Ke Rumah Kontrak

Part 20

"Ayah Zafran punya rumah sendiri. Jadi tidak bisa tidur di rumah kita. Kalau ayah Zafran tidur di rumah kita, siapa dong yang jagain rumah ayah Zafran." Kayesa mencoba menjelaskan pada Kiano.

"Kalau gitu, bunda cama (sama) Kiano saja tidul (tidur) di lumah (rumah) ayah," ujar Kiano lagi dengan polosnya.

"Hahaha. Kamu bisa saja, jangan dong. Nanti kak Maeka tak ada temannya."

"Iya ya bun! Kacian (kasian) kak Maeka cendili (sendiri)."

Mendengar celotehan Kiano yang semakin cerdas, membuat Kayesa jadi kawalahan menjawabnya. Kayesa melirik ke arah Zafran. Kayesa mulai menunjukkan kekhawatirannya.

"Boleh kok Kiano sama bunda tidur di rumah ayah. Ntar kalau bunda dan Kiano mau ke rumah ayah, tinggal telepon ayah. Ayah pasti jemput," ujar Zafran, dia berharap sekali bisa tidur bersama anaknya.

Tatapan Kayesa tajam ke arah Zafran. Dia kecewa karena Zafran memberikan harapan-harapan pada Kiano. Bagaimana nanti jika Kiano mau tinggal selamanya dengan Zafran.

"Oh Tuhan ini tidak boleh terjadi." Kayesa meraup habis wajahnya.

"Aku harus membatasi Kiano dan Zafran. Harus! Zafran tidak boleh memenuhi semua keinginan Kiano atau aku akan kehilangan anakku," batin Kayesa.

"Kamu kenapa?" Tanya Zafran. Dia mengintip wajah Kayesa dari kaca spion depan. Wajah Kayesa cemberut ditekuk sedemikian rupa.

Kayesa menoleh ke arah Zafran, dia tidak bermaksud menjawab pertanyaan laki-laki itu, dengan tatapan tajamnya saja, Kayesa merasa Zafran sudah tahu jawaban pertanyaannya, nyatanya dia tidak mengulang pertanyaan pada Kayesa.

Zafran kembali fokus menyetir, dia tahu apa yang sedang dipikirkan Kayesa. Dia juga tahu tentang kekhawatiran Kayesa. Namun, dia tidak memungkiri kalau dia juga ingin sekali-kali bisa memeluk anaknya sepanjang malam.

Zafran kembali melirik kaca spion depan mobilnya. Dilihatnya Kiano sedang bersandar di dada Kayesa, Kayesa memeluk erat putranya.

"Jika Kayesa tahu aku ayah Kiano yang sebenarnya. Apa Kayesa masih mengijinkan ku untuk bisa melihat Kiano," batin Zafra

Entahlah! Zafran menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya. Zafran menepis bayangan buruk yang sedang dipikirkannya.

Seperdua puluh menit kemudian, mobil yang dibawa Zafran sudah melewati mini market, tempat Zarfan menurunkan Kayesa malam itu.

"Stop di depan. Di samping pangkalan ojek," Kayesa meminta Zafran menghentikan mobilnya di tepi gang.

Zafran menginjak rem, menepikan mobil dan memarkir satu meter dari samping gang.

"Kenapa berhenti di sini?" Tanya Zafran seraya menurunkan kaca mobil, memandang keluar, dia tidak menemukan ada rumah.

"Kita sudah sampai," jawab Kayesa.

Sekali lagi, Zafran menilik keluar, dia menjulurkan kepalanya lewat jendela mobil.

"Tidak ada rumah di sini," batin Zafran.

Tangan Kayesa menggapai Handle pintu, membuka dan menjulurkan kakinya turun dari mobil, lalu Kayesa menurutkan Kiano.

"Emang rumahnya yang mana?" Tanya Zafran lagi, sambil turun dari mobil, dia menoleh ke kiri dan kanan.

"Di dalam gang ini," jawab Kayesa.

Mendengar jawaban Kayesa. Zafran menilik gang sempit yang luasnya satu meter, hanya bisa dilewati motor dan pejalan kaki, mobilnya sudah pasti tak bisa masuk.

"Tuan! Minta nomor rekeningnya. Aku tranfer biaya rumah sakit Kiano."

Walaupun pihak rumah sakit tidak memberitahu Kayesa, siapa yang telah melunasi biaya pengobatan Kiano. Namun Kayesa sudah bisa menebak, kalau Zafran yang telah membayarnya.

"Tidak usah dipikirkan," jawab Zafran santai.

"Aku tidak mau berhutang pada Tuan."

"Aku ikhlas buat Kiano," ujar Zafran menatap intens ke arah Kayesa.

"Tidak! Aku tidak mau. Apa pun alasan. Tuan," ujar Kayesa tetap memaksa Zafran memberikan rekeningnya.

"Kamu sudah banyak uang, sehingga tidak mau menerima pemberianku," ujar Zafran dengan suara agak tinggi.

"Bu-bukan begitu," Kayesa jadi gugup dan serba salah. Padahal niatnya baik, hanya tidak ingin merepotkan dan mengembalikan uang Zafran.

"Aku hanya tidak ingin merepotkan Tuan," ujar Kayesa lagi.

"Dari segi mananya aku merasa direpotkan?" Zafran malah bertanya, semakin tidak jelas saja arah bicaranya ke mana.

"Maaf! Jika aku salah," ujar Kayesa, dia sudah tidak ingin berdebat. Kayesa pun beranjak seraya tangan kirinya menggandeng tangan Kiano dan tangan kanannya menenteng tas berisi keperluan selama di rumah sakit.

Zafran meraih tangan Kiano, hingga terjadi tarik menarik. Kayesa menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Zafran, lalu menatap tangan Zafran yang mencekal tangan Kiano.

"Lepaskan tangan Kiano." Pinta Kayesa.

"Nggak usahberdebat lagi! Ayok kita jalan," ujar Zafran beranjak mensejajari langkah Kayesa. Zafran tidak melepaskan tangan Kiano.

Secara bergantian Kiano menatap bunda dan Zafran, dia tidak mengerti apa yang membuat bunda dan ayah Zafran bersetegang. Dia tidak ingin memikirkan masalah kedua orang yang di sayangnya.

"Kiano ayah dukung saja. Kiano kan baru sehat."

Zafran jongkok, dan meninta Kiano naik kepunggungnya. Tentu saja Kiano sangat girang. Begitu Kiano naik ke pungguk Zafran, Zafran berdiri kembali, kedua tangannya memegang kedua kaki Kiano.

Melihat Zafran memperlakukan Kiano begitu manja. Kayesa semakin merasa khawatir, Kayesa tidak tahu bagaimana jadinya, jika nanti Zafran punya keluarga baru. Apa dia masih mau bermain dengan Kiano.

Tawa Kiano membahana, dia terlihat sangat bahagia, berada di punggung Zafran. Apa lagi saat Zafran meletak Kiano di lehernya. Zafran memegang dan merentangkan ke dua tangan Kiano.

"Nging... Nging... Nging... Pilot Kiano sedang terbang," ujar Zafran setengah berlari. Kiano tertawa terbahak-terbahak.

Mendengar tawa Kiano, Zafran merasa sangat bahagia. Paling tidak dia sudah bisa membuat Kiano senang dan ceria. Bukan itu saja, Zafran merasakan ada sesuatu yang istimewa saat dia bisa membuat Kiano terbahak-bahak.

"Masih jauh nggak rumahnya. Pesawatnya sudah mau mendarat nih," ujar Zafran lagi.

"Udah dekat yah. Dua lumah (rumah) lagi. Yah!" Celoteh Kiano di sela tawanya.

"Stop," ujar Kiano meminta Zafran menurunkannya.

Zafran merunduk dan menurunkan Kiano di depan rumah petak nomor dua. Seperlima detik kemudian, pintu rumak terkuak. Maeka keluar langsung menggendong dan memeluk Kiano.

"Silakan masuk Tuan dan Nyonya," ujar Maeka.

Mata Zafran memindai rumah petak yang berukuran enam meter kali sepuluh meter. Rumah sederhana yang berlantai keramik dan berdinding papan itu terasa adem dan nyaman, tidak seperti dugaan Zafran.

"Aku harus memindahkan anakku ke rumah yang lebih besar, agar dia bisa bermain dengan bebas," batin Zafran, dia tak tega melihat tempat main Kiano sangat tak memadai.

Sejurus Zafran berpikir keras. Bagaimana caranya, agar dia bisa membelikan rumah untuk Kiano dan Kayesa. Yang jadi masalah Zafran sekarang adalah bagaimana dia bisa membawa Kayesa pindah dari sini, tanpa ada perdebatan.

Setelah berbincang dan bermain tiga puluh menit dengan Kiano. Zafran pamit pulang.

"Ayah becok ke cini (besok ke sini) lagi," pinta Kiano, saat Zafran beranjak.

