Keluar Rumah Sakit

Part 19

Setelah keluar dari ATM, Kayesa bergegas kembali dia menyusuri koridor rumah sakit. Maeka menelepon dan mengabari kalau Kiano sudah terbangun. Kiano menanyakan bunda dan ayahnya.

"I-Iya Maeka. Aku segera ke sana," ujar Kayesa seraya melebarkan langkahnya.

Brakkk...

Karena kurang hati-hati, Kayesa ditabrak seseorang yang baru keluar dari tikungan. Ponsel ditangan Kayesa jatuh ke lantai keramik.

"Maaf." Terdengar suara bariton mengucapan kata maaf.

Kayesa berjongkok ingin mengambil ponselnya, sebuah tangan lebih cepat mengapai ponsel dan menyerahkan padanya.

"Shaga!" Kayesa terkejut saat mengangkat wajahnya, orang yang menabraknya ternyata Shaga. Laki-laki yang pernah sangat dicintainya pada masa putih abu-abu.

"Kayesa!" Shaga tidak kalah terkejutnya.

Sejurus keduanya saling tatap, debar di dada Kayesa berpacu lebih cepat dari biasanya. Begitu juga dengan Shaga.

"Aku duluan," ujar Kayesa saat kedadarannya kembali pulih, Kayesa menoleh ke arah wanita muda, cantik dan hamil, wanita itu berdiri di samping Shaga.

Tanpa basa basi, Kayesa beranjak dan bergegas pergi. Entah kenapa saat mengetahui Shaga memiliki wanita lain, ada perih di ulu hanyanya.

"Kayesa tunggu!" teriak Shaga.

Teriakan Shaga menghentikan langkah Kayesa sesaat, dia menoleh kebelakang.

"Maaf. Aku buru-buru," ujar Kayesa, lalu pergi. Dia tidak ingin perih di hatinya berdarah-darah.

Shaga menatap punggung Kayesa yang semakin jauh. Lima tahun Kayesa menghilang dari kehidupanya. Kayesa pergi tanpa memberi penjelasan apa pun.

"Dia gadismu itukan? kerjarlah." Wanita hamil di samping Shaga meminta Shaga menyusul Kayesa.

"Tidak! Biarlah Kayesa bahagia dengan kehidupannya sekarang."

"Tapi dek! Kamu masih sangat mencintaikan?"

"Sampai kapan pun tak ada wanita lain yang bisa menggantikan posisi Kayesa dihatiku. Kak! Tapi Kayesa sudah meninggalkanku," ujar Shaga.

"Kamu harus tahu. Apa alasan dia meninggalkanmu, agar tak ada praduga sesat yang merasuk di hatimu."

"Sudahlah kak. Aku sudah mengikhlaskan dia," ujar Shaga lagi lalu meneruskan langkah menuju ruang dokter, karena kakaknya ingin cek kandungan.

Sementara Kayesa, yang tidak pernah menduga akan bertemu dengan Shaga, berusaha secepatnya menghindar. Dia merasa sangat bersalah, karena pergi meninggalkan Shaga tanpa pesan.

Tak bisa dipungkiri, kalau Kayesa masih menyimpan rasa yang sama dengan rasa lima tahun kemaren. Shaga laki-laki yang mengenalkannya pada cinta pertama. Laki-laki yang setiap saat, jika melihatnya, membuat jantung Kayesa berdebar, laki-laki yang telah berjanji akan membahagiakannya.

"Shaga maafkan aku," batin Kayesa terus berjalan menjauh.

Kalau boleh jujur, Kayesa ingin berteriak bahwa cintanya masih untuk laki-laki itu. Dia rindu tatapan mata indah Shaga, rindu suara Shaga, rindu masa-masa bersama Shaga.

"Ya Allah. Kenapa aku harus bertemu Shaga kembali."

Kayesa mengurut dadanya yang tiba-tiba sesak. Dia bersandar di dinding rumah sakit, sambil memejamkan mata, berusaha menepis bayangan laki-laki yang baru saja ditemuinya.

"Lupakan Shaga. Dia sudah beristri dan kamu sudah punya Kiano. Kayesa!" Kayesa bicara pada dirinya semdiri.

Setelah merasa sedikit tenang, Kayesa meneruskan langkahnya menuju ruang rawat Kiano. Dari kejauhan Kayesa melihat sosok Zafran sedang duduk di tepi tempat tidur Kiano.

"Kenapa dia kesini lagi. Apa karena Kiano tadi mencarinya," batin Kayesa, seraya masuk.

