Di Rumah Sakit

Part 6

Suara azan magrib mengiringi langkah Kayesa keluar dari toko emas itu, dia menuju pinggir jalan. Sambil melihat layar ponsel, Kayesa menunggu ojek yang diordernya. Beberapa menit kemudian driver ojek pun datang, Kayesa memasang helm dan naik ke boncengan. Ojek pun meluncur membawanya ke rumah sakit.

Motor yang membawa Kayesa memasuki area rumah sakit. Begitu motor berhenti, Kayesa turun seraya melepas helm, membayar ongkos dan berlalu setelah mengucapkan terima kasih.

Kayesa bergegas memasuki pintu utama rumah sakit, menyusuri koridor rumah sakit, sebelum menuju IGD. Kayesa ke musalla rumah sakit, dia menunaikan shalat magrib.

"Ya Allah. Sembuhkan anak, aku hanya punya Kiano satu-satunya." Kayesa melangitkan doa selesai shalatnya.

Setelah berdoa, Kayesa melepaskan dan meletakkan kembali ke dalam lemari mukena yang dipakainya. Lalu dia bergegas ke luar musallah, menuju ruang IGD, melunasi administrasi.

Seorang perawat memanggil Kayesa. Kayesa masuk ke ruang dokter dan dokter mengatakan Kiano akan dioperasi malam ini juga, karena dalam keadaan darurat, operasi tidak bisa lagi ditunda. Terlambat sedikit nyawa taruhannya.

"Saya mengikut saja. Dok! Mana yang terbaik buat anak saya," ujar Kayesa, seraya menandatangi beberapa berkas untuk keperluan admonistrasi. Dan membayar biayanya.

Setelah itu dua orang perawat mendorong brankar, di atas brankar terbaring sosok anak kecil yang hanya diam tak berdaya. Tanpa sadar air mata Kayesa kembali menganak sungai, saat melihat keadaan Kiano.

"Maafkan bunda. bunda tak bisa menjagamu," batin Kayesa di sela isak tangisnya.

Perawat membawa Kiano menyusuri koridor rumah sakit, diiringi Kayesa dan Maeka. Begitu sampai di pintu ruang operasi, Kiano dibawa masuk dan perawat meminta Kayesa dan Maeka menunggu di luar.

Sementara Kiano berada di ruang operasi, Kayesa dan Maeka duduk di ruang tunggu, tak henti berdoa untuk keselamatan Kiano. Puas duduk, Kayesa berdiri mondar mandir seperti setrikaan. Mata tak lepas dari pintu ruang operasi berharap dokter keluar.

Dua jam sudah waktu berlalu. Kayesa dan Maeka harap cemas terus melantunkan doa-doa untuk Kiano.

"Selamatkan Kianoku. Ya Allah." Kayesa kemudian duduk sambil meraup habis wajah dengan kedua tangannya.

Selang beberapa menit kemudian, seorang dokter ahli bedah keluar ruang operasi. Kayesa bangkit dari duduknya.

"Dok! Bagaimana operasi putra saya?" tanya Kayesa tak sabar.

"Alhamdulillah operasi berjalan lancar," jawab dokter.

"Alhamdulillah. Terima kasih banyak dokter." Kayesa menyalami dokter, kemudian memeluk Maeka, sebagai luapan rasa bahagianya.

"Terima kasih. Ya Allah," batin Kayesa, seraya mengurai pelukannya.

Beberapa menit kemudian, dua orang perawat mendorong brankar Kiano keluar ruang operasi. Kiano dibawa ke ruang ICU untuk perawatan.

Malam itu Kayesa meminta Maeka pulang ke home stay untuk beristirahat. Agar besok pagi Maeka bisa menggantikannya menjaga Kiano, karena Kayesa mendapat panggilan wawancara kerja.

