Terkurung

Part 12

Tangan Kayesa menyentuh handle dan mendorong pintu otomatis itu setengah lebar. Dia masuk dan menutup kembali pintu yang terbuat dari kaca reflective glass. Zafran sudah tahu kalau Kayesa yang datang, karena dia bisa melihat dari kaca yang tidak bisa terlihat dari luar.

Zafran menatap Kayesa mulai dari ujung kakinya yang jenjang, naik ke pinggul, terus ke atas. Mata Zafran membola saat melihat penampilan Kayesa.

"Dia sangat berbeda," batin Zafran tak berkedip.

Tentu saja Kayesa yang sekarang sangat berbeda dengan yang dilihat Zafran kemaren, Karena Kayesa yang sekarang baru saja dipermak oleh Ruhi di salon. Hingga penampilan Kayesa sembilan puluh persen berubah.

"Kenapa masih berdiri di situ. Itu vasnya sudah lama kosong," ujar Zafran tanpa basa basi, dia memerintah Kayesa untuk memasukkan bunga yang ada digenggaman Kayesa.

"Apa Tuan menerima aku kembali jadi clearning service?" Tanya Kayesa memberanikan diri menatap ke arah Zafran. Lalu dia memasukkan tangkai bunga yang dipegangnya dalam vas.

"Siapa bilang aku menerima kamu kerja jadi clearning service."

Tentu saja ucapan Zafran membuat mata Kayesa terbelalak. Mengapa dia bisa kepedean begini, kalau pemilik perusahaan ini masih mengingitkan tenaganya untuk membersihkan ruang kerjanya.

"Maaf! Jika begitu aku ijin keluar," ujar Kayesa seraya meletakkan bunga mawar di atas nakas dan memutar tubuhnya.

"Hay! Mau ke mana?"

Pertanyaan Zafran menghentikan langkah Kayesa, Kayesa mengembalikan posisinya ke awal.

"Keluar," jawab Kayesa.

"Siapa yang menyuruhmu keluar?"

"Bukannya Tuan sudah tak membutuhkan clearning service lagi."

Mendengar penuturan Kayesa. Zafran tertawa, dia memang tidak membutuhkan clearning service. Tapi dia menginginkan Kayesa ada di ruangannya. Zafran sendiri tidak tahu, apa alasannya dia begitu ingin Kayesa selalu ada di dekatnya.

"Iya. Aku memang tidak butuh clearning service. Tapi aku butuh pelayan cantik sepertimu. Penampilanmu sekarang sudah tidak pantas menjadi clearning service," ujar Zafran, lalu meminta Kayesa menata ruang kerjanya, karena menurut Zafran, ruang kerja sekarang sangat membosankan. Dia butuh suasana baru.

"Aku akan menaikkan gajimu dua kali lipat. Jika kamu bisa menyulap ruang kerjaku dalam waktu dua jam."

"Tuan jangan mengada-ngada. Jika Tuan tidak menginginkan aku bekerja di perusahaan Tuan lagi. Tuan tidak perlu memberikan pekerjaan yang mustahil aku lakukan. Dan setelah ini, Tuan kembali memecat dan mengusirku," ucap Kayesa.

Zafran ternganga mendengar ucapan Kayesa. Belum ada satu orang karyawan pun yang berani bicara seperti itu padanya. Kayesa yang memang masih berharap bisa bekerja di perusahaan ini. Namun, jika dirinya hanya dijadikan lelucon oleh Zafran lebih baik dia keluar saja dari sini.

"Terserah kamu mau bicara apa, hari ini aku mau kamu melakukan apa yang ku perintahkan." Zafran mencekal lengan Kayesa.

"Lepaskan! Aku tidak mau lagi bekerja dengan orang jahat sepertimu," ucap Kayesa ketus.

Ada rasa menyesal dipikiran Kayesa, kenapa juga dia tadi ikut Ruhi ke sini. Ini sama saja menjebak diri sendiri, masuk kelubang buaya yang sama.

"Kayesa! Kayesa! Kapan sich kamu jadi pintar," batinnya.

Cekalan tangan Zafran semakin kuat, dia menatap intens pada wajah Kayesa. Kayesa pun menatapnya tajam, dia sama sekali tidak takut dengan ancaman Zafran.

"Jika kau sayang anakmu. Tetaplah di sini dan kerjakan perintahku." Bisik Zafran seraya menarik tubuh Kayesa, hingga bibir Zafran berada tepat di telinganya.

"Jangan pernah sentuh anakku," ujar Kayesa membuang muka, lalu dia mendorong tubuh Zafran, Namun, cekalan Zafran semakin kuat.

"Aku bisa melakukan apa saja pada dirimu dan juga anakmu. Jadi jangan bermain-main denganku," ancam Zafran, seraya melepaskan tangan Kayesa. Lalu dia beranjak keluar meninggalkan Kayesa.

Kayesa berusaha mengejar Zafran yang menarik handle pintu. Namun, saat Zafran sudah keluar, tiba-tiba pintu otomatis terkunci. Kayesa berusaha dengan kedua tangannya menarik handle pintu. Tapi gagal.

"Ah... Dasar bodoh, ngapain juga aku ikut ke sini tadi," Kayesa menggerutu pada diri sendiri.

Seraya mendudukkan bokongnya ke sofa, Kayesa merogoh saku baju mengambil ponsel, lalu mencari kontak Malika dan menggeser gambar gangang telepon.

"Mal! Bantuin aku. Aku terkurung di ruang tuan Zafran."

"Hah! Dengan siapa kamu di sana?"

"Sendiri. Tuan Zafran mengunci pintunya dari luar," ujar Kayesa lagi.

"Aduh... Aku sekarang masih di rumahmu," ujar Malika.

Kayesa baru ingat kalau Malika tadi pagi tinggal di rumahnya membantu Maeka membuat nastar.

"Jadi aku harus bagaimana?" Tanya Kayesa cemas.

Malika memberitahukan dan menjelaska pada Kayesa, kalau tidak ada satu orang pun yang bisa membuka pintu ruang CEO jika terkunci, karena ada pin rahasia yang tidak diketahui siapa pun kecuali pemiliknya.

"Gawat! Aku bisa terkurung selamanya. Jika Zafran tak muncul-muncul?"

"Tunggu saja tuan Zafran datang. Tidak mungkin dia membiarkanmu membusuk di ruangannya."

"Hah! Bagaimana jika dia tak datang-datang?"

"Tidak mungkin. Kamu yang sabar ya," ucap Malika lagi.

"Maaf! Aku tak bisa membantumu dalam hal ini," ujar Malika sedih, dia ikut prihatin dengan musibah yang menimpa Kayesa.

"Kamu yang sabar ya. Esa! Coba kamu telepon kak Ruhi, mau tahu dia ada solusi," ujar Malika, lalu memberikan nomor kontak Ruhi.

Setelah mendapat nomor Ruhi dari Malika. Kayesa langsung menelepon Ruhi dan menceritakan pada Ruhi kalau dirinya terkurung di ruang kerja CEO. Ruhi berkali meminta maaf pada Kayesa, gara-gara dia Kayesa jadi menanggung akibatnya.

"Sekarang aku harus bagaimana?" Tanya Kayesa pada Ruhi.

"Kamu turuti saja apa maunya tuan Zafran. Ingat jangan buat kesalahan, karena semua tingkah lakumu di sana, terpantau CCTV di ponsel tuan Zafran," ujar Ruhi. Seraya menyerahkan kembali ponsel Malika.

"Sabar ya. Tuan Zafran baik kok orangnya, bentar lagi dia pasti datang." Ruhi ikut mensuport Kayesa, dia merasa bersalah, karena tadi pagi memaksa Kayesa kembali bekerja.

"Maafkan aku. Esa!" Batin Ruhi, kemudian menutup panggilan telepon.

Seraya memindai ruang kerja Zafran, Kayesa tersenyum, dia punya ide cemerlang, saat mengingat kata-kata Ruhi kalau ruangan Zafran di pantau CCTV.

"Lihat saja. Aku akan membuatmu mengusirku dari sini," guman Kayesa tersenyum lebar. Kayesa mulai beraksi.

Mata Kayesa liar mencari sesuatu, tidak ada sapu dan kemocing yang biasa menjadi alat tempurnya sebagai clearning service. Kayesa berpikir sejenak, lalu dia mengambil beberapa lembar tisu dan mulai mengelap meja kerja Zafran.

Tangan Kayesa bergerak maju dan mundur, membersihkan debu-debu yang tidak seberapa, karena sehari dua kali ruangan ini di bersihkan. Senandung kecil dari mulut Kayesa terdengar.

"Hay! Kamu itu ganteng. Tapi kegantenganmu hilang, kala kamu galak dan jutek." Kayesa meraih bingkai foto, dia berbicara sambil menunjuk-nunjuk foto Zafran.

"Andai kamu itu baik, tidak galak dan jutek. Pasti l gantengnya kamu berlipat-lipat," ujar Kayesa lagi.

Bibir Kayesa mengerucut, dia mencibir ke arah foto, lalu meletakkan kembali bingkai foto itu diposisi awal. Kayesa bergerak maju, dia menarik kursi kerja Zafran lalu duduk.

"Hore! Aku jadi bos. Foto dulu ah."

Jepret... Jepret... Jepret, beberapa jepretan diambil, Kayesa kemudian berdiri memindahkan bokongnya ke atas meja, dan kedua kakinya bertumpu di kursi. Setelah puasa mengambil beberapa pose foto, baru Kayesa turun.

Sementara Zafran yang sedang berada di dalam mobilnya, sedang melihat dan memantau apa yang sedang dikerjakan Kayesa.

"Dasar wanita tidak waras," guman Zafran.

Terpopuler

Comments

Eemlaspanohan Ohan

Eemlaspanohan Ohan

🤣🤣

2025-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kayesa
2 Hamil
3 Kembali
4 Kecelakaan
5 Zafran
6 Di Rumah Sakit
7 Hari Pertama
8 Diam-Diam
9 Mawar Merah
10 Dipecat
11 Kembali ke Kantor
12 Terkurung
13 Kesal
14 Ikatan Batin
15 Alena
16 Perjanjian Kerja
17 Dirawat
18 Hasil DNA
19 Keluar Rumah Sakit
20 Ke Rumah Kontrak
21 Drama Alena
22 Kembali Bekerja
23 Kekesal Alena
24 Dunia Sempit
25 Makan Siang
26 Wahana Bermain
27 Terjebak Macet
28 Di Apartement
29 Tak Bisa Pulang
30 Tertidur di Sofa
31 Rumah Oma Fatma
32 Kejutan Untuk Alena
33 Terbakar Cemburu
34 Praduga
35 Berseteru
36 Kekesalan Kayesa
37 Bertemu Rizwan
38 Kabar Sedih
39 Pergi Tanpa Pamit
40 Pertemuan Tak Terduga
41 Perasaan yang Sama
42 Kayesa Demam
43 Bersama Kiano
44 Shaga VS Zafran
45 Kegalauan Zafran
46 Alena berulah.
47 Sampai di Perkampungan
48 Rencana Tono
49 Kedatangan Asaka
50 Pernikahan Zafran
51 Rahasia Zafran
52 Alena vs Oma
53 Siasat Oma
54 Di Hotel
55 Bertemu Malika
56 Di Bandara
57 Satu Pesawat
58 Tatia
59 Mengerjai Alena
60 Bertemu Zafran
61 Obat Pencahar
62 Bermain perasaan
63 Pindah Kamar
64 Kecurigaan Alena
65 Dihimpit perasaan
66 Di Pantai
67 Plin plan
68 Pura-pura sakit
69 Kebohongan
70 Kehilangan Ponsel
71 Siasat Zafran
72 Salah Kamar
73 Tikus Nakal
74 Alena Terusir
75 Akting Alena
76 Bertemu Alena
77 Terkurung
78 Merasa Dikhianati
79 Kehilangan lagi
80 Pertemuan
81 Amnesia
82 Mengusir Alena
83 Kayesa luluh
84 Kenekatan Zafran
85 Ikut Kayesa
86 Bertemu Kiano
87 Toko Perhiasan
88 Serangan Jantung
89 Salah Paham
90 Kekecewaan Shaga
91 Kayesa Bimbang
92 Lamaran Mayumi
93 Menikahlah denganku
94 Cinta pertama
95 Fitting Baju
96 Rencana Shaga
97 Asaka diusir
98 Hampir Luluh
99 Usaha Alena
100 Ditangkap Polisi
101 Berubahkah Asaka
102 Rizwan Salah Paham
103 Kehilangan Zafran
104 Sendikat Asaka
105 Meragu
106 Tertangkap
107 Gagal
108 Menikah
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Kayesa
2
Hamil
3
Kembali
4
Kecelakaan
5
Zafran
6
Di Rumah Sakit
7
Hari Pertama
8
Diam-Diam
9
Mawar Merah
10
Dipecat
11
Kembali ke Kantor
12
Terkurung
13
Kesal
14
Ikatan Batin
15
Alena
16
Perjanjian Kerja
17
Dirawat
18
Hasil DNA
19
Keluar Rumah Sakit
20
Ke Rumah Kontrak
21
Drama Alena
22
Kembali Bekerja
23
Kekesal Alena
24
Dunia Sempit
25
Makan Siang
26
Wahana Bermain
27
Terjebak Macet
28
Di Apartement
29
Tak Bisa Pulang
30
Tertidur di Sofa
31
Rumah Oma Fatma
32
Kejutan Untuk Alena
33
Terbakar Cemburu
34
Praduga
35
Berseteru
36
Kekesalan Kayesa
37
Bertemu Rizwan
38
Kabar Sedih
39
Pergi Tanpa Pamit
40
Pertemuan Tak Terduga
41
Perasaan yang Sama
42
Kayesa Demam
43
Bersama Kiano
44
Shaga VS Zafran
45
Kegalauan Zafran
46
Alena berulah.
47
Sampai di Perkampungan
48
Rencana Tono
49
Kedatangan Asaka
50
Pernikahan Zafran
51
Rahasia Zafran
52
Alena vs Oma
53
Siasat Oma
54
Di Hotel
55
Bertemu Malika
56
Di Bandara
57
Satu Pesawat
58
Tatia
59
Mengerjai Alena
60
Bertemu Zafran
61
Obat Pencahar
62
Bermain perasaan
63
Pindah Kamar
64
Kecurigaan Alena
65
Dihimpit perasaan
66
Di Pantai
67
Plin plan
68
Pura-pura sakit
69
Kebohongan
70
Kehilangan Ponsel
71
Siasat Zafran
72
Salah Kamar
73
Tikus Nakal
74
Alena Terusir
75
Akting Alena
76
Bertemu Alena
77
Terkurung
78
Merasa Dikhianati
79
Kehilangan lagi
80
Pertemuan
81
Amnesia
82
Mengusir Alena
83
Kayesa luluh
84
Kenekatan Zafran
85
Ikut Kayesa
86
Bertemu Kiano
87
Toko Perhiasan
88
Serangan Jantung
89
Salah Paham
90
Kekecewaan Shaga
91
Kayesa Bimbang
92
Lamaran Mayumi
93
Menikahlah denganku
94
Cinta pertama
95
Fitting Baju
96
Rencana Shaga
97
Asaka diusir
98
Hampir Luluh
99
Usaha Alena
100
Ditangkap Polisi
101
Berubahkah Asaka
102
Rizwan Salah Paham
103
Kehilangan Zafran
104
Sendikat Asaka
105
Meragu
106
Tertangkap
107
Gagal
108
Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!