"Bunda. Kiano sudah cembuh (sembuh)" oceh Kiano kala melihat Kayesa datang.

"Benaran sudah sembuh. Perutnya masih sakit nggak." Kayesa ikut duduk di samping Zafran.

"Lihat nih, Kiano sudah bica bedeli (bisa berdiri)," ujar Kiano seraya bangun dari tidurnya.

"Iya... Benaran anak ayah sudah sehat." Zafran menyela percakapan anak dan bundanya.

"Berarti becok (besok) Kiano sudah boleh pulang ke lumah (rumah). Yah?"

"Tentu sayang," ujar Zafran seraya menarik tubuh mungil Kiano duduk dipangkuannya.

Melihat keakraban Zafran dan Kiano, menimbulkan kekhawatiran di hati Kayesa. Bagaimana jadinya jika Kiano benaran menganggap Zafran ayahnya dan meminta Zafran tinggal bersamanya.

"Kiano sama kak Maeka dulu. Bunda mau keluar sebentar, bicara sama ayah."

Kayesa memanggil Maeka. Begitu Maeka masuk dan mengambil Kiano dari pangkuan Zafran. Kayesa menarik tangan Zafran mengajaknya keluar.

"Mau ke mana?" Tanya Zafran, dia mengikut saja, saat Kayesa membawanya sedikit menjauh dari ruang rawat Kiano.

"Aku ingin bicara pada Tuan." Kayesa mendudukkan bokongnya di kursi ruang tunggu rumah sakit.

"Bicaralah." Zafran pun duduk di samping Kayesa.

Kayesa menoleh kearah Zafran, lalu menarik nafas panjang, dan menelan salivanya dengan kasar. Kemudian meraup habis wajah dengan kedua tangan. Dia sangat berat ingin menyampai ini pada Zafran, karena akan berpengaruh pada Kiano. Tapi Kayesa tidak punya pilihan lain, dia harus menyampaikannya pada Zafran.

"Tuan! Sebelumnya saya mohon maaf."

"Untuk apa?"

"Bisakah Tuan menjauh dari putraku," pinta Kayesa.

Deg... Jantung Zafran berdetak kencang saat mendengar permintaan Kayesa. Zafran menoleh ke arah Kayesa, lalu kedua tangan terangkat dan hinggap dibahu Kayesa.

"Esa! Aku mohon padamu, biarkan aku tetap bersama Kiano."

"Tapi Tuan. Akan susah bagiku untuk mengendalikannya. Jika dia sudah terasa nyaman dengan perhatian dan kasih sayang yang tuan berikan. Aku takut anakku akan merepotkan dan menyusahkan. Tuan!"

"Tidak Esa! Percaya padaku. Kiano akan baik-baik saja."

"Bagaimana jika dia memaksa Tuan, untuk ada dua puluh empat berada di sampingnya," ujar Kayesa lagi.

"Aku akan bawa dia bersamaku."

"Apa! Tuan ingin mengambil Kiano dariku." mata Kayesa membulat menatap Zafran.

"Tidak! Maksudku. Jika Kiano dengan seharian bersamaku. Aku akan membawanya kerumahku, dan akan mengembalikan besoknya," ujar Zafran meluruskan kesalahpahaman Kayesa.

"Maaf aku Tuan! Aku hsnya tidak ingin putraku bersedih. Karena aku sadar diri. Siapa anakku, siapa Tuan."

"Kayesa! Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan Kiano. Walau apa pun yang terjadi. Kamu tidak usah khawatir, akan kusisihkan waktuku untuk Kiano," ujar Zafran.

Tentu! Zafran akan bertanggung jawab pada Kiano, untuk menghantarkan darah dagingnya itu, tubuh besar dan jadi sukses. Zafran akan menyimpan rahasia kalau dia adalah ayah kandung Kiano dari Kayesa, karena Zafran tidak mau Kayesa membawa Kiano jauh. Jika Kayesa tahu yang sebenarnya.

"Terima kasih. Tuan! Terima kasih sudah memberikan kasih sayang seorang ayah untuk Kiano. Aku tidak bisa membalas kebaikan Tuan."

Mata Kayesa berkaca-kaca, karena terharu dengan kebaikan Zafran. Sementara Zafran merasa sangat bersalah pada Kayesa dan dia akan lebih bersalah, jika membiarkan Kayesa membesarkan Kiano sendirian.

"Aku berjanji akan selalu ada untuk Kiano," ujar Zafran seraya menyesap air mata yang bergulir di pipi Kayesa.