"Sayang! Ayah Zafran tidak bisa setiap hari menemani Kiano main. Ayah Zafran harus bekerja supaya banyak dapat uang dan bisa beli mainan buat Kiano. Iya kan ayah?"

Anggukan kepala Zafran mengiyakan pertanyaan Kayesa. Tapi Zafran berjanji dalam dirinya, setiap ada kesempatan dia akan menemui anaknya.

"Ayah pulang dulu ya." Zafran membingkai wajah Kiano dengan kedua tangannya, lalu mrncium puncak kepalanya.

Lama Zafran menghidu bau wangi sampo di rambut Kiano, lalu tangan Zafran mengusap lembut kepala Kiano.

"Jangan nakal ya. Nurut sama bunda." Zafran kemudian membingkai wajah Kiano dengan kedua tangannya, dan terakhir mencuil hidung Kiano.

Suasana hati Zafran rasa berat ingin beranjak. Tapi, tidak mungkin juga dia dua puluh empat jam berada di rumah Kayesa, yang ada para tetangga malah menduga yang tidak-tidak. Perlahan Zafran memutar tubuhnya, kemudian mendekat kearah Kayesa.

"Besok. Kamu tidak usah ke kantor dulu, kasian Kiano baru sembuh ditinggal-tinggal," ujar Zafran sebelum dia beranjak pergi.

Kayesa hanya mengangguk, dia tak dapat berkata-kata, kenapa laki-laki yang biasanya memiliki ego level dewa dan tak pernah perduli orang lain. Kini begitu baik.

"Apa Zafran salah minum obat," batin Kayesa sambil menatap punggung Zafran yang semakin menjauh.

Kayesa menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya. Dia jadi kepikiran tentang kebaikan-kebaikan Zafran. Di kantor Kayesa tidak pernah melihat Zafran tersenyum. Tapi bersama Kiano, dia bisa tertawa lepas.

"Apa dia mendambakan seorang anak? Apa...?" Kayesa tidak meneruskan ucapannya.

"Atau Kiano yang membawa keberuntungan," gumam Kayesa seraya masuk ke kamar, naik ke tempat tidur, Kayesa berbaring, dan memejamkan mata. Tiba-tiba wajah ganteng Zafran melintas.

"Ada apa denganku. Kenapa jadi kepikiran Zafran. Sadar Kayesa! Jangan jadi pungguk merindukan bukan." Kayesa ternyum dengan pikiran sesatnya, lalu dia meraih guling dan membenamkan wajahnya.

Terpopuler

Comments

Rismawati Damhoeri

Rismawati Damhoeri

kenapa mbak Mae harus panggil nyonya sih?, nggak cocok..

2025-02-19

1

aku

aku

Aku ingin memberi mu Hadiah dan vote,....
tapi,....
Aku terlalu miskin untuk memberi mu Thor,..
maafkan Aku,..🙏🙏🙏😭😭😭

