Semakin Nikmat

Zaenal ikut geram. "Kamu sekarang kok belagu, emang kamu udah sukses? Berani bentak-bentak aku."

Namun Aisyah tidak menghiraukan ucapan kakaknya, dia berjalan masuk ke kamarnya.

'sial, sekarang belagu banget tuh anak, awas aja kalo pergi, aku obrak abrik kamarnya,' batin Zaenal kemudian berlalu pergi.

****

Malam hari tiba, Aisyah yang sudah rapi dengan penampilannya pun segera mengendarai sepeda motornya menuju tempat dia mengais rejeki. Sesampainya, dia memarkirkan sepeda motornya, dan menuju ke ruang stay para wanita malam.

"Eh, eh, eh ... anak emas sudah datang. Enak sekali kamu ya, kerja seenak jidat. Kemarin kenapa nggak berangkat?" Ina langsung menyambut Aisyah dengan ketus.

Aisyah hendak menjawab, namun tanpa disengaja netranya mengarah ke arah Tini. Tini memberi kode kepada Aisyah. Dan Aisyah pun paham seketika.

"Mulai sekarang, aku hanya berangkat dua hari sekali, dan aku akan melayani satu orang tamu saja, itupun tamu langgananku. Karna aku harus menjenguk ibuku di rumah sakit, setiap dua hari sekali. Terserah, kalian mau membenciku, itu hak kalian. Yang jelas, aku kerja di sini, nggak pernah merasa merugikan kalian semua," ujar Aisyah tak kalah ketusnya.

"Cih, sombong sekali kamu," cibir Ina.

Aisyah hanya diam, dia tidak ingin perdebatan itu menjadi berkepanjangan. Tini pun menghampiri Aisyah.

"Ayo, Syah, duduk sini," ajak Tini kepada Aisyah.

Sementara Ina terus menatap sengit ke arah Aisyah ....

'dasar belagu, tapi bagus juga dia hanya kerja dua hari sekali, dan juga hanya melayani tamunya dia saja. Dengan begitu, aku nggak perlu khawatir tamuku dia rebut,' batinnya.

"Aisyah!" Terdengar Madam Jeni berseru memanggil Aisyah.

Mendengar namanya dipanggil, Aisyah segera berlari kecil menghampiri Madam Jeni.

"Iya, Madam."

"Kamu itu, dipanggil dari tadi kok tidak menyahut?" kesal Madam Jeni.

"Maaf, Madam, saya tidak dengar," kata Aisyah takut-takut.

"Ya sudah, kamu masuk ke kamar B, layani Tuan Hassan," titah Madam Jeni.

"Baik, Madam," angguk Aisyah, kemudian berlalu meninggalkan Madam Jeni.

Sampai di depan kamar, Aisyah mengetuk pintu kamar hotel itu.

"Masuk ...." Terdengar sebuah suara dari dalam.

Aisyah segera membuka pintu kamar, kemudian menutupnya kembali. Aisyah melangkahkan kakinya menuju ranjang, di mana Hassan sudah terbaring dengan senyum smirk nya.

"Duduklah," titah Hassan sambil menepuk kasur.

Aisyah pun duduk di bibir ranjang. Dan Hassan mulai menyentuh sebelah dada milik Aisyah. Gadis itu memejamkan matanya, tidak berani menatap ke arah Hassan.

"Santailah, rileks, seperti baru pertama kali saja melayani saya," bisik Hasaan yang wajahnya sudah menempel di pipi Aisyah, membuat gadis itu menahan napas.

Hassan mengelus daun telinga Aisyah dengan hidungnya, menghirup aroma tubuh Aisyah di leher belakangnya, membuat Aisyah melenguh pelan.

Hassan tersenyum melihat respon yang diberikan oleh Aisyah. Bibirnya menjalar ke depan dada Aisyah, sambil meraih tubuh gadis itu supaya bersandar.

Kini tangan Hassan meraba perut rata Aisyah, pria itu mulai melucuti satu persatu pakaian yang dikenakan Aisyah, hingga gadis itu tanpa sehelai benangpun. Terlihat dengan jelas dua gundukan milik Aisyah. Hassan menelan salivanya.

Tangan Hassan mulai meremas kedua gundukan kenyal itu, dan memainkannya. Kini tangan pria itu berpindah ke area sensitif milik Aisyah.

"Ahhh ...."

Aisyah mendesah saat jari Hassan menekan daging mungil yang terletak di tengah area sensitif milik Aisyah.

Kemudian Hassan membaringkan tubuh langsing Aisyah. Gadis itupun memalingkan wajahnya, merasa malu melihat tubuh dan pusaka milik Hassan yang sudah berdiri tegak.

"Hisap lah punya saya," titah Hassan.

Aisyah pun terbelalak. Cukup lama dia menatap pusaka milik Hassan yang masih mengeras.

"Hei, kenapa diam? Saya sudah memberikan keringanan untuk kamu, dan saya juga tidak meminta apapun dari kamu, saya hanya ingin kamu memuaskan saya setiap dua hari sekali," kata Hassan mulai ketus.