"Kiano itu putraku. Aku akan membuatnya bahagia, aku akan menebus hari-hari tanpa aku, yang telah dilaluinya," batin Zafran.

Setelah mengutarakan isi hatinya, Kayesa merasa lega. Walaupun dia ikut senang mendengar penuturan Zafran. Kayesa tidak banyak berharap, karena dia dan Zafran sangat berbeda bagai langit dan bumi.

Kayesa juga tidak terlalu memikirkan janji-janji Zafran. Dia akan tetap memberikan pengertian pada Kiano, kalau Zafran bukan ayah kandungnya. Kalau Zafran hanya laki-laki baik yang dikirim Tuhan, dan mau berbagi kasih sayang.

"Ayok ke ruang rawat Kiano," ajak Zafran membuyarkan lamunan Kayesa, Zafran meraih tangan Kayesa dan menggandengnya menyusuri koridor rumah sakit.

Zafran tidak kembali ke kantor, dia menghabiskan waktunya sampai senja bersama Kiano, kemudian pulang ke rumah, hanya mandi dan ganti baju. Malamnya Zafran datang lagi menbawakan banyak mainan. Dia bermain hingga Kiano terlelap. Barulah Zafran kembali ke rumah

*****

Pagi ini setelah dokter mike memeriksa Kiano, Kiano dinyatakan sudah sembuh dan boleh pulang.

"Bunda! Apa ayah yang akan menjemput kita?" Tanya Kiano penuh pengharapan.

"Tidak sayang. Ayah lagi sibuk di kantor," ujar Kayesa sambil merapikan rambut putranya.

"Siapa bilang. Ayah tidak jemput."

Mendengar suara Zafran. Kayesa menoleh, Zafran sudah berdiri di ambang pintu menyambut Kiano dengan senyuman. Zafran berjongkok sambil merentangkan kedua tangannya.

"Ayah!" Kiano turun dari tempat tidur berlonjak girang, berlari kearah Zafran, terus masuk dalam pelukan ayahnya.

Di dalam pelukan Zafran, Kiano melingkarkan kedua tangannya di leher. Zafran mengangkat tubuh mungil itu, menggendong dan membawanya keluar, menyusuri koridor rumah sakit menuju parkir. Dan Kayesa mengiringi dari belakang.

Setelah menurunkan Kiano dari gendongan, Zafran membuka pintu mobil depan, menyilakan Kayesa masuk.

"Saya di belakang saja. Tuan."

"Di depan dengan Kiano," ujar Zafran seraya mendorong tubuh Kayesa memaksa masuk.

Tidak ingin berdebat, Kayesa pun akhirnya mengalah, dia duduk di samping Zafran sambil memangku Kiano. Begitu di dalam mobil, Zafran segera menekan pedal gas dan meluncur.

Sepanjang perjalanan Kiano terus berceloteh, bertanya apa saja yang dilihatnya pada Zafran. Zafran yang lagi senang-senangnya menjawab dengan santai.

"Ayah! Kenapa ayah tidak tidul (tidur) di lumah (rumah) Kiano?" Pertanyaan Kiano kali ini membuat Zafran dan Kayesa saling berpandangan.

