Kesal

Part 13

Pukul lima sore, suasana kantor sudah sangat lengang, karena memang sudah jam pulang kerja. Semua karyawan tentu sudah pulang ke rumah masing-masing.

Zafran yang baru sampai ke kantor, langsung menuju lift dan naik ke lantai tiga. Saat dia melewati ruang kerja Ruhi, dia melihat Ruhi masih duduk manis di kursi seraya memainkan layar ponselnya. Zafran yang merasa heran, karena biasanya Ruhi akan langsung menghilang jika jam pulang sudah tiba.

"Kenapa kamu belum pulang?" Tanya Zafran menyelidik, sambil melangkah masuk ke ruang kerja Ruhi.

Mendengar sapaan Zafran, Ruhi menghentikan aktifitasnya. Ruhi memandang Zafran sejenak, lalu meletakkan ponsel di pangkuan.

"Saya sedang menunggu Esa Tuan. Tadi saya sudah berjanji akan mengantarnya pulang, sementara Esa terkunci di ruangan Tuan" jawab Ruhi.

Ruhi berharap bosnya itu membebaskan Kayesa dan menbiarkan pulang bersamanya. Jika tidak Ruhi menjadi sangat bersalah pada Kayesa, karena tadi yang dia yang memohon agar Kayesa mau ikut ke kantor.

"Kamu pulang saja. Kayesa tanggung jawab saya," ujar Zafran tanpa ekspresi, kemudian berlalu.

Ruhi menatap punggung laki-laki itu, sepuluh tahun berkerja dengan Zafran, tak pernah Ruhi melihat Zafran tersenyum kearahnya, yang ada setiap hari dia selalu mendapat keketusan dari laki-laki itu. Entah terbuat dari apa hati bosnya itu, hingga tidak pernah ramah pada siapa pun.

Andai saja Ruhi bisa bekerja di tempat lain yang gajinya sebesar di perusahaan Zafran, sudah lama dia meninggalkan kantor ini. Tak perlu lagi di melihat wajah sangar Zafran setiap hari.

Sepeninggalan Zafran. Ruhi mengambil kembali ponselnya, lalu mengirim pesan whatsapp ke Kayesa, mengabarkan kalau dia pulang duluan. Setelah memastikan pesannya terkirim. Ruhi langsung kabur turun ke parkir.

Sementara Zafran yang sudah masuk ke ruang kerja, memindai ruangan yang sudah tertata rapi, lebih nyaman dan indah di pandang mata.

"Selera Kayesa bagus juga," batin Zafran berdecak.

Entah apa yang merubah rasa di hati Zafran, biasanya dia paling tidak suka kalau ada orang lain yang merubah posisi barang di ruang kerjanya. Tapi kali ini sangat berbeda, dia menyukai penataan yang dilakukan Kayesa.

"Kayesa!" Zafran memanggil dengan suara melengking, saat tak ditemukannya sosok wanita itu.

"Ke mana dia?" Zafran menyeret kaki melangkah masuk lebih dalam.

Matanya tertumpu pada sosok wanita yang sedang tertidur di sofa dengan posisi miring ke kanan.

"Dasar cewek kampungan, disuruh kerja malah tidur," maki Zafran.

Zafran berjongkok di samping Kayesa, tangan kanannya menepuk bahu Kayesa, berusaha membangunkan wanita itu. Namun, berulang ditepuknya, Kayesa tidak juga terbangun.

"Tidurnya kayak kerbau. Apa karena tak pernah tidur di tempat empuk," guman Zafran.

"Sa! Esa!" Kali ini Zafran menepuk keras pipi Kayesa."

Tentu saja tepukan Zafran membuat Kayesa terusik, dia menggeliat sempurna, seakan dia sedang tidur di rumahnya, sambil merentangkan kedua tangannya, hingga tangannya kanannya menyentuh wajah Zafran tanpa sengaja. Saat Kayesa membuka matanya dia pun terkejut.

"Eh. Tuan. Maaf!" Kayesa segera bangkit dari duduknya.

"Ayok bangun. Disuruh kerja malah tidur-tiduran?" Omel Zafran, walaupun begitu, tanpa sengaja dia menyentuh wajah Kayesa, merapikan rambut Kayesa yang berserakan dan menyelipkan ditelinganya.

Wajah Kayesa cemberut, hingga bibirnya berbentuk kerucut. Dia memberanikan diri menatap laki-laki yang tak pernah berterima kasih itu, lalu meraih tas dan berdiri.