Aisyah akhirnya melakukan apa yang diperintah oleh Hassan, gadis itu membuka mulut, dan pusaka milik Hassan pun dengan cepat melesat ke dalam mulut Aisyah. Perlahan, Hassan menggerakkan pusakanya maju mundur di dalam mulut Aisyah, hingga gadis itu berasa ingin muntah.

Karena tidak tahan lagi, Hassan membuka kedua paha Aisyah. Gadis itu merasa malu, saat miliknya ditatap oleh Hassan. Dia menutupi miliknya dengan kedua tangannya, namun Hassan segera menepis tangan Aisyah dengan lembut.

Hassan pun memasukkan pusaka miliknya ke dalam milik Aisyah, dia memulai permainannya. ******* demi ******* keluar dari mulut kedua insan tersebut, menggema di dalam kamar.

Permainan pun selesai, dan keduanya segera membersihkan diri. Setelah itu, mereka duduk di bibir ranjang.

"Apa motor kamu rusak?" tanya Hassan.

Aisyah pun mengerutkan keningnya, mendengar pertanyaan Hassan. "Maksud anda, apa ya?"

"Saya minta maaf, kemarin saya sedang terburu-buru, jadi mobil saya menabrak motormu." Kata Hassan, pria itu tidak mengatakan kepada Aisyah, bahwa dirinya serang bersama dengan sang istri saat itu.

Aisyah berusaha mengingat kejadian itu .... "Oh, ternyata anda, pantas saja saya merasa tidak asing dengan wajah anda."

Hassan tersenyum, dan memberikan Aisyah uang sebesar tujuh juta. "Itu bayaran kamu, dan sisanya untuk memperbaiki motor kamu."

"Tapi, saya kan tidak ada bilang, kalau motor saya rusak," bantah Aisyah.

"Ya, setidaknya bisa untuk mengobati lutut kamu yang luka," kata Hassan yang sedari awal terus mengamati lutut Aisyah.

Aisyah pun mengangguk, kemudian mengucapkan terimakasih kepada Hassan.

'padahal itu motor pinjam, dan tidak ada kerusakan sama sekali,' batin Aisyah.

'Masih orisinil, tentu saja enak,' batin Hassan menatap lekat wajah Aisyah.

Aisyah hanya menunduk ditatap seperti itu.

"Ya sudah, saya pulang dulu," pamit Hassan.

Aisyah mengangguk, kemudian Hassan keluar dari kamar. Di depan kamar, Madam Jeni sudah berdiri dengan senyum penuh arti.

"Gimana dengan pelayanan anak baru itu?" tanya wanita paruh baya itu.

"Cukup baik, karna itu saya menjadikan dia langganan saya," jawab Hassan santai.

Madam Jeni tersenyum, kemudian Hassan mengeluarkan sejumlah uang, dan memberikannya kepada Madam Jeni.

"Ini bayaran untuk Aisyah, saya kasih lebih," kata Hassan.

Madam Jeni menerima uang tersebut, dan mengucapkan terimakasih. Kemudian Hassan segera berlalu dari hadapan Madam Jeni. Madam Jeni menghitung uang dari Hassan, kemudian dia tersenyum smirk.

'Tiga juta ... pasti Tuan Hassan tidak memberi Aisyah uang tips, makannya dia membayar lebih,' pikir Madam Jeni dalam hatinya.

'Aku akan memberikan satu juta saja untuk dia, segitu sudah banyak. Bayangkan, jaman sekarang kerja apa yang gajinya segini banyak? Lagian, dia juga sudah enak kerjanya, berangkat hanya dua hari sekali,' lanjutnya dalam hati.

Selang beberapa menit, Aisyah melangkah keluar, sampai di depan dia melihat Madam Jeni tersenyum. Wanita itu memanggil Aisyah, dan gadis itupun mendekat.

"Ini bayaran kamu malam ini, banyak kan? Mulai besok, kamu harus melayani Tuan Hassan lebih baik lagi, biar dapat tambahan," kata Madam Jeni sambil memberikan uang kepada Aisyah.

Aisyah segera menerima uang tersebut, tanpa berbicara sepatah katapun selain hanya senyuman terpaksa yang dia ukir di bibir ranumnya.

