Bab 16

BRAK

Kei pun terpelanting dan ia sudah terkulai lemas tidak berdaya dengan tubuh bersimbah darah.

"KEI" Tuan Muda Lee memekik. Ia langsung menuju ke arah Kei yang bersimbah darah itu. Tapi apa daya ia tidak bisa menggapai Kei.

Warga berbondong bondong langsung menuju lokasi kecelakaan itu. Sialnya mobil yang menabrak Kei sudah melarikan diri. Tuan Muda Lee langsung menghubungi Arsa untuk mencari tahu yang sengaja menabrak dia tadi.

Tuan Muda Lee sangat merasa bersalah karena menyebrang terlebih dahulu. Harusnya ia yang tertabrak, tapi Kei menolongnya. Dan jadi Kei yang menanggung luka ini.

Tanpa banyak drama, Tuan Muda Lee langsung menghubungi ambulance. Tidak mungkin ia mengangkut menggunakan mobilnya karena tubuh Kei terlalu bersimbah darah. Lebih baik ambulance karena pasti di dalam ambulance sudah menyediakan alat medis

****

"Bertahanlah Kei demi saya." Baru kali ini Tuan Muda Lee meneteskan air matanya sampai membuat Arsa tercengang.

Di mengira bahwa Tuan Mudanya itu orang yang anti menangis, tapi saat Kei kecelakaan ia malah meratapi?!

"Saya mohon Tuan Muda Lee berada di luar terlebih dahulu. Kami akan berusaha menyelamatkan pasien." Dokter itu menutup pintu ruang itu.

Terlihat Tuan Muda Lee yang kacau. Ia menyugar kepalanya secara kasar. Bahkan di saat seperti ini dia merasa tidak berguna.

"Kenapa harus menyelamatkan saya Kei? Kenapa kamu harus mengorbankan nyawa kamu demi saya."

Hanya kata kata itu yang terus terucap dari bibir Tuan Muda. Di sana Arsa juga mengurus penyebab kecelakaan itu.

"Tuan, saya sudah menyuruh intel kita untuk menyelidiki kecelakaan ini." Arsa melaporkan tugasnya yang baru saja selesai.

"Hmm" Hanya itu jawaban yang diberikan oleh Lee. Perasaan Tuan Muda Lee saat ini sudah kacau. Kacau sekali.

Tidak terasa sudah hampir setengah Tuan Muda Lee menunggu, dan akhirnya dokter keluarga.

"Bagaimana keadaan Kei, Dok?" Tuan Muda Lee langsung mendekat ke arah dokter itu.

Dokter itu sepertinya agak berat jika harus mengatakan yang sebenarnya. Ia menghela nafas terlebih dahulu.

"Begini Tuan Muda, kondisi pasien saat ini sedang tidak sadarkan diri untuk beberapa waktu. Karena kecelakaan lumayan parah dan mengakibatkan pasien harus koma."

Saat mendengar pernyataan Dokter itu, Tuan Muda Lee langsung lemas rasanya. Bahkan tubuhnya membeku begitu saja. Separah itukah sampai Kei harus koma? Lantas bagaimana ia menebus kesalahannya.

"Baik Dok, apakah kami boleh menjenguknya?" Arsa yang menjawab itu karena Tuan Muda Lee agaknya masih syok berat.

Ia masih mematung tanpa berekspresi apapun. "Boleh, hanya saja harus satu satu masuknya tidak bisa berbarengan. Kalau begitu saya permisi."

"Terimakasih Dok, silakan." Arsa kemudian menawarkan Tuan Muda Lee untuk menjenguk pertama kali

"Apakah Tuan ingin menjenguknya?" Tentu Arsa harus tanya terlebih dahulu. Ia memandang Tuan Muda Lee dengan tatapan sendu.

"Iya, tidak usah kamu antar. Kamu pantau saja perkembangan kasus ini. Cari tahu siapa dalang di balik ini semua. Saya rasa kecelakaan ini disengaja."

Biasanya prediksi Tuan Muda Lee tidak pernah meleset karena ia mengetahui gerak gerik mobil yang melaju kencang dengan arah yang tidak menentu.

"Baik Tuan."

****

Tuan Muda Lee memasuki ruang itu. Terlihat Kei yang tidak berdaya di ranjang rumah sakit itu.

Kondisi Kei begitu menyedihkan. Ia dipasangi alat bantu medis yang sangat banyak membuat hati Tuan Muda Lee teriris.