"Mau ke mana?"

"Pulang," jawab Kayesa.

"Cuci muka dulu," ketus Zafran.

Wajah Kayesa merah padam, dia jadi salah tingkah, kala menyadari Zafran sedang memperhatikannya. Kayesa pun beranjak, segera menuju pintu ke luar.

"Hay! Jangan pergi." Zafran mencekal lengan Kayesa, menyeretnya ke kamar mandi.

"Cuci mukamu dulu. Biar telihat segar, aku tidak mau orang-orang diluar sana berpendapat, kalau aku bos jahat yang memperbudak bawahan." Gerutu Zafran seraya membanting pintu kamar mandi, begitu Kayesa sudah berada di dalam.

Kayesa bergedik mendapat perlakuan Zafran, dia ingin berteriak kesal, sudah capek, bukannya dapat pujian, tapi malah dapat omelan.

"Dasar laki-laki tak jelas," batin Kayesa tanpa sadar dua bulir kristal jatuh di sudut matanya.

Apa sebenarnya yang diinginkan Zafran dari Kayesa. Kenapa dia meminta Kayesa kembali bekarja di kantornya. Apa karena dia sudah tahu, kalau Kayesa itu mantan istrinya yang telah berhasil mengakhiri pertualangannya.

Atau Zafran membenci Kayesa. Karena kehadiran Kayesa telah merubah prinsipnya hidupnya. Yang tak pernah menghargai wanita, yang hanya menganggap wanita itu sebagai pemuas nafsu, yang bisa di dapat dan dibuang kapan saja.

Atau jangan-jangan Zafran mulai menemukan cinta sejatinya. Hanya saja dia menolak dan mengingkarinya, hingga dia berusaha membuat Kayesa sengsara, karena dia tidak bisa mencintai Kayesa yang tidak selevel dengannya. Entahlah terlalu sulit menebak kepribadian Zafran.

"Esa! Kamu ngapain lama betul di dalam. Kamu masih hidupkan." Zafran menggedor pintu kamar mandi, karena tak mendengar suara gemericik air. Suara terdengar marah, tapi hatinya sebenarnya khawatir.

"Iya sebentar lagi," terdengar sahutan Kayesa yang membuat Zafran bernafas lega.

"Cepat! Atau mau ku tinggal," teriak Zafran lagi.

Klik... Kayesa memutar handle dan menguakkan daun pintu, keluar dari kamar mandi. Zafran menyodorkan beberapa tisu ke arah Kayesa dan memberi isyarat untuk mengelap wajahnya.

"Ayok kita pulang," ujar Zafran menarik tangan Kayesa agar keluar dari ruang pribadinya.

Kayesa menepis tangan Zafran, dia merapikan rambutnya dengan tangan, meraih ponsel yang tergeletak di atas meja sofa. Kayesa beranjak keluar ruang CEO. Kayesa memelankan langkahnya, membiarkan Zafran berjalan di depan.

"Jalannya jangan di belakang gitu. Di sini," ujar Zafran kembali menarik tangan Kayesa, meminta Kayesa berjalan di sampingnya.

Suasana di kantor sudah sangat sepi, tak ada satu orang karyawan pun terlihat. Zafran dan Kayesa menyusuri koridor kantor secara beriringan.

Tak terdengar obrolan antara Zafran dan Kayesa, sepanjang jalan menuju lift hanya terdengar bunyi langkah kaki. Lift terbuka, Zafran menarik tangan Kayesa, mengajaknya bersamaan masuk lift.

Mata Kayesa menatap tangan Zafran yang masih menggenggam jari tangannya. Debar jantung Kayesa berdetak dua kali lipat dari biasanya. Kayesa menjadi salah tingkah. Dia ingin menarik tangannya dari genggaman Zafran. Tapi dia takut Zafran tersinggung, kalau dibiarkan lama-lama, Kayesa bisa stroke, gara-gara kepedean.

Ya Tuhan. Entah apa yang terjadi dengan hati Kayesa. Bisa-bisanya dia berpikiran kalau laki-laki yang berdiri di sampingnya itu menyukainya. Pada hal perlakuan Zafran padanya sangat tidak ramah.

"Tuan. Bisa lepaskan tangan saya," pinta Kayesa pelan.

Mendengar permintaan Kayesa, bukannya dilepas, Zafran malah mengeratkan genggamannya.

"Kenapa?" Tanya Zafran bodoh.

