Bab 19

Tu-Tuan kenapa memegang tangan saya seprti itu?" Jelas Kei agak bingung dengan tingkah majikannya itu.

"Saya khawatir denganmu."

"Kha-wa-tir?" Beo Kei seakan tidak percaya akan hal yang dibicarakan Tuan Muda Lee.

"Iya, saya khawatir dengan keadaanmu. Dan saya mau mengucapkan terimakasih yang tidak terkira padamu, Kei karena kamu telah menyelamatkan saya."

Kei tersenyum tipis, ia sungguh bahagia karena Tuan Muda Lee sudah berubah banyak saat dirinya koma.

"Iya Tuan Muda. Ini sudah tugas saya sebagai pengasuh untuk menjaga dan melindungi Tuan."

Tuan Muda Lee tampak menggengam tangan Kei. Tapi Kei yang merasa canggung langsung melepaskannya.

"Kenapa?" Tuan Muda Lee merasa keterangan mengapa Kei harus melepas genggaman itu.

"Sa-saya malu Tuan." Kei tersenyum kikuk pada Tuan Muda Lee. Terlihat raut wajahnya yang merona akibat salah tingkah.

Ya! Perlakuan Tuan Muda Lee ini seperti kepada kekasihnya. Dan Kei takut baper akan hal itu.

Ia juga sadar, ia hanya seorang pengasuh. Tidak pantas untuknya jika bersanding sebagai kekasih Tuan Muda Lee. Hahaha bisa bisanya Kei berpikiran jauh.

"Hahaha kamu malu? Sejak kapan?" Sepertinya Tuan Muda Lee sudah terkena virus tengil dari Kei. Ia malah meledek Kei habis habisan.

"Ih Tuan kok gitu. Saya juga punya lah kalau rasa malu. Ya kali tidak punya." Kei menggembungkan pipinya itu. Sungguh menggemaskan menurut Lee.

"Hahaha biasanya juga gitu kok. Mana tengil juga." Tuan Muda Lee tidak henti hentinya meledek Kei. Padahal Kei baru saja sadar dari komanya.

"Tuan Muda Lee banyak berubah sekarang. Jadi lebih periang terus juga murah senyum. Kan enak dilihatnya. Daripada dulu, haduh mukanya kaya monster mau makan orang."

Sepertinya Kei curhat hahaha. Mendengar hal itu Tuan Muda Lee langsung kembali ke mode pabriknya yaitu ketus dan dingin.

"Hei apa kamu bilang? Saya kaya monster. Gini gini saya ini majikan kamu. Awas saja saya akan bilang ke Mommy kalau kamu tidak mengurus saya dengan baik!"

Tuan Muda Lee agaknya sedikit keki dengan curhatan Kei yang terlalu jujur itu. Bukannya takut, Kei malah nyengir kuda.

"Aduh maaf ya Tuan Muda. Saya kan hanya curhat, ups... salah lagi."

Kei menutup mulutnya dengan satu tangannya sambil menahan tawa.

"Terserah kamu Kei." Tuan Muda Lee memalingkan mukanya, rasanya ingin Kei sadar tapi setelah sadar sudah kembali ke mode tengil. Sungguh menyebalkan

"Tuan sekarang sudah mulai memimpin perusahaan lagi ya?" Kei mengawali percakapan serius kali ini. Karena ia menelisik pakaian Tuan Muda yang serba rapi.

"Hmm, kenapa?"

"Tidak apa apa. Saya hanya senang kalau Tuan Muda sudah bangkit dari rasketerputukam itu." Kei mengulas senyum indahnya sambil menatap Tuan Muda.

"Iya begitulah. Kamu kenapa lama sekali komanya?" Tuan Muda Lee tidak pernah memfilter perkataannya. Lucu saja ia menanyakan hal itu. Dan Kei mana tahu jika dirinya akan selama ini komanya.

"Ya mana saya tahu Tuan, namanya juga masih berkeliaran di alam sana. Saya bisa sadar saat ini karena ada orang yang tampan sedang mengajak saya untuk kembali. Awalnya saya tidak mau, eh dia tetap membujuk, akhirnya saya mau deh."

Di dalam komanya itu, Kei ingin berpasrah saja dengan kehendak Tuhan tetapi ia melihat sosok yang menariknya ke dunia ini lagi.

"Siapa?" Ya! Tuan Muda Lee sudah penasaran dengan sosok itu.

"Tuan Muda." Kei menjawab asal pernyataan Tuan Mudanya itu sambil nyengir.

Melihat adanya kebohongan di wajah Kei. Tuan Muda Lee menatap intens Kei. "Jangan bohong kamu, saya tidak pernah mimpi narik kamu kok. Jangan terlalu percaya diri deh."

Tuan Muda memalingkan mukanya, ia takut Kei melihat sah tingkahnya.

"Hahaha aduh Tuan hanya bercanda kok. Saya juga tidak tahu sosok itu. Tapi yang jelas perawakannya seperti Tuan Akash."

Kei menelisik memang seperti itu. Tapi entahlah, dia juga tidak tahu.

"Heh, jangan sebut nama dia di depanku." Tuan Muda Lee begitu dongkol karena Kei menyebutkan nama Akash. Ia menjadi overthinking karena mungkin saja Kei juga ada perasaan untuk adiknya itu.

"Kenapa? Cie cie, cemburu ya?" Kei benar benar sudah di mode tengilnya. Membuat Tua Muda Lee memutar bola matanya malas.

Tuan Muda Lee ingin menyangkal hal itu, tapi rasanya berat. Memang ia tidak bisa melakukan itu.

Merasa tidak ada jawaban, Kei makin cengar cengir membuat Tuan Muda Lee menatapnya nyalang.

"Aduh jangan ditatap gitu dong Tuan. Saya jadi malu gini." Kei memalingkan mukanya sambil tersenyum tipis sekali.

"Makannya kamu jangan sok ngeledek saya. Giliran di tatap gitu saja langsung kicep."

Lee mendengkus kesal.

"Hehehe peace Tuan." Kei mengangkat tangannya dan membentuk jarinya menjadi huruf V

****

"Nyonya, repot repot membawa sesuatu juga. Terimakasih." Kei sungkan karena kedatangan Nyonya Angela di ruang itu.

Nyonya Angela menaruh parcel buah itu di atas nakas. Ia menatap Kei dengan tersenyum.

"Justru harusnya saya ynag berterimakasih pada kamu, Kei. Kamu mengorbankan diri kamu sendiri untuk menyelamatkan putra say. Dan sekarang, lihatlah. Putra saya ini sudah banyak berubah. Ia juga ceria saat berada di dekatmu."

Tuan Muda Akash yang berada di samping sofa pun yang awalnya tersenyum tipis berubah menjadi malu. Kenapa Mommy nya malah bicara seperti itu. Yang ada Kei makin besar kepala.

"Mom, ayolah. Aku sebenarnya malas di dekatnya. Dia itu buat aku darah tinggi terus."

Tuan Muda Lee masih denial pada perhatiannya dengan Kei. Ia gengsi untuk mengakuinya.

" Masa sih Boy? Buktinya setiap hari bahkan kamu kerja kantor pun disini. Menemani dia? Masih mau menyangkal?"

Nyonya Angela juga meledek putranya itu. Membuat Kei menjadi terkekeh pelan. Ia yakin bahwa sebenarnya Tuan Muda Lee perhatian, hanya saja gengsi.

"Ya biasa Nyonya. Memang Tuan Muda masih gengsian orangnya, hehehe." Sekarang Kei juga ikut menimpali.

Dua lawan satu pasti yang satu itu kalah. Ya begitulah Tuan Muda Lee mengalah saja daripada duo wanita ini mengejeknya

****

"Terimakasih Nyonya sudah menjenguk saya."

"Sama sama Kei. Kamu cepat sembuh ya." Nyonya Angela mengusap lengan Kei singkat dan berlalu.

"Boy, Mommy pulang dulu ya. Sementara ini giliran kamu yang jagain Kei. Nanti kalau sudah sembuh Kei yang akan gantian menjagamu."

"Iya Mom, pasti Lee akan menjaga Kei."

Setelah kepergian Nyonya Angela, Kei menatap Tuan Muda dengan tatapan intens.

"Kenapa kamu mandang saya gitu."

Tuan Muda yang dipandang seperti itu menjadi risih.

"Ti-tidak Tuan." Kei memalingkan mukanya, jantungnya berdebar hebat saat ini.

"Oh tidak? Saya kira kamu mandang saya karena saya tampan." Tuan Muda Lee mulai narsis saat ini.

Dan parahnya secara tidak sadar Kei menjawab 'Iya'

"Iya Tuan. Tuan tampan, eh!" Kei menutupi mulutnya.

...Hai Hai readers? Gimana part ini? Kalian Team Akash-Kei atau Lee-Kei? ...

...Jangan lupa baca karyaku yang lain ya berjudul MELULUHKAN HATI SUAMIKU...

Terpopuler

Comments

Gibran Aditya

Gibran Aditya

typo ya thorr?

2024-01-16

1

Anie Anie Alum

Anie Anie Alum

ya sma tuan lee la 🥰🥰

2024-01-16

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

saya lebih setuju kl Kai dngn Lee 🤭🤭🤭

2023-12-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!