Episodes
1 Kayesa
2 Hamil
3 Kembali
4 Kecelakaan
5 Zafran
6 Di Rumah Sakit
7 Hari Pertama
8 Diam-Diam
9 Mawar Merah
10 Dipecat
11 Kembali ke Kantor
12 Terkurung
13 Kesal
14 Ikatan Batin
15 Alena
16 Perjanjian Kerja
17 Dirawat
18 Hasil DNA
19 Keluar Rumah Sakit
20 Ke Rumah Kontrak
21 Drama Alena
22 Kembali Bekerja
23 Kekesal Alena
24 Dunia Sempit
25 Makan Siang
26 Wahana Bermain
27 Terjebak Macet
28 Di Apartement
29 Tak Bisa Pulang
30 Tertidur di Sofa
31 Rumah Oma Fatma
32 Kejutan Untuk Alena
33 Terbakar Cemburu
34 Praduga
35 Berseteru
36 Kekesalan Kayesa
37 Bertemu Rizwan
38 Kabar Sedih
39 Pergi Tanpa Pamit
40 Pertemuan Tak Terduga
41 Perasaan yang Sama
42 Kayesa Demam
43 Bersama Kiano
44 Shaga VS Zafran
45 Kegalauan Zafran
46 Alena berulah.
47 Sampai di Perkampungan
48 Rencana Tono
49 Kedatangan Asaka
50 Pernikahan Zafran
51 Rahasia Zafran
52 Alena vs Oma
53 Siasat Oma
54 Di Hotel
55 Bertemu Malika
56 Di Bandara
57 Satu Pesawat
58 Tatia
59 Mengerjai Alena
60 Bertemu Zafran
61 Obat Pencahar
62 Bermain perasaan
63 Pindah Kamar
64 Kecurigaan Alena
65 Dihimpit perasaan
66 Di Pantai
67 Plin plan
68 Pura-pura sakit
69 Kebohongan
70 Kehilangan Ponsel
71 Siasat Zafran
72 Salah Kamar
73 Tikus Nakal
74 Alena Terusir
75 Akting Alena
76 Bertemu Alena
77 Terkurung
78 Merasa Dikhianati
79 Kehilangan lagi
80 Pertemuan
81 Amnesia
82 Mengusir Alena
83 Kayesa luluh
84 Kenekatan Zafran
85 Ikut Kayesa
86 Bertemu Kiano
87 Toko Perhiasan
88 Serangan Jantung
89 Salah Paham
90 Kekecewaan Shaga
91 Kayesa Bimbang
92 Lamaran Mayumi
93 Menikahlah denganku
94 Cinta pertama
95 Fitting Baju
96 Rencana Shaga
97 Asaka diusir
98 Hampir Luluh
99 Usaha Alena
100 Ditangkap Polisi
101 Berubahkah Asaka
102 Rizwan Salah Paham
103 Kehilangan Zafran
104 Sendikat Asaka
105 Meragu
106 Tertangkap
107 Gagal
108 Menikah
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Kayesa
2
Hamil
3
Kembali
4
Kecelakaan
5
Zafran
6
Di Rumah Sakit
7
Hari Pertama
8
Diam-Diam
9
Mawar Merah
10
Dipecat
11
Kembali ke Kantor
12
Terkurung
13
Kesal
14
Ikatan Batin
15
Alena
16
Perjanjian Kerja
17
Dirawat
18
Hasil DNA
19
Keluar Rumah Sakit
20
Ke Rumah Kontrak
21
Drama Alena
22
Kembali Bekerja
23
Kekesal Alena
24
Dunia Sempit
25
Makan Siang
26
Wahana Bermain
27
Terjebak Macet
28
Di Apartement
29
Tak Bisa Pulang
30
Tertidur di Sofa
31
Rumah Oma Fatma
32
Kejutan Untuk Alena
33
Terbakar Cemburu
34
Praduga
35
Berseteru
36
Kekesalan Kayesa
37
Bertemu Rizwan
38
Kabar Sedih
39
Pergi Tanpa Pamit
40
Pertemuan Tak Terduga
41
Perasaan yang Sama
42
Kayesa Demam
43
Bersama Kiano
44
Shaga VS Zafran
45
Kegalauan Zafran
46
Alena berulah.
47
Sampai di Perkampungan
48
Rencana Tono
49
Kedatangan Asaka
50
Pernikahan Zafran
51
Rahasia Zafran
52
Alena vs Oma
53
Siasat Oma
54
Di Hotel
55
Bertemu Malika
56
Di Bandara
57
Satu Pesawat
58
Tatia
59
Mengerjai Alena
60
Bertemu Zafran
61
Obat Pencahar
62
Bermain perasaan
63
Pindah Kamar
64
Kecurigaan Alena
65
Dihimpit perasaan
66
Di Pantai
67
Plin plan
68
Pura-pura sakit
69
Kebohongan
70
Kehilangan Ponsel
71
Siasat Zafran
72
Salah Kamar
73
Tikus Nakal
74
Alena Terusir
75
Akting Alena
76
Bertemu Alena
77
Terkurung
78
Merasa Dikhianati
79
Kehilangan lagi
80
Pertemuan
81
Amnesia
82
Mengusir Alena
83
Kayesa luluh
84
Kenekatan Zafran
85
Ikut Kayesa
86
Bertemu Kiano
87
Toko Perhiasan
88
Serangan Jantung
89
Salah Paham
90
Kekecewaan Shaga
91
Kayesa Bimbang
92
Lamaran Mayumi
93
Menikahlah denganku
94
Cinta pertama
95
Fitting Baju
96
Rencana Shaga
97
Asaka diusir
98
Hampir Luluh
99
Usaha Alena
100
Ditangkap Polisi
101
Berubahkah Asaka
102
Rizwan Salah Paham
103
Kehilangan Zafran
104
Sendikat Asaka
105
Meragu
106
Tertangkap
107
Gagal
108
Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!