"Kak, apakah benar Kei kecelakaan. Karena aku melihat daftarnya di rumah sakit." Suara Akash menyiratkan sebuah kepanikan. Ada apa dengannya? Kenapa harus seheboh ini? Kenapa harus sekhawatir ini?
"Bukan urusanmu!" Tuan Muda Lee mematikan panggilan telepon itu. Entah dia merasa gusar jika Akash harus mencemaskan Kei.
****
"Lah, dimatiin? Kenapa dia sesensi ini saat aku menanyakan tentang Kei. Apa ada yang salah? Bukankah Kei hanya seorang pengasuhnya dan bukan kekasih?"
Akash agaknya agak keki dengan sikap Tuan Muda Lee yang menganggapnya sebagai musuh. Padahal niatnya baik, hanya mengkhawatirkan keadaan kakaknya dan Kei.
Karena jiwa penasaran yang terlalu tinggi, akhirnya Akash mencari informasi sendiri terkait Kei yang dirawat di rumah sakit miliknya.
"Sebaiknya aku tanyakan pihak rumah sakit, toh aku juga pemiliknya. Jadi tidak masalah." Akash langsung memasukkan ponselnya ke saku dan bergegas ke rumah sakit.
Saat ini ia berada di perusahaan papanya. Ia yang menghandle karena papanya ingin Akash seperti Lee. Padahal Akash maunya hanya menghandle rumah sakit itu.
Ia melajukan mobilnya ke rumah sakit. Dibutuhkan waktu sekitar 20 menit agar sampai ke rumah sakit itu.
****
"Jadi pasien atas nama Kei berada di ruang VVIP A?" Akash memastikan lokasi Kei dirawat. Perawat itu mengangguk.
Akash langsung saja masuk, dan terlihat bi Ajeng yang tertidur saat menunggu Kei.
Akash mengedarkan pandangannya, terlihat Kei yang terbaring tidak berdaya dengan alat media di tubuhnya.
Akash mulai mendekat ke arah Kei. Ia tidak membangunkan bi Ajeng karena wanita larut baya itu terlihat sangat lelah.
terlihat sekali dari raut wajahnya. Akash mulai duduk di kursi samping ranjang Kei. Sementara Bi Ajeng berada di sofa empuk nan luas kemudian terbangun.
"Eh siapa kamu?!" Bi Ajeng yang baru saja bangun langsung terkejut. Bagaimana tidak, tiba-tiba ada orang yang duduk di hadapan Kei.
Akash pun langsung menoleh dan mengernyitkan dahinya. Masa iya, bi Minah tidak mengenalinya.
"Eh Tu-tuan Akash. Kok Tuan bisa ada di sini sih? Terus menjenguk Kei lagi hehehe. Maaf ya Tuan saya tidak tahu kalau tadi Tuan. Saya terlanjur kaget saja."
Bi Ajeng menggaruk tengguknya. Ia merasa malu karena sudah nge lag hahaha.
Akash menunjukkan senyum ramahnya, sungguh tampan. "Tidak apa apa bi Ajeng. Santai saja, oiya bi. Sebaiknya bibi pulang saja karena saya yang akan menjaga Kei. Dia juga temanku."
Mendengar pernyataan bahwa Kei adalah 'teman' dari Tuan Akash bi Ajeng hanya manggut manggut saja. Ia justru senang jika harus pulang ke mansion itu.
Karena jujur, bi Ajeng yang hanya menunggu Kei tanpa melakukan apapun itu justru sangat melelahkan. Ditambah lagi ia tidak tega dengan kondisi Kei yang tidak berdaya itu.
"Terimakasih Tuan Akash. Saya akan kembali. Tapi ini tidak apa apa ya? Saya nanti malah dimarahi Nyonya Angela gimana?"
Bi Ajeng menatap wajah tampan Tuan Akash. Ia seakan meminta perlindungan jika Nyonya Angela memarahinya hehehe.
"Jangan khawatirkan Mommy, saya akan bicara nanti." Mendengar pernyataan itu, bi Ajeng bisa bernafas lega.
****
Setelah kepergian bi Ajeng, nyatanya hanya Kei dan Akash di ruang itu. Akash pun menggenggam tangan Kei. Ia menatap dalam Kei, wanita yang mencuri seluruh pusat kehidupannya.
"Kei, saya tahu kalau saya ini suka bergonta ganti pacar. Tapi yang harus kamu tahu Kei, entah kenapa kalau saya dekat denganmu. Semua wanita di dunia ini tidak ada artinya selain kamu. Kamu telah memenuhi rongga hatiku Kei. Maaf jika aku tidak tahu kalau kamu kecelakaan begini."
Akash merasa bersalah juga karena ia tidak tahu bahwa Kei harus koma seperti ini.
"Apa yang menyebabkan kamu sampai seperti ini Kei? Kenapa ada orang yang begitu tega denganmu?"
Akash terus mengajak bicara Kei walaupun Kei belum sadar. Ia sadar, perasaannya pada Kei lebih dari rasa iba. Bahkan lebih dari rasa suka.
Ia bertekad untuk mengungkapkan perasaan itu setelah Kei sembuh total. Ia juga butuh pendekatan. Tidak mungkin langsung asal mengungkap perasaan.
*****
Keesokan harinya, Akash terbangun dari tidurnya. Ia semalam tidur di ruang itu. Kasian juga jika membiarkan Kei sendiri di ruang ini.
"Kei, sebentar ya saya akan mandi terlebih."
Bahkan untuk mandi saja, Akash meminta izin hahaha. Ia mengacak pelan rambut Kei yang lembut.
Setelah 20 menit akhirnya Akash sudah mandi. Ia menyuruh asistennya membawakan baju ganti. Jadi ia tidak perlu balik ke mansion.
Baru saja selesai mandi, mommy telepon.
"Halo Mom? Ada apa?"
"Ada apa ada apa? Kamu kemana saja Akash?! Mommy cari di kantor juga tidak ada! Bahkan malam tidak pulang. Jangan main sama wanita terus!
Di panggilan telepon itu, Angela terdengar mengomeli putranya. Ia khawatir karena putranya tidak izin apa apa. Ia juga hafal jika putranya sering ONS bareng wanita yang baru dikenal. Sungguh casanova hahaha.
"Mom, tenang dulu. Aku jaga Kei, pengasuh dari Kak Lee. Aku menggantikan posisi bi Ajeng soalnya Kei juga kenalanku."
"Apa?! Kenalanmu? Tapi kau jangan macam macam dengannya. Jangan merusaknya! Dia wanita baik baik."
Mendengar celotehan mamanya, Akash malah tertawa pelan. "Iya iya Mom. Aku akan jaga. Oiya Mom, nanti aku langsung ke kantor karena tadi aku sudah mandi dan berganti pakaian. Jadi Mom kalau mau sarapan, tidak usah menungguku."
"Baiklah Sayang."
Setelah mematikan panggilan telepon itu, akhirnya Akash bisa terbebas dari celotehan mommynya hahaha. Ia cukup gemas dengan mommynya jika terus marah marah seperti itu.
"Mom jangan khawatir, aku tidak akan merusak Kei, aku akan menjaganya. Kei cepatlah sadar. Aku menunggumu disini. Akan selalu menunggu."
Akash bermonolog sendiri memandang Kei.
Sampai pada akhirnya ada perawat yang akan membersihkan tubuh Kei. Akash mempersilakan.
Saat itu juga, Akash menunggu di luar. Ia melirik jam tangannya ternyata jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.
Masih aman. Iya akan berangkat pukul tujuh lagi saja, bahkan bisa molor juga.
"Tuan Akash, pasien sudah selesai dibersihkan silahkan Tuan masuk lagi."
Perawat itu langsung berkata pada Akash dan Akash berterimakasih.
****
Di mansion Tuan Muda Lee
"Aku harus mengunjungi Kei dulu, Sa!" Arsa yang sudah ada sejak jam enam pagi itu hanya mengangguk.
Ia merasa senang karena Tuan Muda Lee mau memimpin perusahaan kembali.
"Baik Tuan. Kita berangkat sekarang."
Mereka langsung ke rumah sakit sebelum akhirnya ke kantor. Sebenarnya jika tidak ke kantor juga tidak apa apa, tapi sepertinya Tuan Muda Lee ingin mengecek keadaan kantor.
Ia bahkan tidak menyadari bahwa bi Ajeng tidak menunggu Kei. Ia melupakan itu, ia sungguh tidak menelisik.
*****
"Kei, aku akan menunggumu sampai kamu sembuh karena kamu adalah jantungku. Aku telah jatuh cinta padamu Kei."
Akash mengungkapkan itu kembali, ternyata hal itu di dengar Tuan Muda Lee.
Ada rasa kesal terhadap sikap adiknya pada Kei. Sehingga Tuan Muda Lee langsung menghampiri mereka.
"Keluar kamu, Akash!"
"Ka-kakak?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
I Dw Ny Manasamadhi
pantaswn sedikit yang vote,,ceritanya jelek banget
2024-07-17
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
bakal jadi perang dunia ini mah
2023-12-15
0
my name
waduh....kakak adik bersaing mendapatkan kei
2023-12-14
0