Bab 6

"Jadi kamu sekarang mulai mesum dengan melihat tubuh saya?!".

"Aduh salah bicara lagi". Batin Kei memutar bola matanya malas.

Melihat ekspresi Kei yang memuakkan Lee makin mengusir pengasuh sok perhatian itu. " Pergi kamu, saya sudah tidak butuh bantuanmu!". Rasanya Lee ingin kabur saja dari dunia ini saat Kei mulai menggosok punggungnya dengan lembut.

"Percuma bapak ngusir saya". Kei benar benar tidak menuruti perintah dari Lee. Ia rasa Tuan Mudanya terlalu berlebihan. Masalah mandi saja harus perang otot juga.

Karena Tuan Muda Lee merasa capek sendiri dengan tingkah Kei, akhirnya memilih untuk diam saja. Percuma ia meneriaki Kei yang notabene punya muka tembok dan mental baja itu.

****

"Nah, kan gini enak dipandang". Beraninya Kei meledek Tuan Muda Lee yang masih diam menahan amarah pada Kei.

" Cie, ngambek ya Tuan. Jangan gitu lah, maafin saya. Saya punya niat tulus kok tadi membantu Tuan mandi. Itu saja, bukan bermaksud lainnya".

Setelah berceloteh panjang lebar, Kei tetap tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya. Lee masih membisu sejak tadi.

"Hadeh, emang sulit bicara dengan manusia batu". Ucap Kei lirih. Sontak hal itu membuat Tuan Muda Lee langsung menatapnya tajam.

" Apa katamu tadi?! Hah!". Kei menjadi kelabakan

"Ti-tidak Tuan, bukan apa apa kok". Kei malah nyengir kuda untuk menutupi kegugupannya.

*****

Keesokan harinya, Kei terbangun pada pukul 4 shubuh. Ia mengerjabkan matanya serta berusaha bangun. Ia tidur di kasur bawah. Tidak lupa ia mengecek Tuan Mudanya yang masih terlelap.

"Ganteng sih, tapi kok kaya batu sikapnya". Baru bangun tidur dan Kei sudah mengomentari Tuan Mudanya itu hahaha. Untung Tuan Muda tidak dengar.

Ia beegegas untuk salat shubuh dan bersiap siap ke pasar karena akan membeli bahan sayur, ikan, dan daging untuk Tuan Muda. Tapi sebelum itu Kei harus izin pada majikannya itu.

Sembari menunggu Tuan Muda bangun, ia membersihkan kamar itu, mulai dari menyapu, mengepel, dan membersihkan kamar mandi.

Pukul 7 pagi, akhirnya Tuan Muda itu bangun. "Dimana pengasuh sok perhatian itu?". Tuan Muda Lee mengecek kasur yang berada di bawah tempat Kei tidur, tapi kasur itu sudah tidak ada. Artinya Kei sudah bangun. Bahkan kamarnya saat ini sudah sangat bersih.

Di tengah kebingungannya, tiba tiba Kei muncul dari arah kamar mandi. " Eh Tuan Muda sudah bangun. Gimana Tuan tidurnya? Nyenyak?". Mungkin Kei akan basa basi dulu.

"Hmmm". Hanya itu jawaban Lee. Ia pun begitu keheranan. Bahkan untuk tidur saja ia butuh waktu yang lama. Dan apa itu istilah nyenyak? Tidak ada! Dalam kamusnya, kata 'nyenyak' itu tidaklah ada. Ia selalu merasa gelisah karena mimpi buruknya.

Tetapi saat ini? Kenapa sejak ditemani Kei tidurnya malah nyenyak begini. Apa pengasuh sok perhatian itu membawa pengaruh baik untuk dirinya?! Entah! Hanya Tuan Muda Lee yang tahu.

"Tuan, saya izin ke pasar sebentar ya karena bahan pokok sudah habis. Saya akan segera kembali". Hal itu dibalas anggukan oleh Tuan Muda Lee

****

Kei langsung memilih sayur mayur yang segar dan beberapa bahan lainnya. Suasana di pasar tradisional memang begitu ramai. Alasan ia belanja di pasar tradisional karena harganya lebih miring.

Dan pasar tradisional saat ini sudah bukan tempat kumuh lagi. Fasilitas yang ditawarkan juga sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Jadi bahan pokok tetap higienis.

Setelah hampir 40 menit, akhirnya Kei selesai belanja. Tidak lupa ia juga mengecek apa apa saja yang kurang. Ternyata semua sudah lengkap.

