Selamat! Membaca 🤗
Hingga tiba waktunya! Rana benar-benar terbang ke Kota Perjuangan bersama dengan tiga rekannya, yaitu Dokter Vir, Melly dan Dokter Wahyu.
🍁🍁🍁
Tidak membutuhkan waktu lama, mereka sampai di lokasi yang nyaris tidak ada bangunan satupun di sana karena habis diterjang Tsunami dan Gempa Bumi, hanya ada beberapa tenda yang dibangun oleh Tim Relawan untuk menampung para korban jiwa.
Kondisi di sana sangat memilukan, musibah itu terjadi satu hari yang lalu hingga masih banyak korban yang belum ditemukan. Di sana hanya ada beberapa tenaga medis yang berjaga, tentu saja itu sangat tidak mencukupi dengan banyaknya korban terluka yang sebagian besar anak-anak dan wanita, mereka harus berteriak dan menangis menahan rasa sakit, dan mereka harus menahannya selama berjam-jam karena Dokter yang hanya 2 orang itu tengah menangani pasien yang jauh lebih kritis. Peralatan pun seadanya, dan untung saja, dari Rumah Sakit tempat Rana dan Vir bekerja menyumbangkan beberapa alat medisnya untuk menunjang pengobatan Warga di sana.
Di saat baru menginjakkan kaki di Kota yang terlihat sangat memilukan itu, Rana dan Dokter Vir langsung melakukan tugas mereka.
Hingga tidak mengenal lelah setelah menempuh perjalanan dan sampai di malam hari, mereka berjibaku dengan pasien yang terus saja bertambah dan para Tim Penyelamat pun tengah melakukan pencarian korban selamat dan hilang.
***
"Kau beristirahatlah, dari semenjak kita datang kau belum beristirahat!"ujar Dokter Vir yang tidak tega dan mengkhawatirkan kondisi Rana, karena sampai pagi menjelang siang Rana belum beristirahat dari sejak semalam mereka tiba di Lokasi tersebut.
"Tidak apa Dok, masih banyak pasien yang harus kita tangani aku masih kuat dan sanggup,"
"Baiklah! Tapi jangan terlalu memaksakan diri jika kau sudah lelah beristirahatlah aku bisa menggantikan mu di sini."
"Baik, terima kasih Dok!"
Rana kembali melakukan tugasnya untuk merawat pasien, seperti memasang perban, mengolesi obat dan membersihkan luka pada warga yang terluka ringan, sedangkan mereka yang mendapati luka berat harus di tangani secara langsung oleh ke 4 Dokter yang ada di sana,
perawat di sana hanya ada Melly Rana dan satu lagi perawat dari Kota tersebut, tentu saja tidak sebanding dengan banyaknya pasien yang semakin banyak dan berdatangan.
🍁🍁🍁🍁
Di tempat lain.
Tim Penyelamat dari ibu Kota pun tengah bersiap untuk terbang ke Kota Perjuangan, mereka adalah Seno dan beberapa rekan kerjanya.
Di kota tersebut, membutuhkan banyak tenaga Tim Penyelamat, hingga pemerintah menugaskan Tim Penyelamat dari Kota, guna membantu mencari dan mengevakuasi korban-korban yang kemungkinan besar masih terseret arus entah di mana dan tertimpa reruntuhan bangunan.
Dan tanpa berpikir panjang lagi, Seno dan Timnya pun langsung menyetujui dan mereka akan berangkat ke Kota tersebut hari ini juga.
Berbeda dengan Rana, Seno mengabari orang Tuanya hanya lewat pesan teks, tanpa harus pulang terlebih dahulu.
Sebelum berangkat mereka memanjatkan doa agar diberi kemudahan dalam misi penyelamatan ini.
Beberapa helikopter mondar-mandir ke Kota tersebut untuk membawa bahan makanan dan beberapa Tim Penyelamat untuk ditugaskan di sana selama beberapa hari kedepan, sampai proses pencarian selesai dan kondisi aman.
Seno dan rekan-rekannya sampai di sore hari dan mereka segera, dibawa ke tenda khusus Tim SAR.
"Jadi, apa kita akan memulai pencarian sekarang juga?"tanya Dika pada ketuanya yaitu Seno.