"Eh, tidak apa-apa," jawab Kayesa gugup, saat Zafran memandangi wajahnya.

Perasaan Kayesa jadi panas dingin, keringat mulai mengucur di dahi dan punggungnya. Saat lift terbuka, perlahan Kayesa menarik jemarinya dari genggaman Zafran dan melangkah mendahului Zafran.

Kayesa menatap jam di layar ponselnya, pukul tujuh belas lewat empat puluh lima menit, sebentar lagi senja tiba.

"Tunggu di sini. Aku ambil mobil," titah Zafran seraya meminta Kayesa memegang tas kerjanya, lalu melangkah ke parkir.

"Ayok masuk!" Zafran menurunkan kaca mobil.

"Saya pakai ojek saja. Tuan!" Kayesa berkeliling membuka pintu mobil, meletakkan tas kerja Zafran, lalu menutup kembali pintu mobil.

Zafran turun, lalu menghampiri Kayesa, tanpa basa basi, meraih ponsel Kayesa dengan kasar, lalu menarik tangannya. Zafran membuka pintu depan mobil dan mendorong Kayesa agar masuk.

"Tapi Tuan. Rumah saya jauh," ujar Kayesa merasa tidak enak hati setelah berada di dalam mobil.

Zafran tidak perduli dengan ucapan Kayesa, dia menekan pedal gas dan meluncur meninggalkan kantor, mobil Zafran membelah jalan raya.

"Tuan! Bolehkan aku meminta ponselku."

Zafran mengeluarkan ponsel Kayesa, yang tadi dirampas dan dimasukkannya ke dalam saku kemeja, lalu menyodorkan ke Kayesa.

Sepanjang perjalanan, tak ada obrolan. Zafran menjadi kaku, dia tak tahu harus mulai bicara dari mana. Sementara Kayesa hanya pura-pura sibuk dengan ponselnya. Zafran tidak perlu bertanya di daerah mana Kayesa tinggal, karena Rayzad sudah menshare lokasinya saat dia meminta Rayzad mencari tahu keberadaan Kayesa.

"Eh... Tuan! Berhenti di sini saja," titah Kayesa saat dia melihat Kiano dan Maeka ingin masuk ke mini market.

Zafran menghentikan mobil tepat di depan mini market. Setelah mengucapkan terima kasih, Kayesa membuka pintu mobil, turun dan keluar.

"Kiano!"

Mendengar namanya dipanggil, Kiano memalingkan tubuhnya dan berlari mendekat.

"Bunda!" Kiano berhambur dalam pelukan Kayesa.

"Maafin bunda ya sayang. Hari ini bunda lembur," ujar Kayesa seraya menggendong dan memeluk putranya.

"Dia putramu?" Tiba-tiba Zafran sudah berdiri di samping Kayesa.

