.
7 Gugatan Cerai
8 Setelah 4 Tahun
9 Berkunjung Ke Kota Penuh Kenangan
10 Di Ganggu Preman
11 Dokter Windy
12 Bertemu Windy kembali
13 Pertemuan Setelah 4 Tahun Berpisah
14 Bencana Longsor
15 Misi Penyelamatan Rana.
16 Tim Penyelamat.
17 Perjuangan Tim Penyelamat
18 Kembali Di Pertemukan
19 Seno Dan Dika
20 Aku Akan Mendekati Mantan Istrimu
21 Ada Apa Dengan Seno
22 Kenapa Takdir Harus Membawaku Kembali Bertemu Dengannya?
23 Sikap Rana Yang Dingin.
24 Keadaan Darurat
25 Menolak Kebaikan Seno
26 Kemarahan Rana
27 Usaha Menyelamatkan Bella
28 PLAK
29 Apa Yang Terjadi Dengan Seno 4 Tahun Yang Lalu?
30 Pengakuan Cinta Dokter Vir
31 Ucapan Seno Yang Mengguncang Hati Rana.
32 Kecemasan Rana
33 Apakah. Aku Harus Membuka Hatiku Untuknya?
34 Vir Yang Bersungguh-sungguh
35 Seno Kenapa?
36 Apa Yang Di Sembunyikan Sarah?
37 Alasan 4 Tahun Yang Lalu
38 Alasan, 4 Tahun Yang Lalu. Bagian Ke 2
39 Kenyataan Yang Membuat Rana Merasa Bersalah.
40 Seno Vs Vir
41 Mendatangi Rumah Seno.
42 Kebahagiaan Ibu Mertua.
43 Keputusan Rana.
44 Aku, Akan Melakukan Apapun Untuk Mempertahankan Mu.
45 Jangan Memaksanya.
46 Memaafkan, tapi tidak harus kembali
47 Aurel Sahabat Terbaik
48 Kau Lebih Berhak Atas Rana Dari Siapapun!
49 Tidak Ada Yang Mau Mengalah
50 Dia Istriku!
51 Sahabat Yang Saling Mendukung
52 Apa Yang Di Sembunyikan Windy?
53 Menghabiskan Waktu Bersamamu.
54 Rana Masih Ragu.
55 Aku Mencintaimu. Tolong Beri Aku Kesempatan Untuk Menjadi Suami Mu Kembali.
56 Sedikit Agresif.
57 Aku Hanya Meminta Hak-ku Sebagai Suamimu!
58 Datang Bulan.
59 Drama Membeli Pembalut
60 Jangan Terpengaruh Oleh Apapun.
61 Rasa Penasaran Rana.
62 Flash Back. Masa Lalu Seno Dan Windy
63 Flash Back. Masa Lalu Seno Dan Windy. Bagian Ke Dua
64 Nasib Tragis Yang Menimpa Windy 6 Tahun Yang Lalu.
65 Tidak Akan Merubah Semua Yang Sudah Terjadi.
66 Kegelisahan Rana Setelah Tahu Semuanya
67 Masa Lalu Yang Membuat Gelisah
68 Bangkitlah Windy. Lupakan Semuanya.
69 Permohonan Winda! Tolong Mengalah lah Untuk Windy.
70 Jangan Ada Yang Di Tutup-tutupi
71 Aku Akan Tetap Memilih Rana Apapun Yang Terjadi
72 Bakat Baru Dika.
73 Mayang Menemui Rana.
74 Windy Marah!
75 Ucapan Mayang Yang Sangat Menyakitkan.
76 Menyalahkan Seno
77 Apa Kau Merindukannya?
78 Seno Datang!
79 Apa, Ayah Dan Ibu Mertua Sudah Memaafkan Aku?
80 Usaha Ke Dua Seno
81 Semua Keputusan Ada Pada Rana
82 Jangan Pernah Mengharapkan Istri Orang.
83 Dika Tertarik Pada Aurel.
84 Kedatangan Wahyu Dan Windy
85 Windy, Jauhi Rana!
86 Seno VS Wahyu
87 Ada Apa Dengan Sarah?
88 Aku Akan Berhenti Sampai Di Sini
89 Ke Hotel
90 "Jika Kau Suda Tidak Mau Kembali Padaku, aku Akan menyerah."
91 Malam Pertama Setelah 4 Tahun Berpisah
92 Dingin Tapi Terasa Panas!
93 Sekali Lagi.
94 Tindakan Mayang
95 Apa Kau Sudah Puas?
96 Di Keluarkan Dari Rumah Sakit Harapan
97 Memberi Sedikit Pelajaran.
98 Kembali Pulang Ke Rumah
99 Tidak Kuat Menahannya
100 Kebingungan dan Rasa Penasaran Seno
101 Apa Kau Mengenal Seseorang Yang Bernama Wisnu?
102 Kecelakaan 7 Tahun Yang Lalu, Penyebab Sarah Membenci Seno
103 Alasan Sarah Membenci Seno
104 Memberi Pengertian Pada Sarah
105 Saling Memaafkan Dan Mengerti
106 Semakin Hari, Mas Seno Semakin Aneh.
107 Pergi Makan Malam Bersama Aurel
108 Gagal Pergi Bulan Madu
109 Tips Dan Trik Membujuk Istri
110 Ternyata Seperti Ini Cara Membujuknya.
111 Windy Menghilang
112 Kemana Sebenarnya Windy Berada?
113 Semua Rekayasa Winda
114 Dia Tidak Pernah Mengungkapkan Perasaannya Padaku.
115 Apa Yang Dika Lihat?
116 Dika Tidak Akan Menyerah.
117 Tidak Ada Pertemanan Yang Murni Antara Laki-laki Dan Perempuan
118 Windy Semakin Berani
119 Ingin Memberi Kejutan
120 Di Luar Dugaan Windy.
121 Semoga Windy Sadar.
122 Tolong Kembalikan Seno Padaku.
123 Masih Soal Rana dan Windy.
124 Dika Dan Ardi
125 Mendambakan Cucu
126 Usaha Penyelamatan.
127 Terima Kasih!
128 Windy Menyerah. Memilih Tempat Berbulan Madu
129 Tolong Lahirkan Putra Dan Putri Untukku
130 Pergi Bulan Madu.
131 Winda Yang Keras
132 Demi Aurel
133 Saingan Yang Mengganggu
134 Antara Dika Dan Ardi
135 Dika Galau
136 Sepertinya Dika Sudah Tidak Memiliki Harapan. Atas Cintanya.
137 Harap Besar Lina
138 Jangan Di Pikirkan
139 Memeriksakan Diri
140 Harus Menceritakannya
141 Tidak Akan Ada Yang Berubah, Ibu Dan Seno Akan Tetap Dan Selalu Menyayangimu
142 Akhir Dari Kisah Seno Dan Rana
143 Kisah Baru, Di Mulai.
144 Menemui Gadis Pilihan Ibu
145 Perjodohan Di Batalkan
146 Hari Bahagia Aurel. Dukanya Dika
147 Kesalnya Dika
148 Ingin Nasi Goreng
149 Memasak Di Jam Kramat
150 Jika Kak Dika Mau, Aku Bersedia Menjadi Kekasihnya!
151 Ingat, Dika! Waktu Tiga Bulan, Bukan Waktu Yang Lama.
152 Membersihkan Apartemen
153 Tetangga Apartemen
154 Kabar Dari Dokter
155 Tidak Ada Yang Tidak Mungkin Jika Tuhan Sudah Berkehendak
156 Gelar Dan Panggilan
157 Ingin Kursus Memasak
158 Ketahuan
159 Tolong, jangan Beritahu Mamah.
160 Hari Pertama Kursus
161 Menyelesaikan Tantangan Pertama
162 Apa Ide Cemerlang Dari Seorang Dika Perkasa?
163 Lakukan Apa Yang Ingin Kau Lakukan
164 Apa Kau Mengenal Olivia?
165 Terbongkar!
166 Kerjasama.
167 Sepakat!
168 Usaha Memasak Ke-Dua Seno
169 Telor Ceplok, atau Telor Mata Sapi?
170 Sandiwara Pertama
171 Mengantar Olivia Pulang .
172 Persiapan Ke-Dokter Kandungan
173 Seno Oh Seno.
174 Pertemuan Yang Tidak Disenaja.
175 Dika, Sepertinya Dia Menyukai Mu
176 Rasa Penasaran Dika.
177 Pengumuman! 4 Tahun Setelah Berpisah Selesai.
178 Promosi Novel Baru
179 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 179 Episodes

1
Perubahan
2
Suami Yang Sudah Tidak perduli.
3
Tips dan Trik meluluhkan hati Suami
4
Usaha Yang Tidak Di Hargai
5
Kenyataan Untuk Rana
6
Aku Menyerah Mas.
7
Gugatan Cerai
8
Setelah 4 Tahun
9
Berkunjung Ke Kota Penuh Kenangan
10
Di Ganggu Preman
11
Dokter Windy
12
Bertemu Windy kembali
13
Pertemuan Setelah 4 Tahun Berpisah
14
Bencana Longsor
15
Misi Penyelamatan Rana.
16
Tim Penyelamat.
17
Perjuangan Tim Penyelamat
18
Kembali Di Pertemukan
19
Seno Dan Dika
20
Aku Akan Mendekati Mantan Istrimu
21
Ada Apa Dengan Seno
22
Kenapa Takdir Harus Membawaku Kembali Bertemu Dengannya?
23
Sikap Rana Yang Dingin.
24
Keadaan Darurat
25
Menolak Kebaikan Seno
26
Kemarahan Rana
27
Usaha Menyelamatkan Bella
28
PLAK
29
Apa Yang Terjadi Dengan Seno 4 Tahun Yang Lalu?
30
Pengakuan Cinta Dokter Vir
31
Ucapan Seno Yang Mengguncang Hati Rana.
32
Kecemasan Rana
33
Apakah. Aku Harus Membuka Hatiku Untuknya?
34
Vir Yang Bersungguh-sungguh
35
Seno Kenapa?
36
Apa Yang Di Sembunyikan Sarah?
37
Alasan 4 Tahun Yang Lalu
38
Alasan, 4 Tahun Yang Lalu. Bagian Ke 2
39
Kenyataan Yang Membuat Rana Merasa Bersalah.
40
Seno Vs Vir
41
Mendatangi Rumah Seno.
42
Kebahagiaan Ibu Mertua.
43
Keputusan Rana.
44
Aku, Akan Melakukan Apapun Untuk Mempertahankan Mu.
45
Jangan Memaksanya.
46
Memaafkan, tapi tidak harus kembali
47
Aurel Sahabat Terbaik
48
Kau Lebih Berhak Atas Rana Dari Siapapun!
49
Tidak Ada Yang Mau Mengalah
50
Dia Istriku!
51
Sahabat Yang Saling Mendukung
52
Apa Yang Di Sembunyikan Windy?
53
Menghabiskan Waktu Bersamamu.
54
Rana Masih Ragu.
55
Aku Mencintaimu. Tolong Beri Aku Kesempatan Untuk Menjadi Suami Mu Kembali.
56
Sedikit Agresif.
57
Aku Hanya Meminta Hak-ku Sebagai Suamimu!
58
Datang Bulan.
59
Drama Membeli Pembalut
60
Jangan Terpengaruh Oleh Apapun.
61
Rasa Penasaran Rana.
62
Flash Back. Masa Lalu Seno Dan Windy
63
Flash Back. Masa Lalu Seno Dan Windy. Bagian Ke Dua
64
Nasib Tragis Yang Menimpa Windy 6 Tahun Yang Lalu.
65
Tidak Akan Merubah Semua Yang Sudah Terjadi.
66
Kegelisahan Rana Setelah Tahu Semuanya
67
Masa Lalu Yang Membuat Gelisah
68
Bangkitlah Windy. Lupakan Semuanya.
69
Permohonan Winda! Tolong Mengalah lah Untuk Windy.
70
Jangan Ada Yang Di Tutup-tutupi
71
Aku Akan Tetap Memilih Rana Apapun Yang Terjadi
72
Bakat Baru Dika.
73
Mayang Menemui Rana.
74
Windy Marah!
75
Ucapan Mayang Yang Sangat Menyakitkan.
76
Menyalahkan Seno
77
Apa Kau Merindukannya?
78
Seno Datang!
79
Apa, Ayah Dan Ibu Mertua Sudah Memaafkan Aku?
80
Usaha Ke Dua Seno
81
Semua Keputusan Ada Pada Rana
82
Jangan Pernah Mengharapkan Istri Orang.
83
Dika Tertarik Pada Aurel.
84
Kedatangan Wahyu Dan Windy
85
Windy, Jauhi Rana!
86
Seno VS Wahyu
87
Ada Apa Dengan Sarah?
88
Aku Akan Berhenti Sampai Di Sini
89
Ke Hotel
90
"Jika Kau Suda Tidak Mau Kembali Padaku, aku Akan menyerah."
91
Malam Pertama Setelah 4 Tahun Berpisah
92
Dingin Tapi Terasa Panas!
93
Sekali Lagi.
94
Tindakan Mayang
95
Apa Kau Sudah Puas?
96
Di Keluarkan Dari Rumah Sakit Harapan
97
Memberi Sedikit Pelajaran.
98
Kembali Pulang Ke Rumah
99
Tidak Kuat Menahannya
100
Kebingungan dan Rasa Penasaran Seno
101
Apa Kau Mengenal Seseorang Yang Bernama Wisnu?
102
Kecelakaan 7 Tahun Yang Lalu, Penyebab Sarah Membenci Seno
103
Alasan Sarah Membenci Seno
104
Memberi Pengertian Pada Sarah
105
Saling Memaafkan Dan Mengerti
106
Semakin Hari, Mas Seno Semakin Aneh.
107
Pergi Makan Malam Bersama Aurel
108
Gagal Pergi Bulan Madu
109
Tips Dan Trik Membujuk Istri
110
Ternyata Seperti Ini Cara Membujuknya.
111
Windy Menghilang
112
Kemana Sebenarnya Windy Berada?
113
Semua Rekayasa Winda
114
Dia Tidak Pernah Mengungkapkan Perasaannya Padaku.
115
Apa Yang Dika Lihat?
116
Dika Tidak Akan Menyerah.
117
Tidak Ada Pertemanan Yang Murni Antara Laki-laki Dan Perempuan
118
Windy Semakin Berani
119
Ingin Memberi Kejutan
120
Di Luar Dugaan Windy.
121
Semoga Windy Sadar.
122
Tolong Kembalikan Seno Padaku.
123
Masih Soal Rana dan Windy.
124
Dika Dan Ardi
125
Mendambakan Cucu
126
Usaha Penyelamatan.
127
Terima Kasih!
128
Windy Menyerah. Memilih Tempat Berbulan Madu
129
Tolong Lahirkan Putra Dan Putri Untukku
130
Pergi Bulan Madu.
131
Winda Yang Keras
132
Demi Aurel
133
Saingan Yang Mengganggu
134
Antara Dika Dan Ardi
135
Dika Galau
136
Sepertinya Dika Sudah Tidak Memiliki Harapan. Atas Cintanya.
137
Harap Besar Lina
138
Jangan Di Pikirkan
139
Memeriksakan Diri
140
Harus Menceritakannya
141
Tidak Akan Ada Yang Berubah, Ibu Dan Seno Akan Tetap Dan Selalu Menyayangimu
142
Akhir Dari Kisah Seno Dan Rana
143
Kisah Baru, Di Mulai.
144
Menemui Gadis Pilihan Ibu
145
Perjodohan Di Batalkan
146
Hari Bahagia Aurel. Dukanya Dika
147
Kesalnya Dika
148
Ingin Nasi Goreng
149
Memasak Di Jam Kramat
150
Jika Kak Dika Mau, Aku Bersedia Menjadi Kekasihnya!
151
Ingat, Dika! Waktu Tiga Bulan, Bukan Waktu Yang Lama.
152
Membersihkan Apartemen
153
Tetangga Apartemen
154
Kabar Dari Dokter
155
Tidak Ada Yang Tidak Mungkin Jika Tuhan Sudah Berkehendak
156
Gelar Dan Panggilan
157
Ingin Kursus Memasak
158
Ketahuan
159
Tolong, jangan Beritahu Mamah.
160
Hari Pertama Kursus
161
Menyelesaikan Tantangan Pertama
162
Apa Ide Cemerlang Dari Seorang Dika Perkasa?
163
Lakukan Apa Yang Ingin Kau Lakukan
164
Apa Kau Mengenal Olivia?
165
Terbongkar!
166
Kerjasama.
167
Sepakat!
168
Usaha Memasak Ke-Dua Seno
169
Telor Ceplok, atau Telor Mata Sapi?
170
Sandiwara Pertama
171
Mengantar Olivia Pulang .
172
Persiapan Ke-Dokter Kandungan
173
Seno Oh Seno.
174
Pertemuan Yang Tidak Disenaja.
175
Dika, Sepertinya Dia Menyukai Mu
176
Rasa Penasaran Dika.
177
Pengumuman! 4 Tahun Setelah Berpisah Selesai.
178
Promosi Novel Baru
179
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!