****

Pagi-pagi sekali Maeka sudah berada di rumah sakit. Dia membawakan pakaian ganti Kayesa. Kayesa tidak boleh melewatkan kesempatan ini, karena lamaran kerja yang dikirimnya secara online, ke salah satu perusahaan besar, telah memanggilnya untuk wawancara kerja, hari ini jam sepuluh.

Kayesa harus bisa bekerja di perusahaan raksa itu. Untuk merubah kehidupannya dan masa depan Kiano putraku. Uang sisa penjualan cincin itu, akan Kayesa belikan rumah dan kendaraan, agar dia tak perlu lagi mengontrak dan ke mana-mana pakai ojek. Dan jika masih ada sisanya, Kayesa akan membuka usaha kue online yang dulu sudah ditekuninya hampir dua tahun.

"Maeka! Aku titip Kiano," ujar Kayesa.

"Iya nya! Semangat nya! Semoga berhasil." Maeka mengepal kedua tinjunya dan mengangkat ke udara. Dia mensupport Kayesa.

"Kiano sayang. Maafkan bunda harus meninggalkanmu hari ini. Doakan bunda berhasil mendapatkan perkerjaan ini." Kayesa mengusap kening Kiano, lalu menciumnya. Kiano yang tadi terlelap, terusik dengan ciuman Kayesa.

Perlahan Kiano membuka matanya. Rasa sakit di kepalanya membuat dia tidak bisa terlalu banyak bergerak. Padahal biasanya Kiano aktif, tak pernah mau diam.

"Bunda! Pala Kia telasa cakit (kepala Kia terasa sakit)," Kia merengek seraya menggapai tangan Kayesa.

Mendengar ucapan Kiano, membuat Kayesa berat untuk meminggalkannya. Dia mengusap punggung tangan putranya dengan lembut, lalu menciumnya pelan.

Seorang dokter dan dua orang perawat datang. Dokter memeriksa keadaan Kiano, seorang perawat menyuntikkan cairan obat ke botol infus. Kiano kembali memejamkan mata, efek obat yang diberikan dokter membuatnya mengantuk dan kembali tidur.

"Setelah bangun tidur nanti. Insya Allah keadaan Kiano akan lebih baik," ujar dokter lalu pamit mengunjungi pasien lain.

Sepeninggalan dokter dan dua perawat. Kayesa kembali mencium kening putranya, lama ditatapnya wajah mungil itu, dengan setengah hati Kayesa keluar dari ruang rawat. Setelah menitip Kiano ke Maeka, dia pun berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju pintu gerbang.

Lima menit Kayesa berdiri di samping pintu pagar, seorang driver ojek menghentikan motornya tepat di depan Kayesa.

"Dengan kak Esa?" Tanya driver seraya menatap layar ponselnya.

"Iya," jawab Kayesa.

Driver menyerahkan helm kepada Kayesa. Setelah memakai helm, Kayesa naik keboncengan, motor pun meluncur meninggalkan rumah sakit, menuju jalan raya.

Dua puluh menit kemudian, motor yang membawa Kayesa berhenti di sebuah gedung mewah.

"Kakak bekerja di sini ya?" Tanya driver sambil memarkir motornya.

"Belum. Baru mau wawancara," jawab Kayesa seraya melepaskan helm dan menyerahkan ke driver.

"Semoga wawancaranya berhasil dan kakak keterima," ujar driver itu lagi.

"Aamiin," balas Kayesa, lalu masuk setelah membayar ongkos dan mengucapkan terima kasih.

"Pak! Maaf. Ijin bertanya, saya mendapat panggilan wawancara kerja, tempatnya di mana ya. Pak?" Kayesa bertanya pada seorang satpam.

"Di lantai tiga dek, lift ada di sebelah kiri," jawab pak Satpam yang bernama Khairul dari id cardnya sangat ramah.

Kayesa mengucapkan terima kasih, lalu berjalan sesuai dengan petunjuk yang diberikan pak Khairul. Di depan lift ternyata sudah ada dua orang wanita yang sedang antri berdiri.

