Di tengah kesederhanaan pesta itu, aku baru menyadari kalau aku kini berada di dasar laut. Hal itu setelah aku melihat ada celah dinding berlapiskan cermin.
Di luar sana aku melihat banyak macam mahluk berkeliaran.
Dari ikan ikan kecil warna warni cantik sampai kura kura yang berenang bagai burung mengepakan kedua kaki depannya sebagai sayap.
Ada juga mahluk menyeramkan menyerupai manusia, namun berkepala seekor ikan dengan sirip atau telinganya yang lebar, mahluk itu seluruh tubuhnya bersisik kasar seperti koin logam.
Namun yang menarik perhatianku. Ini adalah pemandangan yang baru aku lihat. Sebab selama ini aku hanya mendengar membaca dan melihat di film film saja. Ya, puteri duyung atau mermaid,,,mereka cantik cantik. Wajah mereka hampir mirip satu sama lain.
Layaknya sekolompok gadis remaja, mereka juga bermain dan bersenda gurau.
Tubuh mereka nampak ramping dan seksi. Namun hanya bagian kepala sampai pinggang saja. Bagian pinggang kebawah adalah bentuk ekor ikan yang besar seukuran manusia pada umumnya.
Upacara pernikahan berjalan khidmat, Dipimpin oleh salah seorang yang mungkin ketua penghulu kalau untuk bangsa manusia.
Setelah semua selasai. Kami kembali menghadap kanjeng ratu yang saat itu tengah memperlihatkan wujut aslinya.
Kanjeng ratu berwujud seekor ular besar berkepala wanita dan mengenakan mahkota.
Kanjeng gusti ratu, turun dari singasananya. Tubuhnya meliuk bagai seekor ular.
Sorot matanya begitu tajam menusuk, membuatku tak berani menatap mata yang seakan menyimpan daya magis luar biasa.
Setelah tepat di hadapan kami.
Kanjeng ratu menjulurkan lidahnya yang panjang dan bercabang.
Lidah itu terjulur dan mulai menjilati wajahku. Setelah beberapa saat aku merasakan tubuhku teramat ringan.
" Wahai pemuda anak manusia,,,Aku titipkan putri Ambar kepadamu,,,Kelak bila saatnya tiba,,,Dia akan kembali pada keluarga kami...Jadilah kau seorang lelaki sejati,,,yang berguna bagi sesamamu, jadilah pahlawan sejati,yang dapat melindungi sesama,,"
"""""
Pak Ujang, sepertinya mengendus kehadiran Ambar, yang kini telah sah menjadi istriku.
Pantaslah dia mengajari aku untuk mengenal dunia gaib.
Karena ternyata dia dapat mendeteksi keberadaan Ambar, yang sebenarnya tak dapat dilihat oleh mata biasa.
" Ada bau bau penganten nih,,," Pak Ujang menyindir dengan halus.
Aku agak terkejut juga sih. Tapi ahirnya aku tersenyum juga setelah pak Ujang; menunjuk dimana Ambar sedang duduk di tepi ranjang empuk, yang sebenarnya hanya dipan dengan kasur kapuk yang sudah usang.
Namun dengan keahlian Ambar, dia menyulap semua yang ada di dalam kamar ini berubah menjadi sebuah kamar mewah, mirip dengan yang ada di hotel bintang lima,,,
" Maaf ya pak,,,Saya sendiri enggak tauk pak, kalau ternyata istri saya sudah ada dan merubah kamar ini,,," Jawabku pelan.
" Tak apa Gi,,,Masih untung kalian bulan madu di rumahku,,,Coba kalau di dasar laut, mungkin saya enggak bisa melihat isteri kamu yang cantiknya bukan main!. Siapa nama kamu nyi,,,? " Kemudian pak Ujang, mendekati Ambar.
Aku melihat Ambar agak terkejut, karena ternyata pak Ujang, dapat melihat wujud nya.
Mereka berdua pun terlibat obrolan yang cukup seru.
" Oh jadi begitu ceritanya,,,Memang dunia ini penuh teka teki. Padahal saya pikir, hidup hanya sementara..Entah lah kalau bangsa istrimu itu,,,Berapa umur kamu sekarang nyi,,,? " Tanya pak Ujang.
" Kalau tidak salah, umurku sekarang hampir 150 tahun pak..." Bukan pak Ujang yang terkejut melainkan aku.
Kalau dipikir istriku ini, sudah bukan nenek lagi, melainkan neneknya nenek.
Ck ck ck.. aku berdecak.
Tapi kenapa dia masih terlihat begitu cantik. Dan pantasnya masih berusia 20 tahunan.
Aku jadi berpikir. Apa mungkin karena dia selalu berendam di laut yang rasanya asin.
Mungkin juga dia bisa awer muda, seperti ikan asin yang tetap bertahan sampai waktu yang lama.
" Mudah mudahan kalian cepat mendapat momongan. Agar kalian bisa melindungi Mitha,,," Lanjut pak Ujang.
Mendengar nama Mitha, disebut. Aku melihat wajah Ambar, berubah. Senyumnya seketika hilang. Malah sekarang terlihat cemberut dan menekuk wajahnya.
""""""
Hampi satu bulan aku hidup bersama Ambar, sebagai sepasang suami istri.
Aku merasa tak enak hati, bila harus terus tinggal di rumah pak Ujang.
Maka keinginanku untuk pindah tempat aku utarakan pada Ambar.
" Apapun yang menurut kaka baik, aku pasti ikuti,,,Nah, Kalau selama ini kaka bersusah payah menyediakan makan untuk kita. Maka sekarang aku yang mengatur menyiapkan semua itu.." Kata Ambar, Entah apa maksudnya.
" Tapi aku khawatir kamu capek bila harus pergi bolak balik ke pasar untuk belanja, sayang..."
" Aku tak perlu itu kaka,,,,Sekarang coba sebutkan keinginan kaka cukup dalam hati,,,"
Aku pun menuruti kata istriku untuk menyebutkan keinginanku dalam hati.
Dan benar benar aneh. Seketika itu juga di atas meja telah tersaji buah buahan segar dengan wadah terbuat dari perak.
Aku benar benar merasa takjub di buatnya.
Untuk membuktikannya, maka aku menyentuh buah itu dan benar.. Buah asli yang masih segar seperti baru dipetik dari pohonnya.
" Cobalah kaka rasakan,,,"
Kemudian aku mengambil sebutir apel dan kucoba menggigitnya. Ternyata rasanya luar biasa nikmat.
" Bagaimana kamu melakukan ini istriku,,,?"
" Tak ada seorang pun yang boleh tahu,, Tidak juga kamu, kaka,,,"
Yah apa boleh buat. Mungkin itu rahasia perusahaan.
" Jadi bagaimana kalau kita mengontrak rumah saja sayang,,,?" Kataku kemudian
" Apa itu mengontrak rumah,,,?" Tanya nya dengan polos.
" Kita tinggal di rumah orang dan hanya kita berdua yang menghuni nya. Kita bayar setiap bulan nya. Bagaimana.?"
" Tinggal di rumah orang. Terus bayar.? Berarti uang kaka nanti berkurang dong...! Baiklah,,,Nanti aku yang bayar semuanya..! Dan kaka juga tidak perlu mikirin untuk biaya makan. Semua serahkan padaku,,,!"
" Terus, darimana kamu dapat uang.?"
" Hemm,,,Lihat ini..!"
Dan dalam sekejap mata. Aku melihat setumpuk uang berada dalam telapak tangannya.
" Atau kaka mau membeli rumah untuk kita tinggal selamanya,,,?"
" Tidak istriku,,,Bukankah kita ini di persatukan hanya untuk sementara waktu saja,,,"
" Berarti setelah semua selesai, maka selesai juga hubungan kita sebagai suami istri,,,? Kaka,,,Apakah kaka tidak punya hati untuk aku,,,? Aku sudah terlanjur mencintaimu kaka...Dan aku rela hidup terpisah dari bangsaku sendiri,,,,"
Ambar berkata lirih,,,Sejujurnya akupun tak ingin kehilangan dia.
" Semua itu kita pikirkan nanti. Bukankah sang ratu pun telah memberikan kebebasan untuk kita,,,?"
Ambar, memelukku erat. Dan dengan lembut aku membelai rambutnya yang hitam panjang.
Malam semakin larut. Tak ada lagi suara obrolan keluarga pak Ujang.
Yang kini terdengar hanyalah suara dengkuran lelaki baik hati itu...
Ambar menutup pintu rapat rapat, kemudian menguncinya .
Lalu menutup ranjang pengantin dengan tirai kelambu yang transparan.
Ambar menarik tubuhku, hingga aku terhempas menindih tubuhnya...
Dan kini hanya suara desah napas yang saling memburu, meningkahi dengkuran pak Ujang yang semakin keras.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments