Bab 10

"Darimana kamu tahu nama dia adalah Kei? Jawab!" Ya! Sepertinya akan ada perang urat saraf.

"Dan kamu Kei, kenapa bisa kenal dia!"

Kei pun kelabakan akan menjawabnya. Ia menatap Tuan Akash seakan meminta bantuan untuk menjawab. Dan Akash pun sepertinya paham akan kode Kei.

"Kami-" Akash belum tuntas berbicara sudah disela oleh Tuan Muda Lee. "Diam kamu, Akash! Aku tidak butuh penjelasan darimu!"

Tuan Muda Lee benar benar marah karena Kei bisa kenal dengan Akash. Eh! Ada apa emangnya? Bukankah itu tidak apa apa.

Daripada Tuan Akash terus dimarahi, Kei langsung memberi jawaban saja. "Jadi luka yang ada di tanganku ini karena tertabrak oleh mobil Tuan Akash, Tuan Muda. Dan ia bertanggungjawab atas kecelakaan itu. Kemudian kami berkenalan untuk mengetahui nama masing masing. Hanya itu."

Kei menjelaskan kronologis itu layaknya menjelaskan pada seorang kekasih. Dan respon Tuan Muda langsung mengejutkan.

"Pergi kamu dari sini. Aku sudah muak melihat mukamu. Dan ingat, Kei adalah pengasuhku. Jadi kamu tidak berhak tahu apa apa darinya!"

Tuan Muda ini marah marah tapi alasannya tidak masuk akal. Ia melarang Kei dan Tuan Akash berkenalan tujuannya apa? Apa dia mulai cemburu?

"Kalau itu terserahku kak. Lagian kakak bukan kekasih Kei, dia hanya pengasuhmu. Jadi jangan melarang apapun di antara kami!"

Tuan Akash memberikan penegasan bagi kakaknya yang keras kepala itu. Kei bukanlah budaknya jadi tidak perlu menjaga batasan sampai segitunya.

"Pergi!" Tuan Muda mengusir Akash dengan kasar. Ia membentak adiknya itu di depan Kei. Dan posisi Kei saat ini merasa sangat bersalah karena ia pemicu keretakan hubungan adik dan kakak.

"Bawa saya ke kamar." Tuan Muda memerintah Kei untuk mendorong kursi roda itu. Kei langsung menurut saja.

****

"Saya tidak mau kamu dekat dekat dengan Akash." Kalimat pertama Tuan Muda Lee setelah masuk kamar. Ia gusar melihat keakraban di antara adiknya dan Kei.

Kei jelas bingung. Ia mengernyitkan dahinya. "Kenapa Tuan? Ada yang salah?" Kei berhak tahu itu.

"Kenapa kamu masih membantah saya!" Tuan Muda tidak mau menjelaskan alasannya membuat Kei makin menduga duga bahwa Tuannya itu cemburu.

"Apa Tuan cemburu?" Kei sudah dalam mode tengilnya lagi. Ia menatap Tuan Muda dengan tatapan penuh arti.

Merasa diperhatikan membuat Tuan Muda Lee salah tingkah. Tapi buru buru ia hilangkan. "Jangan sok besar kepala kamu!"

"Tuan, mengaku saja. Tuan cemburu kan. Seingat saya, jika saya menjalin hubungan dengan siapa saja termasuk dengan Tuan Akash itu tidaklah apa apa. Bukan masalah besar sebenarnya."

"Jangan banyak omong kamu!" Kali ini bentakan sudah menggema dalam seisi ruangan kamar itu membuat Kei kicep.

"Galak banget sih"

*****

"Kok badan capek semua ya, rasanya kaya mau tumbang saja. Mana tenggorokan juga lagi sakit." Kei mengeluhkan kondisinya yang agak tidak sehat itu.

Sudah hampir tiga minggu ia nonstop bekerja. Entah itu mengurus Tuan Mudanya atau mengurus rumah. Semua ia jabani.

Kei menuju dapur, ia menemui ** Ajeng. "Bi, nanti minta tolong kasihkan makanan ini pada Tuan Muda. Saya lagi tidak enak badan, tenggorokan juga sakit. Saya mau istrirahat dulu."

"Oke Kei, kamu istirahat saja. Nanti ini jadi urusanku."

"Terimakasih bi."

Kei berjalan menuju kamarnya dan merebahkan dirinya ke kasur. Ia meringkuk dengan selimut sebatas leher.

*****

Tok

Tok

Tok

Bi Ajeng masuk ke kamar Tuan Muda. Ia melihat Tuan Muda berada di balkon, seperti biasa.

"Maaf Tuan Muda menganggu waktunya, saya mengantar makanan dan saya letakkan di nakas." Bi Ajeng menunduk tanda hormat.

Tuan Muda langsung menatap bi Ajeng dengan tatapan tajam. "Mana Kei?" Justru yang ditanyakan langsung Kei. Ada apa?

"Kei sedang sakit Tuan, dia istirahat di kamarnya saat ini."

Mendengar kabar dari bi Ajeng, raut muka Tuan Muda langsung berubah. "Kenapa tidak bilang saya? Sudah dipanggilkan dokter atau belum?" Tuan Muda sepertinya khawatir terhadap kondisi Kei.

"Be-belum Tuan."

"Cepat panggilkan Dokter! Jangan sampai terlambat, dan ingat! Dokternya perempuan saja. Dokter Maria, jangan Dokter Lucas!"

Sebegitu posesifnya Tuan Muda pada Kei. Ia jadi mencemaskan gadis tengil itu, entah mengapa!

"Ba-baik Tuan. Kalau begitu saya permisi." Bi Ajeng langsung keluar dari kamar Tuan Muda.

****

3 hari kemudian...

Tok

Tok

Tok

Kei langsung masuk membawa nampan berisi makanan seperti biasa. Terlihat raut wajah Tuan Muda yang agak sumringah. Ia menatap Kei saat ini

"Tuan, waktunya anda mandi dulu habis itu langsung makan ya." Kei sama sekali tidak basa basi pada Tuan Mudanya. Bahkan Tuan Mudanya itu juga mengangguk.

Selama tiga hari itu, Tuan Muda hanya mengganti pakaian saja tanpa mandi. Hal itu membuatnya gerah.

"Oiya Tuan, saya mengucapkan terimakasih banyak pada Tuan karena sudah memanggilkan dokter untuk saya." Kei tersenyum tulus. Ia langsung mendorong kursi roda itu menuju ke kamar mandi.

Dengan telaten Kei menggosok punggung Tuan Muda yang sudah banyak dakinya. "Tuan" Kei mulai mengajak ngobrol.

"Hmmm"

"Kenapa Tuan sebegitu perhatian sama saya sehingga mau memanggilkan dokter. Padahal jika maid lain tidak begitu?" Kei harus mempertanyakan itu pada Tuan Mudanya

"Karena kamu merawat saya. Jika kamu sakit, siapa yang merawat saya! Dan ingat, jangan besar kepala. Saya sebenarnya muak melihat mukamu yang tengil itu."

Kei tersenyum tipis. Apa benar alasannya itu?

"Ya baiklah." Kei tidak mau berdebat panjang.

"Tuan selama saya tidak kesini, Tuan tidak mandi?"

"Tidak!" Tuan Mudanya menjawab dengan ketus dan dingin. Kei menghela nafas panjang. Belum apa apa sudah disemprot lagi.

"Galak banget sih." Kei mengucapkan dengan lirih tetapi tentu masih bisa didengar oleh Tuan Muda Lee.

"Apa kamu bilang!"

"Ah tidak Tuan, lupakan saja." Kei bergidik ngeri karena marahnya Tuan Muda sungguh menakutkan.

****

"Tuan mau jalan jalan kah nanti? Saya pengen Tuan. Saya mau beli keperluan saya seperti skincare." Dengan beraninya ia mengatakan itu, apa tidak takut dimarahi? Hahaha

"Sebenarnya yang majikan itu kamu atau saya!"

"Bukan begitu Tuan, alangkah baiknya jika kita jalan jalan gitu Tuan, saya ingin soalnya." Kei memelas pada Tuan Muda Lee, ia menunjukkan puppy eyesnya

"No way!" Tuan Muda Lee langsung menolak. Jika dia menunjukkan mukanya di depan umum, bisa hancur reputasinya sebagai pembisnis handal yang berpengaruh.

"Kenapa?" Kei layaknya anak kecil yang meminta penjelasan.

"Saya cacat, nanti banyak yang menghujat saya!" Jelas membuat Kei merasa bersalah, bagaimana bisa ia tidak berpikir sejauh itu.

"Ma-maafkan saya Tuan. Saya egois." Kei langsung menundukkan kepalanya. Tidak seharusnya ia memaksa

Melihat Kei yang berwajah sendu membuat hati Lee menjadi iba akan pengasuh sok tengil itu.

"Okay! Fine! Kalau itu maumu, ayo kita ke mall. Saya tidak apa apa!" Tuan Muda Lee membuat keputusan yang membuat Kei sumringah.

"Benarkah Tuan?Jadi kita ke mall?!"

Jangan lupa ig : cemaraseribu_author untuk melihat visual tokoh

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

bnyk perubahan pad Lee semenjak ada kei

2023-12-15

1

my name

my name

waow banyak banget perubahanya lee

2023-12-14

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SELAIN CEMBURU, LEE TAU KLO ADIKNYA CASSANOVA PEZINAH, DIA TAKUT KLO KEI TERJERAT AKASH, DN JDI KORBAN CELUP2 SI AKASH SBLM MNIKAH..

2023-12-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!