"Apa kamu peserta wawancara juga?" Tanya Kayesa ramah. Kedua wanita itu, memandangnya sekilas lalu tersenyum sinis.

"Kamu mendingan pulang saja. Tak selevel dengan kami," ujar salah satu wanita itu, lalu mereka berdua tertawa.

Saat lift terbuka, kedua wanita itu mendorong Kayesa dan melarangnya masuk lift, dengan mengatakan kalau Kayesa tidak pantas bareng mereka.

"Ya Allah. Jahat banget mereka." Seorang wanita seksi dan modis, menyanggah tubuh Kayesa yang oleng, kalau tidak tentu di surah terjerembab ke lantai.

Sejenak Kayesa menatap wanita yang telah menolongnya. Wanita yang cantik dan baik hati, itu kesan pertama yang dapat Kayesa tangkap. Wanita itu pasti bukan orang sembarangan, dari penampilan bisa dilihat kalau dia orang penting di perusahaan ini.

"Terima kasih. Kak." Kayesa menangkupkan kedua tangan di dada, lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Ya sama-sama," ujar wanita yang kira-kira berusia tiga puluh lima tahun itu. Lalu dia pergi meninggalkan Kayesa.

Seperlima menit kemudian, lift terbuka lagi. Kayesa bergegas masuk.

"Tahan liftnya." Terdengar teriakan seorang laki-laki. Spontan Kayesa menahan dan menekan tombol open agar pintu lift tidak tertutup.

"Terima kasih," ucap laki-laki itu ngos-ngosan sambil mengatur nafasnya.

Terpopuler

Comments

Dewi Dama

Dewi Dama

gk..usah se detel itu ngejelasin nya thoor...bosan baca nya naruh mukenak aja...di tulis....

2025-02-16

0

aku

aku

sama

2023-10-10

0

eve martapura

eve martapura

duh.dekdek baca ceritanya.