Episodes
1 Debat dengan Kakak
2 kesederhanaan Aisyah
3 Jumpa Bestie
4 Liku-Liku Kehidupan
5 Hutang atas Nama Aisyah
6 Perselisihan
7 Pria Baik
8 Kakak yang Meresahkan
9 Bulat Tekad
10 Ikut Bekerja
11 Canggung
12 Terenggutnya Kesucian
13 Belum Terbiasa
14 Pengaduan
15 Batin Menangis
16 Terjebak Biaya
17 Sepeda Motor Baru
18 Semakin Nikmat
19 Debat Sepele
20 Perasaan Tercipta
21 Entah ...
22 Gairah Dadakan
23 Ternyata ....
24 Demam
25 Ngidam Rujak Buah
26 Terlambat Bulan
27 Dua Garis Merah
28 Nyaris Terungkap
29 Anak Siapa?
30 Sebuah Keputusan
31 Tetangga Nyinyir
32 Gairah Malam
33 Hati Menjerit
34 Curhat
35 Cemburu Buta
36 Siuman
37 Bersikap Tegas!
38 Keadaan yang Runyam
39 Ke Diskotik
40 Gagal Menyampaikan
41 Debat PaSuTri
42 Dua Gadis Julid
43 Rencana Jahat
44 Menguntit
45 Aksi Terbongkar
46 Malam Syahdu
47 Berbohong
48 Depresi
49 Sebuah Drama
50 Night Club'
51 Ketahuan
52 Lupa Segalanya
53 Sebuah Rencana
54 Nikah Siri
55 Cibiran Sadis
56 Berkecil Hati
57 Bertemu Madu
58 Kebetulan
59 Ragu Pada Kenyataan
60 Danau Rasa Pantai
61 Pengaduan
62 Hangover
63 Liku-Liku Kehidupan
64 Bulan Madu Tertunda
65 Kacau
66 Mencari Perhatian
67 Sahabat Penghibur
68 Berita Duka
69 Mencari Kerja dan Kos
70 Hari yang Menyebalkan
71 Cuma Mimpi
72 Refreshing
73 Nyaris Ketahuan
74 Curiga serta Penasaran
75 Gagal Total
76 Menjadi Bartender
77 Gagal Lagi
78 Terjebak Perasaan
79 Mencari Aisyah
80 Tidak Ketemu
81 Penyelidikan Intens
82 Debat Sepele
83 Ternyata Istri Orang
84 Mengajak ke Kantor
85 Sofa Panas
86 Mencari Bukti
87 Memergoki
88 Ternyata ....
89 Mulai Terkuak
90 Jumpa Kembali
91 Menjenguk sang Ibu
92 Gagal Lagi
93 Selalu Gagal
94 Rencana Nakal
95 Selalu Berdebat
96 Kalut
97 Di Luar Sadar
98 Akhirnya ....
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Debat dengan Kakak
2
kesederhanaan Aisyah
3
Jumpa Bestie
4
Liku-Liku Kehidupan
5
Hutang atas Nama Aisyah
6
Perselisihan
7
Pria Baik
8
Kakak yang Meresahkan
9
Bulat Tekad
10
Ikut Bekerja
11
Canggung
12
Terenggutnya Kesucian
13
Belum Terbiasa
14
Pengaduan
15
Batin Menangis
16
Terjebak Biaya
17
Sepeda Motor Baru
18
Semakin Nikmat
19
Debat Sepele
20
Perasaan Tercipta
21
Entah ...
22
Gairah Dadakan
23
Ternyata ....
24
Demam
25
Ngidam Rujak Buah
26
Terlambat Bulan
27
Dua Garis Merah
28
Nyaris Terungkap
29
Anak Siapa?
30
Sebuah Keputusan
31
Tetangga Nyinyir
32
Gairah Malam
33
Hati Menjerit
34
Curhat
35
Cemburu Buta
36
Siuman
37
Bersikap Tegas!
38
Keadaan yang Runyam
39
Ke Diskotik
40
Gagal Menyampaikan
41
Debat PaSuTri
42
Dua Gadis Julid
43
Rencana Jahat
44
Menguntit
45
Aksi Terbongkar
46
Malam Syahdu
47
Berbohong
48
Depresi
49
Sebuah Drama
50
Night Club'
51
Ketahuan
52
Lupa Segalanya
53
Sebuah Rencana
54
Nikah Siri
55
Cibiran Sadis
56
Berkecil Hati
57
Bertemu Madu
58
Kebetulan
59
Ragu Pada Kenyataan
60
Danau Rasa Pantai
61
Pengaduan
62
Hangover
63
Liku-Liku Kehidupan
64
Bulan Madu Tertunda
65
Kacau
66
Mencari Perhatian
67
Sahabat Penghibur
68
Berita Duka
69
Mencari Kerja dan Kos
70
Hari yang Menyebalkan
71
Cuma Mimpi
72
Refreshing
73
Nyaris Ketahuan
74
Curiga serta Penasaran
75
Gagal Total
76
Menjadi Bartender
77
Gagal Lagi
78
Terjebak Perasaan
79
Mencari Aisyah
80
Tidak Ketemu
81
Penyelidikan Intens
82
Debat Sepele
83
Ternyata Istri Orang
84
Mengajak ke Kantor
85
Sofa Panas
86
Mencari Bukti
87
Memergoki
88
Ternyata ....
89
Mulai Terkuak
90
Jumpa Kembali
91
Menjenguk sang Ibu
92
Gagal Lagi
93
Selalu Gagal
94
Rencana Nakal
95
Selalu Berdebat
96
Kalut
97
Di Luar Sadar
98
Akhirnya ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!