"Tentu saja! lebih cepat lebih baik kan, dan tidak ada kata nanti bagi kita."Sahut Seno.
"Baiklah! aku akan menyiapkan semua keperluan yang kita butuhkan,"Dika bergegas, mengambil apa yang mereka butuhkan dan Seno memberi arahan kepada rekannya yang lain.
Mereka memulai pencarian dari reruntuhan bangunan. Dan mereka menemukan beberapa korban yang sudah tidak lagi bernyawa di sana.
🍁🍁🍁
malam hari.
Mengingat peringatan dari BMKG dan buruknya cuaca di sana, misi pencarian pun ditunda sampai esok hari karena akan sangat berbahaya jika mereka melakukan pencarian di cuaca ekstrem seperti ini.
Seno mengajak rekannya untuk beristirahat di tenda.
"Apa ada yang terluka?" tanya Seno kepada rekannya.
Dan satu orang mengacungkan tangan, Seno menghampiri pria tersebut dan memeriksa luka yang ternyata ada di lengan kirinya.
"Segera pergi ke tenda Klinik, kau akan ditangani oleh dokter yang ada di sana."kata Seno.
"Bik Pak!"
Seno mendudukan diri di kursi, hujan lebat turun menambah suasana duka di tempat tersebut.
"Sen apa menurutmu kita bisa menyelamatkan orang lebih banyak yang masih bernyawa daripada yang sudah meninggal?"tanya Dika yang duduk persis di sebelah Seno.
"Entahlah, aku sendiri tidak yakin, kerusakan di kota ini cukup parah. Besok aku akan meminta data penduduk di sini, untuk memastikan berapa banyak orang yang hilang dan yang sudah ditemukan."
"Selamat malam Pak! makanan sudah siap kalian bisa mengambilnya di tenda dapur,"ucap seorang lelaki yang masuk ke dalam tenda Tim Seno.
"Baik, terima kasih."
Dika beranjak terlebih dahulu karena Ia memang sudah sangat lapar sejak sore tadi belum terisi perutnya, sementara Seno masih duduk di tempat, entah apa yang tengah ia pikirkan yang jelas Seno tengah merenung sambil menatap langit-langit tenda.
Rana yang tengah sibuk, didatangi oleh lelaki yang tadi terluka. Lelaki dari Tim Penyelamat yaitu anggota Seno.
"Maaf, bisa tolong berikan saya obat untuk luka ini?"ucapkan lagi itu.
"Tentu saja! biar saya periksa lukanya silakan duduk,"Sahut Rana dan segera mengambil beberapa obat.
Lelaki itu sejenak menatap Rana, Ia seperti tak asing menata perawat yang saat ini tengah mengobati lukanya.
"Apa anda dari tim SAR?"tanya Rana tanpa mengalihkan pandangannya dari luka lelaki itu.
"Benar!"
"Luka ini tidak terlalu dalam, tapi harus tetap diobati secara rutin, ini obat yang harus Anda oleskan setiap pagi dan sore dan ganti perbannya setiap malam. Jika masih sakit, atau terjadi pembengkakan, Anda bisa datang lagi ke sini biar Dokter yang akan memeriksanya lebih detail."Ucap Rana, setelah ia selesai melakukan tugasnya.
"Terima kasih!"
Rana membalas dengan senyuman.
Lelaki itu keluar dari tenda, dalam pikirannya terus saja bertanya-tanya siapa perawat itu karena wajahnya sungguh tidak asing.
"Aaaah, kenapa baru ingat. Bukankah dia istrinya pak Seno, ternyata dia seorang perawat! hebat juga, kenapa Pak Seno tidak pernah bercerita pada aku."Gumam lelaki itu, yang sudah mengingat Siapa wanita yang baru saja memberinya obat.
Bersambung..
🍁🍁🍁🍁
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Minta dukungannya ya 🤗
Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini 🙏
Lope Banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
kasian kalian ga tau klo seno usah pisah an sama ny.seno
2023-12-12
1
Kenzi Kenzi
seno cembokur pasti liat vir deket rana
2023-12-12
2
revinurinsani
kalo jodoh mh emng ga akan jauh jauh klo pun udah pisah bisa rujuk
2023-12-07
6