Kenapa masih saja meragukan niat baik saya? Apa tampang saya ini, terlihat seperti penipu?" ketus Hassan.
"Ti-tidak, Om, saya hanya memastikan saja," ujar Aisyah.
"Jadi bagaimana? Apakah kamu setuju, dengan keputusan saya?" Hassan mencoba memastikan.
Aisyah kembali terdiam ....
"Dua hari sekali saya akan kesini, kamu puaskan saya, dan uang lima juta akan jadi milikmu setelah kamu melayani saya," beo Hassan.
'Dua hari sekali, aku dapat uang lima juta? Wah, nggak kebayang, gimana enaknya punya uang banyak setiap hari,' kata suara hati Aisyah.
'Eh, tapi aku nggak terima segitu, kan setengah buat Madam Jeni,' lanjutnya.
"Syah? Kamu diajak bicara malah melamun?" Ucapan Hassan mengejutkan Aisyah.
"Eh, i-iya, Om, saya mau, tapi saya tidak menerima uang itu sepenuhnya. Jadi, kalau saya butuh uang tambahan, masa saya tidak boleh melayani lelaki lain? Bukannya saya serakah sama uang, tapi saya juga memikirkan kebutuhan ibu saya, setelah pulang dari rumah sakit nanti, karna jujur saya tidak mengijinkan ibu saya bekerja," kata Aisyah memantapkan hatinya.
Hassan mengerutkan keningnya. "Apa maksud kamu tidak menerima uang sepenuhnya, itu bagaimana?"
Aisyah pun menceritakan kepada Hassan, mengenai bagi hasil atas upah yang dia dapat dari melayani para tamu.
Hassan pun terperanjat ....
"Benarkah begitu? Oh ... mungkin kamu terlalu jujur dengan Madam, kalau kamu dapat uang tips dari saya. Karna yang saya tahu, saya menyewa wanita di tempat ini, saya langsung membayar kepada Madam. Nah, kemudian Madam akan memberikan berapa persen kepada setiap wanita yang telah selesai melayani tamunya. Jadi untuk uang tips, harusnya masuk kantong kamu sendiri, dan kamu tidak perlu memberitahu Madam, ataupun teman kamu yang lainnya," papar Hassan.
"Oh ... gitu, ya?" Aisyah kini paham dengan maksud ucapan Hassan. Dirinya seketika merasa bodoh dengan apa yang telah dilakukannya.
"Ya sudah, lain kali kamu tidak perlu bilang kepada Madam, kalau kamu dapat uang tips dari saya, kan Madam juga masih memberi kamu uang gaji pokok, kan?" tutur Hassan.
Aisyah mengangguk ....
"Nah, gitu dong, dan ingat! Kamu tidak boleh melayani lelaki lain, selain saya," kata Hassan lagi.
"Baik, Om," angguk Aisyah.
Kemudian, Hassan menatap Aisyah dari atas hingga bawah, pria itu menelan saliva saat pandangannya berhenti pada paha mulus gadis itu. Dengan penuh gelora, Hassan merengkuh tubuh langsing Aisyah ke atas ranjang.
"Syah ... puaskan saya," bisik Hassan.
Aisyah mulai canggung, dia masih belum terbiasa melayani Hassan. Karena tidak sabar, Hassan segera melucuti pakaian yang menempel pada tubuh Aisyah. Kini tubuh gadis itu terpampang indah di atas ranjang, hanya tinggal dalaman atas dan bawah berwarna hitam yang melindungi titik sensitifnya.
Tanpa menunggu persetujuan dari Aisyah, Hassan pun membuka kedua dalaman Aisyah, lalu pria itu mengecup setiap inci tubuh Aisyah mulai dari paha, perut, hingga naik ke dua buah kembarnya yang padat dan kenyal.
Dan ....
"Ah ...." Terdengar ******* lirih dari bibir Aisyah. Gadis itu ternyata diam-diam menikmati sensasi sentuhan halus, yang sangat menggairahkan.
Karena tak tahan lagi, Hassan memasukkan pusakanya ke dalam milik Aisyah. Permainan penuh kenikmatan, pun dimulai ....
Setelah dua puluh menit Hassan berada di atas tubuh Aisyah, dia pun menyuruh Aisyah berganti posisi. Kini Aisyah berada di atas tubuh Hassan. Awalnya Aisyah malu-malu, namun lama kelamaan dia mulai menggerakkan tubuhnya maju mundur, membuat Hassan semakin gila dibuatnya.
