Bab 3

" Kenapa Tuan menanyakan itu?".

"Supaya kamu cepat pergi. Saya tahu kamu seperti pengasuh sebelumnya. Hanya menginginkan uang". Lee sangat meremehkan tekad Kei.

" Cepat katakan!". Lee yang tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Kei yang kian menatapnya pun menjadi gusar dan membentak Kei.

"Saya bekerja untuk Nyonya Clara. Saya akan katakan itu kepada Nyonya Clara, bukan anda Tuan". Jawaban Kei cukup membuat Lee kehilangan akal untuk menimpalinya.

" Whatever". Hanya itu yang diucapkan Lee.

Kei mengembangkan senyumnya, artinya Lee sudah menerima dia walau dengan keadaan yang terpaksa. Tapi Kei janji akan merubah sikap temperamental Tua Muda Lee itu.

"Baik Tuan, sepertinya saya harus membersihkan kamar ini dulu. Saya ingin berada di kamar yang nyaman". Kei mulai berjalan menuju ke ranjang Lee untuk membersihkan ranjang dari debu.

Kamar yang mempunyai sirkulasi udara yang kurang membuat Tuan Mudanya pasti tidak nyaman.

Saat Kei membersihkan kamarnya, Lee kembali ke balkon. Kei membiarkannya, setidaknya jika sudah selesai pekerjaannya, ia akan mengurus Tuan Mudanya itu.

****

Setelah hampir 30 menit, akhirnya Kei selesai membersihkan kamar itu. Suasana dan kebersihannya sudah terjamin. Pemandangan yang tadinya berantakan menjadi kian rapi dan tertata. Membuat mata yang memandang pun teduh.

"Nah, selesai juga! Aku akan menghampiri Tuan Muda". Kei berjalan menuju balkon. Terlihat gurat kesedihan Lee saat memandang suasana mansion dari bawah.

" Tuan". Kei menyapa lirih Lee dan yang disapa pun menoleh. "Ada apa?". Lee menatap tajam Kei. Ia masih tidak suka dengan kehadiran pengasuh sok perhatian itu.

" Kamar sudah saya bersihkan. Dan waktunya Tuan Muda mandi, ini sudah jam 9 pagi. Saya rasa Tuan belum mandi karena ini masih pagi".

Dengan nada kelembutan Kei menyampaikan maksudnya pada Tuan Mudanya tetapi agaknya Lee masih tidak menggubris.

Tindakan tidak menggubris itu membuat Kei bertindak sendiri. Ia mendorong kursi roda Tuannya.

"Oke, Tuan harus mandi". Kei membuat keputusan sendiri membuat Lee langsung menatapnya.

" Siapa yang menyuruhmu mengantarkanku mandi?! Kenapa kamu bersikap kurang ajar seperti ini?! Kenapa! Atau biar dipuji karena sok perhatian!".

Tuan Muda Lee benar benar marah. Marah sekali sampai mendorong Kei hingga terjatuh. Ya! Kei sampai terjatuh dibuatnya. Tapi Kei langsung bangkit.

"Tuan, saya akan membantu Tuan untuk mandi. Tenang saja, saya hanya menbantu menggosok punggung Tuan, selebihnya Tuan sendiri tidak masalah".

Kei memiliki niat tulus ingin membantu Lee, tapi niat itu langsung mendapatkan penolakab keras.

" Saya tidak butuh bantuanmu". Kei mendorong kursi rodanya hingga ke kamar mandi. Sebenarnya ia merasa kesulitan jika harus melepas pakaiannya sendiri. Tapi gengisnya lebih tinggi saat ini

Kei hanya menghela nafas panjangnya. Ia masih punya stok kesabaran segunung. Jadi masih aman.

Daripada menunggu Tuan Mudanya mandi, ia bergegas ke bawah untuk membuatkan makanan untuk Tuannya.

"Hai bi Ajeng". Kei menyapa bi Ajeng yang sudah memasak. Maid itu menuangkan sup ayam itu ke mangkuk.

" Bi, biasanya Tuan Muda menunya apa?". Kei mulai bertanya tentang menu majikannya itu. Ia berniat untuk menyiapkan makanan itu dan menyuapkan.

"Tuan Muda? Aku sendiri bingung Kei, semenjak kelumpuhannya Tuan Muda susah sekali dibujuk makan. Ini pun aku masak belum tentu dimakan." Kei mengusap tengguknya

"Oke, aku bawa sup ayam ini saja. Jika nanti Tuan Muda tidak mau aku akan masak lainnya".

Kei membawa nampan berisi sup ayam dan nasi serta lauknya. Tidak lupa juga air putih. Ia naik lift saja, capek jika harus naik tangga bolak balik

*****

Di kamar, Lee yang baru saja selesai mandi segera mengganti pakaiannya. Saat ini badannya sudah kembali segar. Dan sekarang ia menuju ke kamarnya lagi. Ia menelisik ke ruangan yang super luas itu, tidak ada Kei

"Kemana pengasuh sok perhatian itu". Lee bergumam, ia mengendikkan bahunya. Baru saja membicarakan Kei, tiba tiba terdengar suara pintu dibuka

Ceklek

" Tuan, waktunya makan". Kei mengembangkan senyumnya saat melihat Tuan Muda Lee sudah segar dan tampan.