"Oke, semua sudah lengkap. Sekarang tinggal pulang deh terus masak buat Tuan Muda". Kei mengembangkan senyumnya. Diletakkannya semua belanjaanya di motor. Ia memacu motor dengan kecepatan sedang.

Tapi secara tidak sengaja, ada mobil yang berlawanan arah yang menabrak Kei di pertigaan.

Brak

Kei dan motornya pun ikut terguling. Saat ini Kei mengalami luka sedikit di bagian tangan dan lututnya.

Ia meringis kesakitan. Bahkan saat ini belanjaannya sudah berserakan di jalanan. "Aw sakit". Kei dikerubungi oleh warga yang mendekat membuat pemilik mobil mau tidak mau keluar.

" Aduh maaf ya mbak. Saya akan tanggung jawab kok. Tenang saja, mari saya bantu buat berdiri. Kita ke rumah sakit terdekat ya". Beruntung pemilik mobil mau bertanggung jawab.

Jika ditilik, pemilik mobil itu adalah orang yang hampir seumuran dengan Tuan Muda Lee. Ia berparas tampan, hidung bangir, dan perawakan yang bagus. Ia juga mengenakan jas rapi ala pekerja kantoran.

Saat di perjalanan menuju ke kantor, mereka berbincang sedikit karena perasaan bersalah dari pemilik mobil itu.

"Maaf ya, saya tidak fokus tadi jadi nabrak kamu". Ucapan pemilik mobil itu membuat Tere jadi sungkan. Sebenarnya ia tidak apa apa. Ia bisa mengobatinya sendiri.

"Iya Tuan, tidak apa apa. Saya juga salah, harusnya saya juga lihat lihat dulu kalau di pertigaan bukan asal nerobos saja".

" Oke, tahan sebentar ya, kita akan sampai ke rumah sakit lima menit lagi".

****

"Gimana dok? Apa lukanya ada yang serius?". Pemilik mobil itu berkonsultasi pada dokter.

" Tidak Tuan, semua aman. Tuan Akash tidak perlu khawatir. Ini hanya luka kecil. Setelah ini pasien sudah bisa pulang".

Ya! Nama pemilik mobil itu adalah Tuan Akash. Ia pemilik rumah sakit itu juga, jadi dokter tahu namanya.

Akash menemui Kei yang sudah jauh lebih baik sekarang. "Maafkan saya Tuan, jadi merepotkan". Sungguh, Kei sangat sungkan karena kebaikan Akash.

" Tidak usah berlebihan begitu. Ini tanggung jawab saya. Oiya saya belum mengetahui namamu. Siapa namamu Nona?". Akash mengulas senyum sambil mengulurkan tangannya.

"Nama saya Kei Tuan. Anda sendiri?".

" Akash".

Mereka saling berpandangan. Sepasang netra coklatnya saling bertautan. Mereka saling melempar senyum.

"Oiya, barang belanjaanmu sudah saya ganti juga. Dan motormu sedang masuk bengkel. Mungkin besok bisa diambil. Boleh saya tahu nomor ponselmu untuk menghubungi besok?".

Ya! Itu adalah alasan yang cukup klise. Bagaimana mungkin jika Tuan Akash yang notabene seorang pemilik rumah sakit. Kei mengangguk. Ia mulai mendikte nomor ponselnya.

"Mari saya antar kamu pulang. Saya tidak mungkin lepas tanggung jawab". Akash pun menengadahkan tangannya untuk menjadi pegangan Kei.

****

" Jadi ini rumahmu?". Akash pun menilik bahwa mansion ini tidaklah asing baginya. "Bukan Tuan, ini rumah majikan saya. Saya bekerja sebagai pengasuh disini". Kei menjelaskan dengan gamblang.

" Pengasuh? Apa yang kamu maksud pengasuhnya Tuan Muda Lee?". Dugaan Akash mengarah ke situ.

"Kok Tuan tahu? Iya saya memang menjadi pengasuh dari Tuan Muda Lee. Apakah Tuan ada hubungan dengan majikan saya?".

Akash melebarkan senyumnya yang penuh arti itu.

" Sebanernya... Tuan Muda Lee itu adalah.. "

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Akash siapa ya 🤔🤔🤔

2023-12-15

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ADALAH SIAPA? APA BOS LO, ATAU SAHABAT LO, ATAU MUSUH LO..

2023-12-14

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

WAHH PASTI TU LKI2 MNYUKAI KEI..

2023-12-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!