"Kei, untuk pertama kalinya saya melihat kamu sebagai orang yang tulus. Maafkan saya karena sudah menganggapmu hanya mencari perhatian dan uang saja. Saya salah menilai orang setulus dirimu, Kei."

Tidak ragu lagi, Tuan Muda Lee memegang tangan Kei dan mengelus punggung tangannya. Ia memandang wajah Kei yang tetap menutup matanya itu.

"Sampai kapan Kei kamu akan sadar? Saya rindu suara kamu yang selalu mendukung saya. Baru saja kamu bilang ke saya bahwa hari ini akan menemani saya melakukan pengobatan. Tapi apa Kei? Kenapa kamu mengingkarinya?"

Tuan Muda Lee meneteskan air matanya. Rasanya ia terlalu cengeng hari ini demi Kei. Entah perasaan apa yang kini menghinggapi hati Tuan Muda. Ada gelenyar aneh saat Tuan Muda mencium punggung tangan Kei.

Ia tidak tahu itu apa? Apakah semacam rasa bersalahnya atau itu benih cinta?! Bahkan Tuan Muda Lee tidak tahu akan perasaannya pada Kei.

Setelah sekian lama ia menemani Kei, Angela pun datang ke ruang itu. "Sayang, katanya kamu kecelakaan. Kenapa Kei yang justru berbaring disini?"

Angela menatap bingung informasi yang ditangkapnya.

"Mom, Kei menyelamatkanku. Harusnya aku yang di posisinya Kei. Tapi Kei buru buru menggantikan posisi itu. Dan Kei harus mengorbankan dirinya. Ia koma Mom."

Tuan Muda Lee menatap sendu Angela. Angela yang merasa putranya sudah sangat berubah ada segelintir rasa senang.

Tapi ia juga merasa sedih karena Kei harus menanggung ini semua. "Sabar Sayang, Kei akan segera sadar dari komanya, Mom yakin itu. Dia adalah anak yang periang yang membawamu menjadi pribadi yang lebih terbuka pada Mommy."

Angela memeluk Lee dengan erat. Ia merasakan buliran bening dari pelupuk mata Lee jatuh di bahunya. Ia langsung melonggarkan pelukannya dan memandang putranya.

"Hey Boy, are you crying?" Bahkan Mommy Angela sama sekali tidak menyangka putranya memiliki empati yang begitu tinggi pada Kei.

"Aku merasa bersalah Mom."

"No, Boy. Semua sudah takdir Tuhan. Kita minta pada Tuhan supaya Kei segera sadar dari tidur lamanya itu." Lee manggut-manggut.

****

"Boy, biar bi Ajeng yang menjaga Kei. Kamu pulanglah terlebih dahulu bareng Mommy." Angela menawari untuk Lee tinggal dengannya sementara waktu.

"Aku akan pulang Mom, tapi ke mansionku sendiri." Lee membuat keputusannya sendiri.

"Oke Boy, jaga dirimu baik baik."

Tuan Muda Lee langsung pulang ke mansion dengan supir pribadinya. Ia langsung menuju kamar. Badannya gerah dan agaknya ia akan mandi saja.

"Sebaiknya saat Kei sedang koma aku akan merawat tubuhku dengan baik agar Kei senang."

Sungguh perubahan yang signifikan pada Tuan Muda Lee. Ia mau mandi dan merawat dirinya. Ia juga ingin makan sendiri tanpa harus banyak drama.

****

Seusai mandi, terdengar ponselnya berbunyi. Ada panggilan masuk entah dari siapa. Tuan Muda Lee langsung menuju ke nakas.

"Akash? Kenapa di menelepon? Apa dia tahu kalau Kei sedang di rawat?"

Tanpa banyak curiga, Tuan Muda Lee langsung mengangkatnya.

"Ada apa?" Tuan Muda Lee menjawab dengan nada datar dan dingin.

"Kak, apakah benar Kei kecelakaan. Karena aku melihat daftarnya di rumah sakit." Suara Akash menyiratkan sebuah kepanikan. Ada apa dengannya? Kenapa harus seheboh ini? Kenapa harus sekhawatir ini?

"Bukan urusanmu!" Tuan Muda Lee mematikan panggilan telepon itu.

...Follow IG : cemaraseribu_author untuk melihat visual tokoh. Thanks...

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

jngn sampe Kei nanti amnesia ya

2023-12-15

1

my name

my name

pasti kecelakaan itu ulah bram
lee mulai merasakan cinta

2023-12-14

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SEMOGA KEI TDK AMNESIA.. TAKUTNYA NNTI DIMANFAATKN AKASH..

2023-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!