"Panjang umur". Tentu saja dalam hati Lee berkata seperti itu hahaha. Ia hanya menatap Kei dengan tatapan nyalang.

" Sekarang yang majikan siapa hah?! Kamu atau aku?! Jangan berlagak sok perhatian dan mengatur ngatur saya".

Kei mendengkus, ia kuat kuatkan menghadapi Tuan Muda yang temperamental itu. " Maaf Tuan, tugas saya disini untuk memastikan membantu Tuan dalam menjalankan aktivitas. Jadi tolong kerjasamanya".

Kei mulai mengambil mangkuk berisi sup ayam dan mengambil juga nasi. "Sayang bilang tidak mau ya tidak mau, kenapa kamu memaksa!".

Lee membentak Kei sampai urat dalam lehernya keluar saking kerasnya berbicara. " Tuan daripada marah marah seperti ini, Tuan makan. Energi yang Tuan keluarkan untuk teriak nantinya akan habis."

Kei malah sama sekali tidak gentar dan takut membuat Lee lumayan terkejut. "Kenapa pengasuh sok perhatian ini tidak takut sama sekali padaku. Emangnya dia tidak menganggapku monster. Kebanyakan pengasuh baru pasti menganggapku seperti itu". Batin Lee.

Saat ini Kei meraih kursi dan duduk sejajar dengan Tuan Muda Lee. Ia menyendokkan sup ayam itu. Tapi, Tuan Muda Lee malah memalingkan muka layaknya anak kecil

"Ayo lah Tuan. Beberapa suap saja supaya perut Tuan terisi". Kei terus membujuk Tuannya dan mirisnya Lee malah acuh tak acuh.

" Ini sup ayamnya enak loh Tuan. Saya mohon beberapa suap saja, setelah itu saya tidak akan memaksa". Kei pantang menyerah untuk membujuk makan Lee.

" SAYA TIDAK MAU!!". Tuan Muda Lee yang sudah merasa gusar lantaran Kei tetap memaksa lantas menepis sup ayam panas itu dan mengenai tangan mulus Kei.

"Aw panas". Kei mengeluh kesakitan karena tangannya terkena kuah panas. Ia meringis kesakitan. Ia tidak menyangka Tuan Mudanya sekasar itu.

Sebenarnya Tuan Muda agak khawatir dengan kondisi Kei, tetapi memilih diam dan tetap acuh tak acuh.

" Itu akibat jika kamu terus memaksa saya". Lee malah tersenyum menyeringai. Kei yang terkena kuah panas langsung mengatasi kekacauan itu.

Setelah itu ia memasak bubur untuk Tuannya. Sekali lagi ia tidak menyerah.

"Meskipun begitu aku harus bertahan. Setidaknya enam bulan supaya aku mendapatkan gaji lebih dari 100 juta. ia bertekad untuk membeli rumah kecil kecilan untuk berteduh kelak. Karena sampai saat ini, ia menumpang di mansion Tuan Muda Lee.

****

" Nah, selesai juga masak buburnya. Aku harus memastikan bahwa Tuan Muda harus makan. Enak saja ia tidak makan. Yang ada aku malah dimarahi Nyonya Angela".

Kei membawa nampan berisi makanan dan minuman. "Tuan". Kei kembali menyapa Tuannya yang berbaring di ranjang.

" Kamu tidak kapok?". Itu jawaban yang diberikan Lee pada Kei. Kei malah menggelengkan kepalanya. "Saya bertanggungjawab penuh atas Tuan. Jadi saya mohon, Tuan makan ya. Ini masakan buatan saya".

Kei mulai menyendokkan bubur itu dan membawanya ke arah Tuan Muda. Melihat tangannya yang dibebat kasa membuat Lee menjadi tidak tega jika menolak. Sejahat jahatnya dia, pasti punya belas kasihan.

Tuan Muda Lee akhirnya membuka mulutnya dan memakan bubur buatan Kei.

"Alhamdulillah akhirnya Tuan Muda mau". Batin Kei dalam hati sambil mesem mesem sendiri

" Kenapa kamu? Kesurupan? Kok senyum senyum tidak jelas gitu!". Tuan Muda Lee malah membentak Kei membuat Kei terlonjak.

"Bener bener deh manusia batu". Batin Kei dalam hati

Hai readers, silakan follow ig cemaraseribu_author untuk melihat visual tokoh. Terimakasih

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

sabar Kei nanti juga Lee bucin sama kamu

2023-12-15

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LAMA2 TU SI LEE PSTI LULUH JUGA...

2023-12-13

0

Rini Musrini

Rini Musrini

semangat kei 💪💪

2023-12-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!