Perasaan Tercipta

Malam hari tiba, sementara itu di tempat lain ....

Tidak peduli dengan malam yang semakin gelap, Hassan keluar dari kamar meninggalkan Hanum, istri Hassan yang tengah tertidur lelap.

Suasana sudah sunyi dan hening, sesekali dentingan jam yang berbunyi. Kaki Hassan melangkah pasti menuju ke tempat di mana Aisyah bekerja. Tempat yang biasa disebut dengan dunia malam.

Pria tersebut mendadak ingin melakukannya dengan Aisyah. Entah mengapa, dia sudah ketagihan dengan pelayanan gadis itu.

Sesampainya di night club' ... Hassan turun dari mobil. "Aisyah!" Hassan langsung masuk ke dalam, netranya menyapu ruangan dengan ukuran tidak terlalu luas. Tidak ada orang, ruang stay para wanita malam pun tampaknya kosong.

"Cari Aisyah, Tuan?"

Hassan tersentak karena suara Madam Jeni yang menghampiri tiba-tiba, namun wajah Hassan masih terlihat tenang.

"Di mana Aisyah, Madam?"

"Lho, anda lupa ya, dia bukannya berangkat ke sini, hanya dua hari sekali? Itupun atas perintah anda sendiri," tutur Madam Jeni dengan kening berkerut.

Hassan pun menepuk keningnya, "astaga ... kenapa saya bisa lupa?"

"Apa Tuan membutuhkan sesuatu, atau ada kepentingan dengan dia?" tanya Madam Jeni.

"Eh, tidak, Madam. Ya sudah, kalau begitu, saya langsung pulang saja." Dengan setengah berlari, Hassan menuju ke parkiran kemudian masuk ke mobilnya, dan menyalakan mesin mobilnya dengan terburu-buru.

Pria itu melajukan mobilnya di tengah hujan deras yang tiba-tiba turun, bersama dengan gemuruh yang bersahutan-sahutan.

"Kenapa tiba-tiba hujan?" gumam Hassan mulai menggerakkan stang bundarnya.

Hassan teringat, bahwa dia kini telah menyimpan nomor telpon Aisyah. Pria itu pun mengeluarkan benda pipih dari dalam saku celana, kemudian menelpon Aisyah.

Di tempat lain, Aisyah baru saja mematikan sambungan telponnya. "Om Hassan mengajakku keluar? Ada apa ya, malam-malam begini? Hujan juga," gumam Aisyah.

Gadis itu segera beranjak dari tempat tidurnya, dan berganti pakaian, tak lupa memakai jaket tebal karena cuaca sangat dingin. Kemudian dia berjalan keluar rumah. Dia menunggu di suatu tempat. Tak lama, sebuah mobil berhenti tepat di hadapan Aisyah. Ternyata si pengemudi mobil itu, adalah Hassan. Sebelumnya Aisyah telah mengirim lokasi melalui pesan kepada Hassan. Bersamaan dengan itu, hujan pun reda ....

Kaca mobil terbuka perlahan, Hassan melongokkan kepalanya. "Masuklah."

Aisyah segera masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Hassan. Dunia seperti berputar semakin kencang, tatapan mata keduanya bertemu namun tidak ada yang berucap, larut dalam gejolak pikiran masing-masing.

Lama keduanya terdiam, akhirnya Hassan menyalakan mesin mobilnya sambil menatap Aisyah, yang duduk di sampingnya.

"Apakah kamu sudah tidur?" tanya Hassan.

"Em belum, Om," jawab Aisyah berbohong. Padahal saat itupun Aisyah sebenarnya sangat mengantuk.

Hassan terus menatap wajah Aisyah. Pria itu tidak mengerti, kenapa muncul perasaan aneh terhadap gadis itu. Sedangkan Aisyah hanya diam, pandangannya terlihat kosong.

"Syah ...." Hassan berusaha untuk berbicara pada gadis di sampingnya, yang hanya diam.

Perlahan, Aisyah memutar leher, menatap manik mata Hassan yang juga tengah menatap dirinya. Namun, seketika Aisyah menurunkan pandangannya. Entah mengapa, gadis itu masih merasa malu bila berdekatan dengan Hassan.

"Saya ingin, kamu melayani saya malam ini," kata Hassan spontan.

Kedua bola mata Aisyah membulat seketika. Kedua tangannya saling meremas, meluapkan rasa yang tidak dapat dimengerti.

"Tolong, jangan diam saja," kata Hassan.

"Tapi, bukankah kita akan melakukannya, setiap dua hari sekali? Dan kemarin malam, kita sudah melakukan, jadi malam ini saya libur ...." Akhirnya Aisyah berbicara.

"Syah, saya pun tidak tahu kenapa, saya selalu ingin bercinta denganmu setiap saat," tutur Hassan begitu yakin.

Deg!

Jantung Aisyah berdetak kencang.

"Maaf, Om, apa tidak sebaiknya anda menikah saja? Supaya ada yang selalu melayani anda, kapan pun anda ingin," usul Aisyah.

"Kenapa kamu jadi bicara seperti itu?" heran Hassan.

Aisyah pun tertunduk ....

"Ibu kamu dirawat di rumah sakit mana?" tanya Hassan mengalihkan pembicaraan.

"Di rumah sakit Harapan, Om," jawab Aisyah.

"Apa kamu ingin menjenguk ibu kamu?" tanya Hassan lagi.

"Tidak, Om, lagian ini sudah malam," geleng Aisyah.

"Apa kamu lapar?" tanya Hassan.

"Tidak, Om, saya masih kenyang, dan tidak terbiasa makan malam," sahut Aisyah merasa tak enak hati.

"Ya sudah, kita ke hotel sekarang, kamu layani saya seperti biasa," pinta Hassan.

"Tapi, Tuan, kalau saya sedang berhalangan, apa harus melayani juga?" bantah Aisyah.

"Memangnya sekarang, kamu sedang halangan?" Hassan mengerutkan keningnya.

Kini tibalah mereka berdua di sebuah hotel mewah, kedua insan itupun turun dari mobil, dan berjalan ke dalam hotel.

Hassan langsung memesan sebuah kamar, kepada petugas hotel yang menyambutnya. Dan kini mereka berdua berada di sebuah kamar.

Aisyah pun duduk di bibir ranjang ....

"Cepat buka bajumu," titah Hassan.

"Sabarlah, Om, kita baru saja sampai. Apa tidak sebaiknya mengobrol dulu?" Aisyah berusaha menolak halus.

"Apa yang mau diobrolkan lagi?" heran Hassan.

"Apa memang harus gitu? Kita ketemuan hanya untuk melakukan ini?" tanya Aisyah.

"Memang apa masalahnya? Bukankah kamu sudah aku bayar untuk melayaniku?" ketus Hassan.

"Apa anda hanya menganggap ku sebagai pemuas napsu saja?"

Pertanyaan Aisyah membuat Hassan merasa heran. Dia tidak mengerti mengapa Aisyah bertanya seperti itu.

"Maksud kamu apa?" tanya Hassan sambil menatap intens ke arah Aisyah.

"Tidak apa-apa," kata Aisyah.

'kenapa tidak menikahi ku saja? Jadi aku bisa melayani kapan pun, tanpa harus menyewa hotel. Ah, mimpi apa sih aku? Mana mungkin dia mau menikahi orang miskin sepertiku, pasti orang tuanya tidak setuju juga." Aisyah meracau dalam hati.

"Jadi tunggu apa lagi? Cepat layani aku," titah Hassan.

"Ba-baik, Om," gagap Aisyah.

Aisyah pun melepas pakaiannya satu persatu. Dan Hassan mulai menyerang Aisyah dengan ciuuman panasnya. Gadis itu juga tampak bergairah, dengan serangan Hassan. Tanpa berbasa-basi lagi, Hassan mendorong Aisyah ke kasur. Kedua insan berbeda jenis kelamin itupun larut dalam kemesraan.

Mereka berdua bergulat di atas ranjang, kenikmatan surga dunia, membuat mereka lupa akan status mereka masing-masing. Pertarungan panas berlanjut dengan romantis. Masing-masing mengeluarkan lenguhan dari bibirnya.

Hingga permainan selesai, mereka pun terkulai lemas tak berdaya. Hingga akhirnya berpelukan, menikmati puncak kenikmatan. Tak peduli dengan peluh yang menganak sungai, membasahi tubuh mereka masing-masing.

Kini mereka berdua larut dalam mimpinya masing-masing ....

****

Dinginnya AC merasuk ke permukaan kulit Aisyah. Kedua kelopak mata berbulu lentik, mulai mengerjap menyesuaikan pencahayaan. Tangan Aisyah pun meraba-raba mencari selimut, namun sesuatu yang berat seakan menahan perutnya.

Aisyah terkesiap, merasakan pergerakan seseorang yang mempererat pelukan pada tubuhnya. Ragu-ragu gadis itu melihat tubuhnya yang tidak berbalutkan apa-apa lagi. Kemudian netranya beralih pada wajah yang tertidur begitu pulas.

Episodes
1 Debat dengan Kakak
2 kesederhanaan Aisyah
3 Jumpa Bestie
4 Liku-Liku Kehidupan
5 Hutang atas Nama Aisyah
6 Perselisihan
7 Pria Baik
8 Kakak yang Meresahkan
9 Bulat Tekad
10 Ikut Bekerja
11 Canggung
12 Terenggutnya Kesucian
13 Belum Terbiasa
14 Pengaduan
15 Batin Menangis
16 Terjebak Biaya
17 Sepeda Motor Baru
18 Semakin Nikmat
19 Debat Sepele
20 Perasaan Tercipta
21 Entah ...
22 Gairah Dadakan
23 Ternyata ....
24 Demam
25 Ngidam Rujak Buah
26 Terlambat Bulan
27 Dua Garis Merah
28 Nyaris Terungkap
29 Anak Siapa?
30 Sebuah Keputusan
31 Tetangga Nyinyir
32 Gairah Malam
33 Hati Menjerit
34 Curhat
35 Cemburu Buta
36 Siuman
37 Bersikap Tegas!
38 Keadaan yang Runyam
39 Ke Diskotik
40 Gagal Menyampaikan
41 Debat PaSuTri
42 Dua Gadis Julid
43 Rencana Jahat
44 Menguntit
45 Aksi Terbongkar
46 Malam Syahdu
47 Berbohong
48 Depresi
49 Sebuah Drama
50 Night Club'
51 Ketahuan
52 Lupa Segalanya
53 Sebuah Rencana
54 Nikah Siri
55 Cibiran Sadis
56 Berkecil Hati
57 Bertemu Madu
58 Kebetulan
59 Ragu Pada Kenyataan
60 Danau Rasa Pantai
61 Pengaduan
62 Hangover
63 Liku-Liku Kehidupan
64 Bulan Madu Tertunda
65 Kacau
66 Mencari Perhatian
67 Sahabat Penghibur
68 Berita Duka
69 Mencari Kerja dan Kos
70 Hari yang Menyebalkan
71 Cuma Mimpi
72 Refreshing
73 Nyaris Ketahuan
74 Curiga serta Penasaran
75 Gagal Total
76 Menjadi Bartender
77 Gagal Lagi
78 Terjebak Perasaan
79 Mencari Aisyah
80 Tidak Ketemu
81 Penyelidikan Intens
82 Debat Sepele
83 Ternyata Istri Orang
84 Mengajak ke Kantor
85 Sofa Panas
86 Mencari Bukti
87 Memergoki
88 Ternyata ....
89 Mulai Terkuak
90 Jumpa Kembali
91 Menjenguk sang Ibu
92 Gagal Lagi
93 Selalu Gagal
94 Rencana Nakal
95 Selalu Berdebat
96 Kalut
97 Di Luar Sadar
98 Akhirnya ....
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Debat dengan Kakak
2
kesederhanaan Aisyah
3
Jumpa Bestie
4
Liku-Liku Kehidupan
5
Hutang atas Nama Aisyah
6
Perselisihan
7
Pria Baik
8
Kakak yang Meresahkan
9
Bulat Tekad
10
Ikut Bekerja
11
Canggung
12
Terenggutnya Kesucian
13
Belum Terbiasa
14
Pengaduan
15
Batin Menangis
16
Terjebak Biaya
17
Sepeda Motor Baru
18
Semakin Nikmat
19
Debat Sepele
20
Perasaan Tercipta
21
Entah ...
22
Gairah Dadakan
23
Ternyata ....
24
Demam
25
Ngidam Rujak Buah
26
Terlambat Bulan
27
Dua Garis Merah
28
Nyaris Terungkap
29
Anak Siapa?
30
Sebuah Keputusan
31
Tetangga Nyinyir
32
Gairah Malam
33
Hati Menjerit
34
Curhat
35
Cemburu Buta
36
Siuman
37
Bersikap Tegas!
38
Keadaan yang Runyam
39
Ke Diskotik
40
Gagal Menyampaikan
41
Debat PaSuTri
42
Dua Gadis Julid
43
Rencana Jahat
44
Menguntit
45
Aksi Terbongkar
46
Malam Syahdu
47
Berbohong
48
Depresi
49
Sebuah Drama
50
Night Club'
51
Ketahuan
52
Lupa Segalanya
53
Sebuah Rencana
54
Nikah Siri
55
Cibiran Sadis
56
Berkecil Hati
57
Bertemu Madu
58
Kebetulan
59
Ragu Pada Kenyataan
60
Danau Rasa Pantai
61
Pengaduan
62
Hangover
63
Liku-Liku Kehidupan
64
Bulan Madu Tertunda
65
Kacau
66
Mencari Perhatian
67
Sahabat Penghibur
68
Berita Duka
69
Mencari Kerja dan Kos
70
Hari yang Menyebalkan
71
Cuma Mimpi
72
Refreshing
73
Nyaris Ketahuan
74
Curiga serta Penasaran
75
Gagal Total
76
Menjadi Bartender
77
Gagal Lagi
78
Terjebak Perasaan
79
Mencari Aisyah
80
Tidak Ketemu
81
Penyelidikan Intens
82
Debat Sepele
83
Ternyata Istri Orang
84
Mengajak ke Kantor
85
Sofa Panas
86
Mencari Bukti
87
Memergoki
88
Ternyata ....
89
Mulai Terkuak
90
Jumpa Kembali
91
Menjenguk sang Ibu
92
Gagal Lagi
93
Selalu Gagal
94
Rencana Nakal
95
Selalu Berdebat
96
Kalut
97
Di Luar Sadar
98
Akhirnya ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!