2023-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kayesa
2 Hamil
3 Kembali
4 Kecelakaan
5 Zafran
6 Di Rumah Sakit
7 Hari Pertama
8 Diam-Diam
9 Mawar Merah
10 Dipecat
11 Kembali ke Kantor
12 Terkurung
13 Kesal
14 Ikatan Batin
15 Alena
16 Perjanjian Kerja
17 Dirawat
18 Hasil DNA
19 Keluar Rumah Sakit
20 Ke Rumah Kontrak
21 Drama Alena
22 Kembali Bekerja
23 Kekesal Alena
24 Dunia Sempit
25 Makan Siang
26 Wahana Bermain
27 Terjebak Macet
28 Di Apartement
29 Tak Bisa Pulang
30 Tertidur di Sofa
31 Rumah Oma Fatma
32 Kejutan Untuk Alena
33 Terbakar Cemburu
34 Praduga
35 Berseteru
36 Kekesalan Kayesa
37 Bertemu Rizwan
38 Kabar Sedih
39 Pergi Tanpa Pamit
40 Pertemuan Tak Terduga
41 Perasaan yang Sama
42 Kayesa Demam
43 Bersama Kiano
44 Shaga VS Zafran
45 Kegalauan Zafran
46 Alena berulah.
47 Sampai di Perkampungan
48 Rencana Tono
49 Kedatangan Asaka
50 Pernikahan Zafran
51 Rahasia Zafran
52 Alena vs Oma
53 Siasat Oma
54 Di Hotel
55 Bertemu Malika
56 Di Bandara
57 Satu Pesawat
58 Tatia
59 Mengerjai Alena
60 Bertemu Zafran
61 Obat Pencahar
62 Bermain perasaan
63 Pindah Kamar
64 Kecurigaan Alena
65 Dihimpit perasaan
66 Di Pantai
67 Plin plan
68 Pura-pura sakit
69 Kebohongan
70 Kehilangan Ponsel
71 Siasat Zafran
72 Salah Kamar
73 Tikus Nakal
74 Alena Terusir
75 Akting Alena
76 Bertemu Alena
77 Terkurung
78 Merasa Dikhianati
79 Kehilangan lagi
80 Pertemuan
81 Amnesia
82 Mengusir Alena
83 Kayesa luluh
84 Kenekatan Zafran
85 Ikut Kayesa
86 Bertemu Kiano
87 Toko Perhiasan
88 Serangan Jantung
89 Salah Paham
90 Kekecewaan Shaga
91 Kayesa Bimbang
92 Lamaran Mayumi
93 Menikahlah denganku
94 Cinta pertama
95 Fitting Baju
96 Rencana Shaga
97 Asaka diusir
98 Hampir Luluh
99 Usaha Alena
100 Ditangkap Polisi
101 Berubahkah Asaka
102 Rizwan Salah Paham
103 Kehilangan Zafran
104 Sendikat Asaka
105 Meragu
106 Tertangkap
107 Gagal
108 Menikah
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Kayesa
2
Hamil
3
Kembali
4
Kecelakaan
5
Zafran
6
Di Rumah Sakit
7
Hari Pertama
8
Diam-Diam
9
Mawar Merah
10
Dipecat
11
Kembali ke Kantor
12
Terkurung
13
Kesal
14
Ikatan Batin
15
Alena
16
Perjanjian Kerja
17
Dirawat
18
Hasil DNA
19
Keluar Rumah Sakit
20
Ke Rumah Kontrak
21
Drama Alena
22
Kembali Bekerja
23
Kekesal Alena
24
Dunia Sempit
25
Makan Siang
26
Wahana Bermain
27
Terjebak Macet
28
Di Apartement
29
Tak Bisa Pulang
30
Tertidur di Sofa
31
Rumah Oma Fatma
32
Kejutan Untuk Alena
33
Terbakar Cemburu
34
Praduga
35
Berseteru
36
Kekesalan Kayesa
37
Bertemu Rizwan
38
Kabar Sedih
39
Pergi Tanpa Pamit
40
Pertemuan Tak Terduga
41
Perasaan yang Sama
42
Kayesa Demam
43
Bersama Kiano
44
Shaga VS Zafran
45
Kegalauan Zafran
46
Alena berulah.
47
Sampai di Perkampungan
48
Rencana Tono
49
Kedatangan Asaka
50
Pernikahan Zafran
51
Rahasia Zafran
52
Alena vs Oma
53
Siasat Oma
54
Di Hotel
55
Bertemu Malika
56
Di Bandara
57
Satu Pesawat
58
Tatia
59
Mengerjai Alena
60
Bertemu Zafran
61
Obat Pencahar
62
Bermain perasaan
63
Pindah Kamar
64
Kecurigaan Alena
65
Dihimpit perasaan
66
Di Pantai
67
Plin plan
68
Pura-pura sakit
69
Kebohongan
70
Kehilangan Ponsel
71
Siasat Zafran
72
Salah Kamar
73
Tikus Nakal
74
Alena Terusir
75
Akting Alena
76
Bertemu Alena
77
Terkurung
78
Merasa Dikhianati
79
Kehilangan lagi
80
Pertemuan
81
Amnesia
82
Mengusir Alena
83
Kayesa luluh
84
Kenekatan Zafran
85
Ikut Kayesa
86
Bertemu Kiano
87
Toko Perhiasan
88
Serangan Jantung
89
Salah Paham
90
Kekecewaan Shaga
91
Kayesa Bimbang
92
Lamaran Mayumi
93
Menikahlah denganku
94
Cinta pertama
95
Fitting Baju
96
Rencana Shaga
97
Asaka diusir
98
Hampir Luluh
99
Usaha Alena
100
Ditangkap Polisi
101
Berubahkah Asaka
102
Rizwan Salah Paham
103
Kehilangan Zafran
104
Sendikat Asaka
105
Meragu
106
Tertangkap
107
Gagal
108
Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!