Terpopuler

Comments

Ginawati Desi

Ginawati Desi

asiiiaap

2025-02-17

0

Alma Izka

Alma Izka

ya

2025-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Kayesa
2 Hamil
3 Kembali
4 Kecelakaan
5 Zafran
6 Di Rumah Sakit
7 Hari Pertama
8 Diam-Diam
9 Mawar Merah
10 Dipecat
11 Kembali ke Kantor
12 Terkurung
13 Kesal
14 Ikatan Batin
15 Alena
16 Perjanjian Kerja
17 Dirawat
18 Hasil DNA
19 Keluar Rumah Sakit
20 Ke Rumah Kontrak
21 Drama Alena
22 Kembali Bekerja
23 Kekesal Alena
24 Dunia Sempit
25 Makan Siang
26 Wahana Bermain
27 Terjebak Macet
28 Di Apartement
29 Tak Bisa Pulang
30 Tertidur di Sofa
31 Rumah Oma Fatma
32 Kejutan Untuk Alena
33 Terbakar Cemburu
34 Praduga
35 Berseteru
36 Kekesalan Kayesa
37 Bertemu Rizwan
38 Kabar Sedih
39 Pergi Tanpa Pamit
40 Pertemuan Tak Terduga
41 Perasaan yang Sama
42 Kayesa Demam
43 Bersama Kiano
44 Shaga VS Zafran
45 Kegalauan Zafran
46 Alena berulah.
47 Sampai di Perkampungan
48 Rencana Tono
49 Kedatangan Asaka
50 Pernikahan Zafran
51 Rahasia Zafran
52 Alena vs Oma
53 Siasat Oma
54 Di Hotel
55 Bertemu Malika
56 Di Bandara
57 Satu Pesawat
58 Tatia
59 Mengerjai Alena
60 Bertemu Zafran
61 Obat Pencahar
62 Bermain perasaan
63 Pindah Kamar
64 Kecurigaan Alena
65 Dihimpit perasaan
66 Di Pantai
67 Plin plan
68 Pura-pura sakit
69 Kebohongan
70 Kehilangan Ponsel
71 Siasat Zafran
72 Salah Kamar
73 Tikus Nakal
74 Alena Terusir
75 Akting Alena
76 Bertemu Alena
77 Terkurung
78 Merasa Dikhianati
79 Kehilangan lagi
80 Pertemuan
81 Amnesia
82 Mengusir Alena
83 Kayesa luluh
84 Kenekatan Zafran
85 Ikut Kayesa
86 Bertemu Kiano
87 Toko Perhiasan
88 Serangan Jantung
89 Salah Paham
90 Kekecewaan Shaga
91 Kayesa Bimbang
92 Lamaran Mayumi
93 Menikahlah denganku
94 Cinta pertama
95 Fitting Baju
96 Rencana Shaga
97 Asaka diusir
98 Hampir Luluh
99 Usaha Alena
100 Ditangkap Polisi
101 Berubahkah Asaka
102 Rizwan Salah Paham
103 Kehilangan Zafran
104 Sendikat Asaka
105 Meragu
106 Tertangkap
107 Gagal
108 Menikah
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Kayesa
2
Hamil
3
Kembali
4
Kecelakaan
5
Zafran
6
Di Rumah Sakit
7
Hari Pertama
8
Diam-Diam
9
Mawar Merah
10
Dipecat
11
Kembali ke Kantor
12
Terkurung
13
Kesal
14
Ikatan Batin
15
Alena
16
Perjanjian Kerja
17
Dirawat
18
Hasil DNA
19
Keluar Rumah Sakit
20
Ke Rumah Kontrak
21
Drama Alena
22
Kembali Bekerja
23
Kekesal Alena
24
Dunia Sempit
25
Makan Siang
26
Wahana Bermain
27
Terjebak Macet
28
Di Apartement
29
Tak Bisa Pulang
30
Tertidur di Sofa
31
Rumah Oma Fatma
32
Kejutan Untuk Alena
33
Terbakar Cemburu
34
Praduga
35
Berseteru
36
Kekesalan Kayesa
37
Bertemu Rizwan
38
Kabar Sedih
39
Pergi Tanpa Pamit
40
Pertemuan Tak Terduga
41
Perasaan yang Sama
42
Kayesa Demam
43
Bersama Kiano
44
Shaga VS Zafran
45
Kegalauan Zafran
46
Alena berulah.
47
Sampai di Perkampungan
48
Rencana Tono
49
Kedatangan Asaka
50
Pernikahan Zafran
51
Rahasia Zafran
52
Alena vs Oma
53
Siasat Oma
54
Di Hotel
55
Bertemu Malika
56
Di Bandara
57
Satu Pesawat
58
Tatia
59
Mengerjai Alena
60
Bertemu Zafran
61
Obat Pencahar
62
Bermain perasaan
63
Pindah Kamar
64
Kecurigaan Alena
65
Dihimpit perasaan
66
Di Pantai
67
Plin plan
68
Pura-pura sakit
69
Kebohongan
70
Kehilangan Ponsel
71
Siasat Zafran
72
Salah Kamar
73
Tikus Nakal
74
Alena Terusir
75
Akting Alena
76
Bertemu Alena
77
Terkurung
78
Merasa Dikhianati
79
Kehilangan lagi
80
Pertemuan
81
Amnesia
82
Mengusir Alena
83
Kayesa luluh
84
Kenekatan Zafran
85
Ikut Kayesa
86
Bertemu Kiano
87
Toko Perhiasan
88
Serangan Jantung
89
Salah Paham
90
Kekecewaan Shaga
91
Kayesa Bimbang
92
Lamaran Mayumi
93
Menikahlah denganku
94
Cinta pertama
95
Fitting Baju
96
Rencana Shaga
97
Asaka diusir
98
Hampir Luluh
99
Usaha Alena
100
Ditangkap Polisi
101
Berubahkah Asaka
102
Rizwan Salah Paham
103
Kehilangan Zafran
104
Sendikat Asaka
105
Meragu
106
Tertangkap
107
Gagal
108
Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!