Diam-Diam

Part 8 baru

Begitu selesai membersihkan ruangan Zafran. Kayesa ke luar mengantar alat termpurnya ke gudang.

Brak.. Tanpa sengaja Kayesa menabrak seseorang.

"Eh.. Kamu lagi! Kenapa ya setiap kali ketemu kamu. ketiban sial."

Kayesa bertemu lagi dengan wanita yang tadi pagi sempat membulynya. Kayesa tidak membalas makian wanita itu, dia hanya menatap wanita yang sedang berdiri di hadapannya dengan mata melotot.

"Woy! Status kita di sini sama. Sama-sama clearning service, jadi sekarang kita sudah selevelkan," ucap Kayesa mengibaskan tanganya ke wajah wanita itu.

Melihat wanita itu memakai seragam yang sama dengannya. Kayesa merasa punya nyali untuk membela harga dirinya. Sebagai sesama clearning service dia tak akan mau dibuly.

"Ihss! Apa kamu bilang. Selevel." Tiba-tiba teman wanita itu muncul, lengkaplah sudah dua wanita itu bersatu.

"Ayok. Mir! Pergi dari sini. Aku mau muntah lihat wajah kampungannya."

"Yuk La! Cus."

Dua wanita yang bernama Lala dan Mira itu pun pergi meninggalkan Kayesa. Sepeninggalan wanita virus itu, membuat Kayesa bernapas lega.

"Kok ada ya. Manusia-manusia seperti meraka," batin Kayesa seraya kembali melangkah menuju gudang.

"Sudah selesai kerjaanmu?"

Wanita yang tadi memanggil Kayesa untuk menemui Ruhi adalah kepala gudang dan dia juga merangkap menjadi clearning service yang bertanggung jawab dengan kebersihan aula meting, ruang Ruhi dan Rayzad.

"Sudah," jawab Kayesa meletakkan alat kebersihannya di tempat semula.

"Jika kamu butuh sesuatu. Kamu tinggal cari aku ya. Aku bertanggung jawab pada semua clearning service di sini."

"Terima kasih kak Malika," ujar Kayesa, dia menyebut nama wanita itu saat membaca id card yang tergantung dilehernya.

"Nama kamu siapa?" Tanya Malika karena dari tadi ngobrol, dia belum tahu nama lawan bicaranya.

"Kayesa kak! Panggil saja Esa."

"Tak usah panggil aku kakak, panggil nama saja, biar akrab dan kita kayak juga seumuran."

"Baiklah. Aku senang bisa berkenalan dan berteman denganmu," ujar Kayesa menyodorkan tangannya menyalami Malika.

"Kak Malika. Pekerjaan kami sudah selesai." Tiba-tiba Mira dan Lala datang bersamaan membawa alat-alat kebersihan.

"Sekarang tugas kalian membersihkan gudang. Susun rapi alat kebersihan kita." Titah Malika.

Spontan wajah Lala dan Mira berubah mendung. Sementara Kayesa hanya tersenyum sambil melirik keduanya. Tangan Mira terkepal geram saat melihat Kayesa tersenyum penuh kemenangan.

"Awas saja kamu," batin Mira.

"Sebelum gudang ini rapi. Kalian berdua tidak boleh pulang." Ancam Malika.

"Hah! Gudang sebesar ini. Hanya kami berdua." Lala mulai protes.

"Iya! Bukannya tadi saat wawancara, kalian berdua bilang sanggup mengerjakan apa saja. Masa cuman membersihkan gudang, kalian keberatan. Ingat kalian berdua masih dalam masa percobaan. Jika kerjaan kalian mengecewakan. Maka kalian gagal diterima di sini." Panjang kali lebar Malika menjelaskan.

"Tapi dia juga kan. Kak!" Mira menunjuk ke arah Kayesa.

Mira punya rencana jahat pada Kayesa. Dia dan Lala akan membuat Kayesa mengerjakan semuanya. Itu yang ada dipikiran Mira.

Kayesa sedikit kaget saat Mira menunjuknya. Kayesa sebenarnya sudah membaca apa yang ada dipikiran Mira.

"Ini bukan tugas Kayesa. Jadi kalian berdua tidak bisa melibatkannya," ujar Ruhi.

"Tapi dia juga anak baru. Kak." Lala mencoba menjelaskan.

"Sudah! Jangan banyak protes atau tugas kalian saya tambah."

"Ayok! Sa! Kita pergi dari sini."

"Hay! Selamat bekerja," ujar Kayesa tersenyum ke arah Mira dan Lalu, lalu melambaikan tangan dan menjauh mengikuti langkah Malika. Tentu saja Mira dan Lala geram dan kesal.

****

Di ruang briefing.

"Aku sudah menerima wanita itu bekerja di perusahaan kita."

"Bagus. Aku ingin tahu. Apa tujuan dia mau bekerja di sini," ujar Zafran seraya memasukkan laptopnya ke dalam tas.

"Apa tuan masih menginginkannya?"

"Apa menurutmu aku seperti itu?" Zafran balik bertanya.

Ray menarik nafas sejenak. Lima tahun setelah Zafran menikah dengan wanita bernama Kayesa itu. Zafran sudah menghentikan pertualangannya, dia tak pernah terlihat lagi berburu wanita-wanita muda yang dinikahi kemudian diceraikan. Ray tak tahu pasti berapa wanita yang telah dibayar dan dinikahi Zafran hanya untuk satu malam.

"Entahlah," jawab Ray datar.

"Apa kamu pernah lihat. Aku jatuh cinta dan diperbudak wanita. Tidakkan," ujar Zafran terkekeh.

"Apa tuan tidak ingin hidup normal. Punya istri dan anak seperti pasangan layaknya suami istri?"

Pertanyaan Ray menohok ke dada Zafran, lima tahun terakhir ini, dia sudah mati-matian untuk membelenggu nafsu birahi, agar bisa dikontrol dan dia berhasil membuang semua bayangan tentang wanita. Bukan hal gampang bagi Zafran bisa melalui semua itu.

Dari usia dua puluh empat tahun, dia menjadi pemburu wanita, untung saja dia tidak jajan ditempat lokalisasi. Hingga dia terhindar dari yang nama zina. Dengan uang dan kekuasaannya dia bisa memilih wanita muda uang mau dinikahinya, setelah hasratnya tersalurkan wanita itu pun dilepaskan.

Kini usia Zafran sudah mencapai tiga puluh delapan tahun. Kedua orang tuanya tinggal di Jerman, dan tidak pernah tahu sepak terjanng Zafran di tanah air. Zafran tidak tahu apa yang akan dilakukan ayahnya, jika tahu kelakuan bejatnya.

"Itu yang sedang kupikirkan sekarang. Ray! Ayah dan ibu sudah memberi lampu kuning. Jika aku tak menemukan wanita yang cocok dalam tahun ini. Mereka akan menjodohkan ku dengan anak rekan bisnisnya," ujar Zafran seraya meraup habis wajah dengan kedua tangannya.

"Coba saja Tuan dekati Kayesa."

"Apa! Maksudmu clearning service itu?" Zafran menatap Ray intens.

Kalau boleh jujur, ada sesuatu yang beda dengan Kayesa. Delapan wanita yang dinikahi dan dicaraikannya. Hanya Kayesa yang membekas di hati Zafran, sejak malam itu, dia tak bisa melupakan malam pengantin yang lakukannya dengan Kayesa. Zafran sendiri tidak tahu, rasa apa yang sebenarnya melanda hatinya.

Tahun pertama Zafran belum bisa melupakan Kayesa. Bahkan dia sempat menemui Rizwan untuk mencari Kayesa. Pada saat itu Rizwan mengira Kayesa menghilang karena mencuri sesuatu dari Zafran dan kabur. Setelah mendapat kabar dari Rizwad kalau Kayesa pergi entah ke mana, Zafran pun memutuskan untuk melupakan wanita itu.

"Maaf tuan. Jika menurut tuan usulan saya salah," ujar Rayzad.

"Tidak apa-apa. Akan ku pikirkan usulanmu." Zafran menepuk bahu Ray lalu keluar dari ruang meting.

"Mimpi apa aku semalam," batin Ray seraya memegang kepalanya bodoh. Tak pernah Ray melihat Zafran setenang ini menanggapi sesuatu yang menurutnya tidak benar.

"Semoga saja tuan Zafran bisa berubah lebih baik dan lembut." Doa Rayzad dia pun keluar dari ruang rapat.

Sejak perbincangan itu, diam-diam Zafran selalu memperhatikan Kayesa dari layar ponsel yang terhubung ke CCTV di ruangannya, setakat ini, dia belum punya niat bertemu dan bertatap muka dengan wanita yang pernah jadi istri satu malamnya itu.

"Dia terlihat sangat kampungan," gumam Zafran memperhatikan body Kayesa yang sedang mengganti bunga mawar. Zafran tidak bisa jelas melihat wajah Kayesa, karena Kayesa selalu membelakangi kamera cctv.

Zafran menghela nafas panjang. Setelah ditiliknya lama-lama, wanita bernama Kayesa tak ada manarik-menariknya. Biasa saja. Tapi kenapa sekarang jadi pikiran Zafran.

"Apa yang sebenar yang terjadi padaku. Kenapa wanita itu terus saja menghantuiku," batin Zafran berusaha mengibas bayangan Kayesa.

Semakin Zafran ingin melenyapkan bayangan wanita itu, semakin melekat dalam ingatannya. Bahkan kejadian lima tahun lalu, masih jelas dalam ingatan Zafran.

"Aku harus menemukan sosok wanita yang selevel denganku, menikah dan melupakan Kayesa," gumam Zafran lagi.

Episodes
1 Kayesa
2 Hamil
3 Kembali
4 Kecelakaan
5 Zafran
6 Di Rumah Sakit
7 Hari Pertama
8 Diam-Diam
9 Mawar Merah
10 Dipecat
11 Kembali ke Kantor
12 Terkurung
13 Kesal
14 Ikatan Batin
15 Alena
16 Perjanjian Kerja
17 Dirawat
18 Hasil DNA
19 Keluar Rumah Sakit
20 Ke Rumah Kontrak
21 Drama Alena
22 Kembali Bekerja
23 Kekesal Alena
24 Dunia Sempit
25 Makan Siang
26 Wahana Bermain
27 Terjebak Macet
28 Di Apartement
29 Tak Bisa Pulang
30 Tertidur di Sofa
31 Rumah Oma Fatma
32 Kejutan Untuk Alena
33 Terbakar Cemburu
34 Praduga
35 Berseteru
36 Kekesalan Kayesa
37 Bertemu Rizwan
38 Kabar Sedih
39 Pergi Tanpa Pamit
40 Pertemuan Tak Terduga
41 Perasaan yang Sama
42 Kayesa Demam
43 Bersama Kiano
44 Shaga VS Zafran
45 Kegalauan Zafran
46 Alena berulah.
47 Sampai di Perkampungan
48 Rencana Tono
49 Kedatangan Asaka
50 Pernikahan Zafran
51 Rahasia Zafran
52 Alena vs Oma
53 Siasat Oma
54 Di Hotel
55 Bertemu Malika
56 Di Bandara
57 Satu Pesawat
58 Tatia
59 Mengerjai Alena
60 Bertemu Zafran
61 Obat Pencahar
62 Bermain perasaan
63 Pindah Kamar
64 Kecurigaan Alena
65 Dihimpit perasaan
66 Di Pantai
67 Plin plan
68 Pura-pura sakit
69 Kebohongan
70 Kehilangan Ponsel
71 Siasat Zafran
72 Salah Kamar
73 Tikus Nakal
74 Alena Terusir
75 Akting Alena
76 Bertemu Alena
77 Terkurung
78 Merasa Dikhianati
79 Kehilangan lagi
80 Pertemuan
81 Amnesia
82 Mengusir Alena
83 Kayesa luluh
84 Kenekatan Zafran
85 Ikut Kayesa
86 Bertemu Kiano
87 Toko Perhiasan
88 Serangan Jantung
89 Salah Paham
90 Kekecewaan Shaga
91 Kayesa Bimbang
92 Lamaran Mayumi
93 Menikahlah denganku
94 Cinta pertama
95 Fitting Baju
96 Rencana Shaga
97 Asaka diusir
98 Hampir Luluh
99 Usaha Alena
100 Ditangkap Polisi
101 Berubahkah Asaka
102 Rizwan Salah Paham
103 Kehilangan Zafran
104 Sendikat Asaka
105 Meragu
106 Tertangkap
107 Gagal
108 Menikah
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Kayesa
2
Hamil
3
Kembali
4
Kecelakaan
5
Zafran
6
Di Rumah Sakit
7
Hari Pertama
8
Diam-Diam
9
Mawar Merah
10
Dipecat
11
Kembali ke Kantor
12
Terkurung
13
Kesal
14
Ikatan Batin
15
Alena
16
Perjanjian Kerja
17
Dirawat
18
Hasil DNA
19
Keluar Rumah Sakit
20
Ke Rumah Kontrak
21
Drama Alena
22
Kembali Bekerja
23
Kekesal Alena
24
Dunia Sempit
25
Makan Siang
26
Wahana Bermain
27
Terjebak Macet
28
Di Apartement
29
Tak Bisa Pulang
30
Tertidur di Sofa
31
Rumah Oma Fatma
32
Kejutan Untuk Alena
33
Terbakar Cemburu
34
Praduga
35
Berseteru
36
Kekesalan Kayesa
37
Bertemu Rizwan
38
Kabar Sedih
39
Pergi Tanpa Pamit
40
Pertemuan Tak Terduga
41
Perasaan yang Sama
42
Kayesa Demam
43
Bersama Kiano
44
Shaga VS Zafran
45
Kegalauan Zafran
46
Alena berulah.
47
Sampai di Perkampungan
48
Rencana Tono
49
Kedatangan Asaka
50
Pernikahan Zafran
51
Rahasia Zafran
52
Alena vs Oma
53
Siasat Oma
54
Di Hotel
55
Bertemu Malika
56
Di Bandara
57
Satu Pesawat
58
Tatia
59
Mengerjai Alena
60
Bertemu Zafran
61
Obat Pencahar
62
Bermain perasaan
63
Pindah Kamar
64
Kecurigaan Alena
65
Dihimpit perasaan
66
Di Pantai
67
Plin plan
68
Pura-pura sakit
69
Kebohongan
70
Kehilangan Ponsel
71
Siasat Zafran
72
Salah Kamar
73
Tikus Nakal
74
Alena Terusir
75
Akting Alena
76
Bertemu Alena
77
Terkurung
78
Merasa Dikhianati
79
Kehilangan lagi
80
Pertemuan
81
Amnesia
82
Mengusir Alena
83
Kayesa luluh
84
Kenekatan Zafran
85
Ikut Kayesa
86
Bertemu Kiano
87
Toko Perhiasan
88
Serangan Jantung
89
Salah Paham
90
Kekecewaan Shaga
91
Kayesa Bimbang
92
Lamaran Mayumi
93
Menikahlah denganku
94
Cinta pertama
95
Fitting Baju
96
Rencana Shaga
97
Asaka diusir
98
Hampir Luluh
99
Usaha Alena
100
Ditangkap Polisi
101
Berubahkah Asaka
102
Rizwan Salah Paham
103
Kehilangan Zafran
104
Sendikat Asaka
105
Meragu
106
Tertangkap
107
Gagal
108
Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!