Peluh hangat membasahi tubuh Aisyah, napasnya memburu. Meski di dalam ruangan ber-AC, namun Aisyah tetap merasakan gerah pada tubuhnya.
Permainan selesai, Hassan segera mengambil kembali pakaiannya yang berserakan di lantai. Setelah membersihkan diri, dia memberikan sejumlah uang yang dijanjikan kepada Aisyah.
"Terimakasih, Om, tapi saya langsung pulang ya, takut ibu saya mencari," mohon Aisyah sambil menerima uang tersebut.
Baiklah, saya pulang duluan kalau gitu," sahut Hassan.
Kemudian, Hassan keluar dari kamar meninggalkan Aisyah. Dia segera menemui Madam Jeni di luar hotel. Wanita itu memang selalu stay di luar, untuk merayu para lelaki hidung belang, supaya mau mampir di tempatnya.
"Madam," panggil Hassan.
Madam Jeni pun menoleh. "Eh, Tuan ... sudah selesai?"
"Sudah, Madam, saya akan segera pulang, dan ini tarifnya ...." Hassan memberikan uang satu juta kepada Madam Jeni.
Wanita paruh baya itu, memang menetapkan tarif untuk setiap wanita malam yang bekerja padanya. Setelah itu, dia akan membagi setengahnya kepada wanita malam yang telah melaksanakan pekerjaannya. Dan untuk masalah uang tips pribadi yang didapat dari setiap tamu, Madam Jeni tidak pernah mengetahui. Kecuali para wanita malam memberitahukan hal tersebut, barulah dia akan menyuruhnya membagi lagi.
"Terimakasih, Tuan," kata Madam Jeni menerima uang itu dengan senyum smirknya.
"Oh iya, maaf hari ini saya tidak memberi uang tips kepada Aisyah, karna kebetulan saya tidak membawa uang kes." Hassan terpaksa berbohong, supaya Madam Jeni tidak meminta uang lagi kepada Aisyah.
Madam Jeni pun tersenyum .... "Tidak masalah, Tuan. Anda membayar tertib saja, saya sudah senang."
Oh iya, satu lagi, Madam. Saya minta, saya ingin menjadi pelanggan tetap Aisyah, jadi saya minta, dia tidak melayani lelaki lain selain saya," lanjut Hassan.
Kali ini Madam Jeni tersenyum evil. "Boleh saja, Tuan. Tapi, kalau Tuan ingin berlangganan dengan Aisyah, itu artinya pelayanan dia sangat istimewa. Dan, Tuan tentunya harus membayar lebih dari ini."
"Hem, iya saya paham, saya akan memberikan dua juta lima ratus ribu, setiap saya datang kesini," tutur Hassan.
"Baiklah," angguk Madam Jeni.
"Ya sudah, saya permisi dulu ...." Tanpa menunggu jawaban dari Madam Jeni, Hassan segera berlalu dari hadapan wanita itu.
'Ternyata, anak baru itu menguntungkan juga, pasti pelayanannya benar-benar istimewa, sampai Tuan Hassan ketagihan sama dia. Dua juta lima ratus? Hem, aku akan memberikan satu juta saja untuk Aisyah, dia pasti sudah senang sekali. Lagian, dia bisa dapat uang banyak kan karna kerja di sini. Coba kalau aku tidak mencarikan dia tamu, mana mungkin laku dia,' batin Madam Jeni.
Tak lama, keluarlah Aisyah. Ketika gadis itu hendak menuju ke ruang stay, Madam Jeni segera memanggilnya. Aisyah pun menghampiri Madam Jeni.
"Ada apa, Madam?"
Madam Jeni segera memberikan upah kerja kepada Aisyah. "Ini bayaran kamu, dan mulai besok, kamu tidak boleh melayani tamu lain. Kalau ada tamu yang memilih kamu, kamu bilang sudah dibooking, paham?"
Aisyah menerima uang tersebut, "baik, Madam."
"Dan gaji kamu jadi satu juta," lanjut Madam Jeni.
Aisyah hanya mengangguk, dia yakin sekali kalau Hassan memberikan lebih kepada wanita itu. Tapi Aisyah tidak mau memusingkan hal itu. Dia sudah bersyukur mendapat uang tips yang menurutnya lumayan, dan lebih dari cukup.
'Sudahlah, aku dapat berapa saja, nggak masalah. Yang penting, aku sudah dapat lebih dari Om Hassan. Dan, aku nggak akan bilang sama Madam, kalau aku dapat uang tips dari Om Hassan,' batin Aisyah sambil berjalan menuju ke ruang stay.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments