Setelah ibu Ropi'ah, sudah dalam keadaan tenang.
Maka pak Ismet, menanyai istrinya itu tentang Om Dani.
" Iya kangg,,,Pak Dani, waktu siang tadi menyuruh saya untuk mencuci pakaiannya dan juga membersihkan rumahnya...Kemudian dia memberkan uang yang saya pikir lumayan lebih. Hanya itu saja kang. Setelah itu saya pulang. Dan sejak sore tadi saya selalu merinding seolah olah ada yang mengikuti saya terus... Dan sehabis isya tadi, ada orang yang mencari, menanyakan nama saya,,,,Selanjutnya saya seperti di paksa di bawa entah kemana,,,Saya takut kangg...!" Ibu Ropi'ah bercerita sambil menangis.
" Ternyata si Dani, itu benar iblis.! Setan yang berwujut manusia,,,Sampai hati merengut nyawa orang. Istrinya mati karena jadi tumbal, dan sekarang istri saya,,,! Untunglah ada kamu Yogi,,,!" Kata pak Ismet, mengungkapkan kekesalannya.
Alhamdulilah pak,,,Allah masih menyayangi istri bapak,, masih diberkan kesempatan hidup agar menjadi pelajaran bagi yang lain, untuk berhati hati lagi terhadap orang yang kita curigai,,,," Jawabku dengan merendah.
" Tapi saya heran sama kamu Yogi,,, Kok kamu bisa tau kalau ini perbuatan Dani. Dan kamu juga seperti berkelahi dengan mahluk yang kami tidak melihatnya. Darimana kamu mendapat ilmu itu,,,?" Kang Marta, juga ikut bertanya padaku.
" Kebetulan saja kang...Saya ada yang membimbing. Tapi semua karena Allah jua yang menyelamatkan ibu Ropi'ah.." jawabku sambil memberikan air minum hangat pada ibu Ropi'ah.
Setelah semua aku anggap aman, maka aku pun kembali ke rumah. Ternyata Ambar, sudah menungguku di ruang tamu.
" Kamu kenapa disitu, bukannya tidur di kamar,,,?" Kataku sambil mengelus kepalanya.
" Aku kehilangan kaka,,,Kaka darimana malam malam begini,,,?" Ambar balik tanya.
" Habis membantu tetangga sebelah sana,,,"
Ambar seperti mengendus endus baju dan lenganku.
" Hmmm,,,Seperti bau kematian kak,,,Apa kaka telah bertemu mahluk siluman,,?" Tanyanya kemudian.
Lalu aku menceritakan apa yang baru saja terjadi.
" Kalau begitu, Kaka harus lebih berhati hati lagi. Sebab tidak menutup kemungkinan mahluk itu datang lagi mengancam keselamatan kakak,,,!" Balas Ambar, penuh kekhawatiran.
" Sudahlah, aku akan selalu berjaga jaga terutama untuk kamu dan anak kita sayangku,,," Aku mengelus rambut istriku. Kemudian aku mengangkat dan memondong tubuh istriku.
Belum sampai kamar. Ibu keluar dari kamarnya dan melihat kami.
" Ihhh, Ambar kan sudah besar Gi,,,Masa iya masih kamu bopong gitu,,,!" Seloroh ibu yang membuat istriku tersipu dan menyembunyikan wajahnya ke dadaku.
" Iya bu,,,Menantu ibu ini manja banget loh bu,,,!"
" Ya gak apa Gi,,,Namanya juga lagi hamil kasian kalau jalan sendiri. Nanti kecapean dong..Yah sudah masuk sana,,,Keloni menantu ibu ya,,?"
" Siapp bu,,,!" Balasku. Gurauan ibu membuat Ambar jadi tersipu. Tapi dia semakin erat merangkul leherku.
Sampai dikamar. Aku merebahkan istriku dengan perlahan. Kemudian aku mengelus perutnya yang sudah semakin membuncit.
Sesekali aku menciumnya dan aku merasa kalau anakku di dalam perut ibunya juga membalas ciumanku...
""""
Disiang yang cukup terik. Saar aku istri dan ibuku tengah berbincang bincang di ruang tengah.
Tiba tiba terdengar ada suara ketukan di pintu depan.
Aku membuka pintu untuk melihat siapa yang datang.
Dan betapa aku terkejut demi melihat wajah ayu seorang ibu yang ramah.
Dia adalah ibu Juhariyah, atau nyi Arumba Dewi.
Aku segera menyalami dan memncium tangan ibu. Kemudian membawanya masuk.
Ternyata kedatangan ibu Juhariyah, ternyata dapat terlihat oleh ibuku yang terlihat seakan terkesima. Karena saat itu ibu Juhariyah, masih mengenakan pakaian adat bangsa mereka.
Ibuku langsung menyalami sambil membukkan badan menirukan adegan sinetron film laga,,,,
" Saya ibu Juhariyah atau nyi Arumba Dewi, dari kerajaan dasar laut. Mengemban tugas yang harus saya sampaikan pada Yogi, dan cucu saya Nyi Ambarwati..." Kata ibu Juhariyah memperkenalkan diri.
" Hormat saya atas kedatangan nyai...Saya ibunya Yogi, ibu mertua dari Ambarwati..." Ibuku membalas .
Kemudian ibu Juhariyah duduk di samping cucunya.
Tangannya langsung mengelus perut Ambar yang membuncit.
Ibu Juhariyah, memandangi wajah sang cucu dengan mengernyitkan alis.
" Sekarang kamu berpakaian seperti ini nduk,,,? Kenapa tidak memakai pakaian adat kita ?" Tanya nya pada Ambar.
" Tidak nini,,,Aku sekarang ingin belajar hidup sebagimana layaknya manusia biasa.." Jawab Ambar. Kemudian menceritakan pengalaman nya selama hidup dan tinggal bersama keluargaku.
" Lalu ada kabar apa sehingga nini, menemui kami,,,?" Tanya Ambar kemudian.
" Aku membawa kabar yang kurang baik..Om Dani, calon mertua suami kamu itu. Sudah hampir batas waktunya..." Ibu Juhariyah, memulai maksud kedatangannya.
Mendengar kata calon mertua, Ambar langsung cemberut. Dia memelukku erat sambil menciumi bahuku.
" Tidak..Kak Yogi, ini suami aku dan hanya aku yang boleh memiliki kak Yogi,,,Iya kan , kak,,,!? " Tanyanya manja.
" Iya sayangkuu,,,," Aku membalas sambil mencium keningnya.
" Dani telah gagal memberikan persembahan untuk sang penguasa lembah kematian. Dan yang sempat aku dengar, mahluk itu telah digagalkan oleh kamu Yogi,,, Benarkah.?"
Aku mengangguk.
" Maka, Dengan kegagalannya itu. Dia akan mencari korban yang paling mudah untuk ia bujuk. Siapa lagi kalau bukan Mitha...!"
Kali ini bukan hanya Ambar, yang terkejut melainkan aku dan ibuku juga.
" Apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan Mitha..Tapi tolong,,, agar ibu tidak melubatkan Ambar. Aku khawatir kandungannya akan terganggu,,,!" Kataku memohon.
" Oh, ternyata menantuku begitu perhatian terhadap istri dan calon anaknya...Aku sangat beruntung,,,! Seperti yang telah kita ketahui bersama... Kalau kamu menikahi Ambar, hanya untuk memberikan darah cintamu pada Mitha. Karena darah cinta yang kini telah menyatu dalam diri Ambar. Maka Ambar akan sangat mudah masuk ke dalam raganya si Mitha tadi. Ambar, Hanya menjadi tameng sementara sebelum ahirnya kamu yang menghadapi sang maut, yaitu penguasa lembah kematian...Untuk itu aku datang dengan sebuah titipan dari kanjeng gusti nyi roro kidul..." Sejenak ibu Juhariyah menghentikan ucapannya.
Kemudian dia mengambil sesuatu dari saku bajunya.
Yang ternyata sebuah batu mustika merah bersinar teramat menyilaukan mata.
" Kamu ambil ini Yogi,,,Simpan baik baik dan nanti dapat kamu gunakan saat menghadapi penguasa lembah kematian...! "
" Baik ibu. Terimakasih atas kepercayaan ibu terhadapku,,," Balasku lalu menerima mustika itu.
" Besok adalah batas ahir perjanjian itu.
Sebaiknya kalian berjaga jaga dengan mempertajam insting kalian...Dan kamu Yogi, ada baiknya sesekali memantau rumah tantenya Mitha, kalau kalau Om Dani, itu tiba tiba datang...Bujuk agar mereka tudak tertarik dengan segala tawaran dari Om Dani,,,!" Begitu petuah dari ibu utusan dari sang ratu.
Bersambung.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments