4 Tahun Setelah Berpisah.
Selamat! Membaca 🤗
Jangan lupa untuk Like, Vote, hadiah, dan ulasan bintang 5 nya ya🤗🤗🤗
Terima kasih 🙏
Semoga suka dengan cerita baru dari Otor ini.
Jika ada kesalahan dalam tulisan ini, tolong koreksi ya 🤗
🍁🍁🍁🍁
"Mas, kau sudah pulang! Sini aku bawakan tasnya,"ujar seorang wanita yang sudah 3 jam lebih menunggu di depan pintu, menantikan kepulangan sang suami.
Ia adalah Kirana, wanita berwajah ayu dan lembut yang masih berusia 22 tahun, Ia dipersunting seorang lelaki bernama Senopati, 2 tahun silam.
Di usia pernikahannya yang sudah cukup lama, Kirana merasa Seno berubah, tidak sehangat yang dulu. Lelaki itu nampak dingin dan lebih sering mengabaikannya.
Namun Rana tetap melakukan apa yang sudah menjadi kewajibannya setiap hari, termasuk menyambut Seno pulang meskipun lelaki itu pulang di jam yang tidak biasanya.
Seno memberikan tas kerjanya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Aku sudah masak makanan kesukaanmu Mas, kamu makan ya?"ujar Kirana yang kembali mencoba, menciptakan suasana hangat yang sudah beberapa bulan meredup.
Namun Seno, malah menghela nafas berat.
"Rana, aku lelah seharian bekerja aku ingin mandi dan langsung beristirahat."
Kirana mengulas senyum terbaik yang ia miliki.
"Baik Mas, aku akan siapkan air hangat untukmu mandi."
"Terima kasih."
Seno berjalan terlebih dahulu memasuki kamar.
***
Setelah menyiapkan air untuk ritual mandi sang suami, Rana merapikan makanan yang tertata rapi di atas meja, sore tadi Kirana menyempatkan diri untuk memasak beberapa menu yang menjadi makanan favorit Seno, ia berharap bisa makan malam bersama suaminya, yang sudah beberapa bulan terakhir tidak pernah meraka lakukan karena Seno selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai salah satu anggota Tim SAR.
CKLEK..
Kirana mendorong pintu kamar, ia melangkah perlahan.
Seno yang mendengar suara pintu terbuka, segera menarik selimut sampai menutupi semua tubuhnya, hanya wajahnya saja yang terlihat dan ia langsung memejamkan matanya.
"Kamu sudah tidur, Mas!"
"Eeemm!"
Hanya itulah sahutan dari Seno.
"Baik, beristirahatlah, Mas."
Kirana berjalan menuju balkon kamar, di sana ia merenung memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dengan Seno. Kenapa dia bisa bersikap sedingin ini, padahal dulu ia lelaki hangat dan penyayang.
'Apakah Mas Seno sudah tidak tertarik lagi denganku!
Atau Mas Seno memiliki...!'
Pikirkan buruk selalu menghantui benak Rana.
Namun ia segera menepis semua pikiran yang sering melintas di kepalanya, ia tetap berpikir positif tentang suaminya.
'Mungkin Mas Seno sedang lelah! karena seharian bekerja.'Kata inilah yang selalu Rana yakin, untuk menghibur hatinya.
*******
"Mas, sore nanti bisa temani aku ke rumah Kak Sarah, Dino ulang tahun hari ini."Pinta Rana, sambil menyiapkan sarapan untuk Seno.
"Maaf Rana, aku tidak bisa. Ada beberapa hal yang harus aku kerjakan dan mungkin akan pulang malam, kamu pergi bersama temanmu saja ya."
Dan ini jawaban yang sudah kesekian kalinya Seno lontarkan, ketika Istrinya meminta untuk di temani ke suatu tempat.
"Baiklah Mas, tidak apa-apa. Tapi kamu sarapan dulu ya!"
Seno melirik mesin waktu yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Maaf Rana, ini sudah siang, aku harus segera pergi karena ada latihan."
Dan ini juga sudah kesekian kalinya Seno menolak sarapan yang di sajikan Kirana.
Dengan perasaan sedih yang di tahan, Rana mengantar Seno sampai depan pintu.
"Berhati-hatilah Mas!"
Seno mengangguk dan segera masuk kedalam mobilnya.
Rana menatap mobil yang semakin melaju menjauhinya.
"Ada apa denganmu, Mas. Apakah aku punya salah! kenapa kamu terlihat seperti membenciku, bahkan kau sudah enggan untuk menyentuhku meski itu hanya sebatas sentuhan tangan."Gumam Rana, yang masih menatap jalanan.
**
Ingatan 2 tahun silam terlintas di benak Kirana, di mana Seno mempersuntingnya di hadapan kedua orang tuanya dengan bersungguh-sungguh. Rasa bahagia menyelimuti hati wanita ini ketika ia resmi menikah dengan Seno. Lelaki baik itu memperlakukan Rana layaknya seorang Ratu, ia selalu mencium kening sang istri sebelum tidur dan saat terbangun, tidak lupa saat berangkat bekerja Seno tidak melupakan ritual itu.
Seno akan mengeluarkan semua rayuannya yang mampu membuat Istrinya terbang sampai di langit ke 7, lelaki itu juga selalu memuji masakan istrinya, setiap kali ia menghabiskan masakan Rana. Ia akan mengucapkan kata-kata sayang dan cinta pada Rana di setiap menit selama 24 jam. Sungguh sebuah pernikahan yang manis.
Tapi keindahan dan kebahagiaan itu sirna dalam sekejap, Seno berubah tanpa sebab apapun. Ia menolak sang Istri tanpa alasan yang jelas, membawa Kirana di zona kesedihan tanpa ia tau apa penyebab dan kesalahannya.
***
Kirana memutuskan untuk pergi menenangkan pikirannya sejenak! untuk menemui sahabatnya bernama Aurel.
"Kamu kenapa?"Tanya Aurel yang melihat Rana hanya memutar-mutar sedotan di gelas minumannya.
"Tidak apa-apa."
"Tidak apa-apa bagaimana! lihatlah wajahmu, sejak tadi kau tekuk seperti itu, apa kamu memintaku bertemu hanya untuk melihat kesedihanmu ini?"
"Maaf Rel!"
"Apa ini semua karena suamimu yang masih bersikap dingin?"
Kirana mengangguk.
"Rana, apa kamu sudah bicara dengan suamimu?"
"Aku tidak memiliki keberanian untuk itu."
"Tapi kamu harus tetap bicara dengannya, cari waktu yang tepat untuk berbicara dari hati kehati dengan suamimu, jika di biarkan berlama-lama akan menimbulkan kesalahpahaman di antara kalian berdua."
Kirana diam, dia membenarkan apa yang dikatakan Aurel, tapi ia tidak cukup berani untuk bertanya kepada Seno. Ia takut jika jawaban dari lelaki itu akan membuatnya sedih atau terluka.
"Rana!"panggil Aurel.
"Iya, aku akan mencoba untuk bicara dengan Mas Seno."
"Itu pilihan yang bagus, semoga permasalahan di antara kalian cepat selesai."
"Terima kasih! Aurel. Apa kamu bisa menemaniku ke Rumah Ka Sarah sore nanti."
"Tentu, sore nanti aku tidak ada kesibukan apapun."
"Terima kasih."
******
Di tempat lain.
"Sen, kau tidak makan siang?"tanya Dika, teman satu Tim dengan Seno.
Mereka baru usai melakukan latihan .
"Tidak! kau saja."
"Apa kau tidak lapar?"
"Tidak!"
"Kau ini kenapa! apa ada masalah! Seno, seberat apapun masalah yang kita hadapi kita harus tetap makan yang banyak, kamu sadar akan profesi kita yang membutuhkan banyak tenaga kan! kita tidak boleh lemah."
"Aku tau."
"Kalau begitu ayok makan, aku sudah menemukan tempat makan yang enak, kau harus mencobanya."
Dengan sedikit paksaan, akhirnya Seno memutuskan untuk mengikuti Dika, makan siang di Luar.
**
"Dika!"Panggil, Seno di tengah-tengah santap siangnya.
"Eeem, ada apa?"
"Apa pernah, kau merasa jenuh dengan sesuatu yang sudah kau jalani selama bertahun-tahun?"
Mendengar pertanyaan Seno yang sedikit aneh bagi Dika, lelaki itu meletakkan sendok makanya.
"Ada apa?"
"Ada apa apanya?"tanya Seno bingung.
"Ada apa kau bertanya seperti ini?"
"Tidak! aku hanya bertanya saja."
"Seno, apa kau mulai jenuh dan bosan dengan profesimu saat ini?"tanya Dika yang salah paham.
"Tentu saja tidak, sejak kecil aku bercita-cita ingin menjadi bagian dari Tim penyelamat seperti ayahku, mana mungkin aku bosan dengan profesi ini."
"Lalu apa yang membuatmu bosan?"
"Dika, aku hanya bertanya bukan berarti aku yang mengalaminya kan! Ah, sudahlah. Percuma bicara denganmu."Seno bangun terlebih dahulu, ia meninggalkan meja sebelum menghabiskan makanannya.
"Dia aneh sekali,"gumam Dika.
Bersambung..
🍁🍁🍁
Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Endang Supriati
2 thn itu msh pengantin baru, klu nikah saling cinta dua tahun serasa 2 hari.
2024-01-08
1
Ma E
Emang rumah tangga ada yg bosan?suami yang egois yg begitu
2023-12-19
1
Tati Suwarsih
harusnya d bicarakan klo ad masalah...bkn menghindar
2023-12-10
1