Bab 15

"Oke, aku akan kembali, tapi dengan Kei juga!"

Keputusan Tuan Muda membuat Kei membelalakkan matanya.

"Ma-maksud Tuan?" Kei kebingungan dengan pernyataan Tuan Muda Lee. Apa iya, ia harus pergi ke kantor juga?

"Kamu juga ikut ke kantor!" Tuan Muda Lee berbicara penuh penekanan. Mungkin ia juga jengkel karena Kei agaknya tidak terlalu peka meresapi kata katanya tadi.

"Saya hanya duduk gitu saja Tuan di kantor?" Kei memperjelas apa kegiatan yang ia kerjakan di kantor itu. Jangan jangan hanya duduk dan memantau wajah tampan sang Tuan. Ah rasanya Kei tidak sanggup.

"Kamu juga kerja sebagai hacker. Apa kamu mau? Jadi sembari menunggu saya, kamu juga bisa bekerja menjaga kestabilan data perusahaan agar tidak bocor lagi."

Tuan Muda Lee langsung menjelaskan saja daripada Kei banyak tanya lagi. Arsa yang duduk di seberangnya pun juga mengulas senyum tipis sekali.

Ia sangat senang jika Tuannya sekarang banyak bicara sejak kelumpuhannya itu.

"Tapi Tuan...." Kei agaknya keberatan dengan tugas itu. Bagaimana tidak, jika hanya bekerja membantu Kei tidak akan mau. Secara Kei butuh uang lebih untuk menebus rumah yang direbut saudaranya.

"Digaji!" Tuan Muda Lee seperti cenayang saja. Ia tahu kalau Kei agaknya keberatan kalau tidak digaji. Dan itu tidak mungkin, Tuan Muda pasti akan menghargai kerja keras Kei saat bekerja.

"Oke Tuan." Kei yang awalnya masih ragu menjadi antusias. Bahkan ia memekik kesenangan. Ia lupa kalau disitu ada Arsa dan Tuannya.

Dirasa dilihat keduanya, Tere pun kicep. Ia bahkan malu sendiri dengan tingkahnya yang terlalu antusias.

"Maaf, saya terlalu heboh." Kei malah nyengir kuda. Sudah tidak ada jaim jaimnya pengasuh Tuan Muda Lee ini. Arsa pun menahan tawanya, ia sunguh terhibur dengan sikap Kei yang riang.

Tapi sebaliknya dengan Tuan Muda Lee, ia menghela nafas kasar. Rasanya ia yang malu karena pengasuhnya itu agak lain dari lainnya.

****

Sejak kepulangan Arsa dari mansion Tuan Muda Lee, Kei malah bengong sendiri. Ia malah berpikir karena ia tidak memiliki baju yang pantas untuk ngantor.

"Ada apa?!" Tiba-tiba Tuan Muda Lee memperhatikan Kei. Ia melihat Kei seperti orang yang sedang memikir sesuatu.

"Eh, tidak apa apa Tuan." Kei mencoba membuyarkan lamunannya dan kembali fokus pada Tuan Muda.

"Bicara saja, tidak usah dipendam." Mendengar pernyataan dari Tuan Muda, Kei seperti mendapatkan kesempatan untuk dibelikan baju kantor hahaha.

"Itu Tuan, sebenarnya saya itu anu... " Kei malah sungkan akan bilang ke Tua Muda soal baju itu. Ia tidak ingin merepotkan Tua Mudanya lagi.

"Kamu ingin baju kantor?"

Kei langsung membulatkan matanya. Bagaimana Tuannya ini tahu bahwa ia sedang butuh baju kantor. Apa Tuannya jelmaan cenayang?

"Ba-bagaimana Tuan bisa tahu itu?" Kei hampir tidak percaya dengan prediksi Tuan Muda Lee yang selalu benar. Tapi Tuannya itu tidak menjawab pernyataannya.

"Ya atau tidak?" Dua pilihan itu sudah cukup membuat Kei kicep. Ia pun mengangguk daripada ia kerepotan lagi izin beli pakaian kantor.

"Oke kita beli di butik langganan saya!" Tuan Muda Lee akhir akhir ini kenapa menjadi baik dan perhatian?! Hahaha ada apakah ini readers?

"Jangan Tuan, saya beli di toko baju biasa saja. Tidak apa apa, nanti saya beli sendiri kesana. Jadi saya izin pada Tuan untuk per... "

Belum melanjutkan kata katanya, Kei sudah mendapat tatapan maut dari Tuan Muda. Ia langsung nyengir lebar

"Kamu nih saya permudah malah cari yang sulit. Ayo sekarang kita berangkat!" Kei pun dengan semangat mendorong kursi roda itu menuju mobil.

Mereka akan diantar oleh supir pribadi Tuan Muda. Butuh sekitar 5 menit saja dari mansion Lee.

"Ini butiknya Tuan?" Kei memandang Lee dengan tatapan cengo. Masa iya, Kei harus beli disini? Ini butik paling mewah di kota ini.

Mungkin hanya orang tertentu yang bisa masuk karena biaya.

"Hmm"

Akhirnya Kei dan Lee langsung masuk ke butik itu dan disambut langsung oleh owner. " Tuan Muda Lee, suatu kehormatan bagi kami jika Tuan Muda berkunjung di butik kami. Silahkan Tuan, ada yang bisa saya bantu?"

Bahkan yang melayani pun langsung owner. Tidak tanggung tanggung lagi.

"Saya mau baju kantor untuk Kei." Tuan Mudanya menyebutkan nama "Kei". Berarti ia memang menghargai eksistensi Kei saat ini.

" Baik Tuan, mari Nona saya antar. Kami ada koleksi terbaru yang cocok untuk Nona Kei." Kei pun mengikuti owner butik itu dengan mendorong kursi roda milik Tuan.

Setelah sampai, ia melihat baju kantor yang sangat bagus terpampang di sana. Owner itu menunjukkan baju yang cocok untuk Kei. Dan Kei pun mencobanya

Begitu ia mencoba, Kei bukan seperti pengasuh Tuan Muda, tapi sebagai wanita karir yang sangat cantik.

"Wah, sepertinya style ini sangat cocok dengan Nona. Nona menjadi sangat cantik dan elegan." Kei mengulas senyum indahnya ketika owner butik itu memujinya.

ia juga bercermin, dan alhasil memang secantik itu. Ia juga memperlihatkan pada Tuannya.

"Tuan, bagaimana?" Kei pun meminta penilaian pada Tuan Muda Lee. Dan Tuannya hanya manggut-manggut saja.

"Beli 4 saja." Tuan Muda Lee malah menanggapi itu, dan membeli empat setel itu berapa uangnya?

"Ti-tidak Tuan, satu sa...."

"Kamu pikir tidak akan ganti setiap harinya?" Kei tidak mau berdebat akhirnya ia mengangguk saja. Ia sudah membayangkan gaji yang dipotong karena membeli baju itu. Eh bahkan gajinya ini tidak cukup membeli empat pasang ini.

*****

"Terima kasih Tuan, maaf merepotkan Tuan. Saya akan mencicil biaya pakaian ini karena.."

" Tidak usah! Itu tidak perlu!"

"Terimakasih Tuan, sekali lagi terimakasih."

Kei mengulas senyum indahnya itu. Ia akan naik mobil tapi teringat ponselnya tidak ada di sakunya.

"Loh, mana ponselku?" Kei meraba sakunya yang kosong itu.

" Ada apa?" Tuan Muda yang masih berada di luar mobil pun bertanya dengan kebingungan.

" Ponsel saya ketinggalan Tuan. Saya lupa kayanya masih di dalam butik. Sebentar ya Tuan saya ambil dahulu."

Kei meminta izin pada Tuannya untuk masuk ke butik itu lagi. Tuan Muda Lee pun mengangguk. Sementara itu, menunggu di luar mobil juga sambil menunggu Kei.

"Lama sekali dia!" Setelah beberapa menit, Kei belum muncul karena ketidaksabarannya itu, Tuan Muda Lee bergegas menuju mobil yang berada di seberang.

Sementara sopir pribadinya masih ke toilet sebentar. Tanpa pertimbangan apapun, Tuan Muda Lee menyebrang begitu saja.

Di saat yang bersamaan, Kei juga keluar dari butik. Ia tadi juga mencari ponselnya lama sekali.

"Akhirnya ketemu juga. Loh Tuan Muda menyebrang sendiri!" Kei pun panik karena dari arah utara ia melihat mobil melaju begitu kencang sementara Tuan Muda Lee amasih menyebrang.

Dengan sigap, Kei langsung mendorong kursi roda itu dan menghindar tapi nahasnya ia justru tidak sempat menyelamatkan diri karena mobil melaju terlalu kencang.

BRAK

Kei pun terpelanting dan ia sudah terkulai lemas tidak berdaya dengan tubuh bersimbah darah.

"KEI" Tuan Muda Lee memekik

...Jangan lupa vote karya ini ya Readers. Makasih, big hug...

Terpopuler

Comments

I Dw Ny Manasamadhi

I Dw Ny Manasamadhi

masa ya Orang kaya harus parkir mobilnya di sebrang jalan,,Kalau buat cerita yang Mirim-mirip dunia nyata dikit deh,,,,,A

2024-07-17

1

I Dw Ny Manasamadhi

I Dw Ny Manasamadhi

emeh ceritanya remeh nener

2024-07-17

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Kei jngn sampe kenapa"

2023-12-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!