2023-10-10

0

Puriah

Puriah

sebenarnya banyak yang baca cuma pada males comen😀

2023-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 Kayesa
2 Hamil
3 Kembali
4 Kecelakaan
5 Zafran
6 Di Rumah Sakit
7 Hari Pertama
8 Diam-Diam
9 Mawar Merah
10 Dipecat
11 Kembali ke Kantor
12 Terkurung
13 Kesal
14 Ikatan Batin
15 Alena
16 Perjanjian Kerja
17 Dirawat
18 Hasil DNA
19 Keluar Rumah Sakit
20 Ke Rumah Kontrak
21 Drama Alena
22 Kembali Bekerja
23 Kekesal Alena
24 Dunia Sempit
25 Makan Siang
26 Wahana Bermain
27 Terjebak Macet
28 Di Apartement
29 Tak Bisa Pulang
30 Tertidur di Sofa
31 Rumah Oma Fatma
32 Kejutan Untuk Alena
33 Terbakar Cemburu
34 Praduga
35 Berseteru
36 Kekesalan Kayesa
37 Bertemu Rizwan
38 Kabar Sedih
39 Pergi Tanpa Pamit
40 Pertemuan Tak Terduga
41 Perasaan yang Sama
42 Kayesa Demam
43 Bersama Kiano
44 Shaga VS Zafran
45 Kegalauan Zafran
46 Alena berulah.
47 Sampai di Perkampungan
48 Rencana Tono
49 Kedatangan Asaka
50 Pernikahan Zafran
51 Rahasia Zafran
52 Alena vs Oma
53 Siasat Oma
54 Di Hotel
55 Bertemu Malika
56 Di Bandara
57 Satu Pesawat
58 Tatia
59 Mengerjai Alena
60 Bertemu Zafran
61 Obat Pencahar
62 Bermain perasaan
63 Pindah Kamar
64 Kecurigaan Alena
65 Dihimpit perasaan
66 Di Pantai
67 Plin plan
68 Pura-pura sakit
69 Kebohongan
70 Kehilangan Ponsel
71 Siasat Zafran
72 Salah Kamar
73 Tikus Nakal
74 Alena Terusir
75 Akting Alena
76 Bertemu Alena
77 Terkurung
78 Merasa Dikhianati
79 Kehilangan lagi
80 Pertemuan
81 Amnesia
82 Mengusir Alena
83 Kayesa luluh
84 Kenekatan Zafran
85 Ikut Kayesa
86 Bertemu Kiano
87 Toko Perhiasan
88 Serangan Jantung
89 Salah Paham
90 Kekecewaan Shaga
91 Kayesa Bimbang
92 Lamaran Mayumi
93 Menikahlah denganku
94 Cinta pertama
95 Fitting Baju
96 Rencana Shaga
97 Asaka diusir
98 Hampir Luluh
99 Usaha Alena
100 Ditangkap Polisi
101 Berubahkah Asaka
102 Rizwan Salah Paham
103 Kehilangan Zafran
104 Sendikat Asaka
105 Meragu
106 Tertangkap
107 Gagal
108 Menikah
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Kayesa
2
Hamil
3
Kembali
4
Kecelakaan
5
Zafran
6
Di Rumah Sakit
7
Hari Pertama
8
Diam-Diam
9
Mawar Merah
10
Dipecat
11
Kembali ke Kantor
12
Terkurung
13
Kesal
14
Ikatan Batin
15
Alena
16
Perjanjian Kerja
17
Dirawat
18
Hasil DNA
19
Keluar Rumah Sakit
20
Ke Rumah Kontrak
21
Drama Alena
22
Kembali Bekerja
23
Kekesal Alena
24
Dunia Sempit
25
Makan Siang
26
Wahana Bermain
27
Terjebak Macet
28
Di Apartement
29
Tak Bisa Pulang
30
Tertidur di Sofa
31
Rumah Oma Fatma
32
Kejutan Untuk Alena
33
Terbakar Cemburu
34
Praduga
35
Berseteru
36
Kekesalan Kayesa
37
Bertemu Rizwan
38
Kabar Sedih
39
Pergi Tanpa Pamit
40
Pertemuan Tak Terduga
41
Perasaan yang Sama
42
Kayesa Demam
43
Bersama Kiano
44
Shaga VS Zafran
45
Kegalauan Zafran
46
Alena berulah.
47
Sampai di Perkampungan
48
Rencana Tono
49
Kedatangan Asaka
50
Pernikahan Zafran
51
Rahasia Zafran
52
Alena vs Oma
53
Siasat Oma
54
Di Hotel
55
Bertemu Malika
56
Di Bandara
57
Satu Pesawat
58
Tatia
59
Mengerjai Alena
60
Bertemu Zafran
61
Obat Pencahar
62
Bermain perasaan
63
Pindah Kamar
64
Kecurigaan Alena
65
Dihimpit perasaan
66
Di Pantai
67
Plin plan
68
Pura-pura sakit
69
Kebohongan
70
Kehilangan Ponsel
71
Siasat Zafran
72
Salah Kamar
73
Tikus Nakal
74
Alena Terusir
75
Akting Alena
76
Bertemu Alena
77
Terkurung
78
Merasa Dikhianati
79
Kehilangan lagi
80
Pertemuan
81
Amnesia
82
Mengusir Alena
83
Kayesa luluh
84
Kenekatan Zafran
85
Ikut Kayesa
86
Bertemu Kiano
87
Toko Perhiasan
88
Serangan Jantung
89
Salah Paham
90
Kekecewaan Shaga
91
Kayesa Bimbang
92
Lamaran Mayumi
93
Menikahlah denganku
94
Cinta pertama
95
Fitting Baju
96
Rencana Shaga
97
Asaka diusir
98
Hampir Luluh
99
Usaha Alena
100
Ditangkap Polisi
101
Berubahkah Asaka
102
Rizwan Salah Paham
103
Kehilangan Zafran
104
Sendikat Asaka
105
Meragu
106
Tertangkap
107
Gagal
108
Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!