PART 10

Dengan tidak menghiraukan pesan ayah dan ibuku.

Juga tanpa berfikir kalau nanti aku mendapat sp dari perusahaan, malam itu juga aku pulang.

Di sepanjang perjalanan, aku selalu kepikiran Mitha.

Aku tak ingin terjadi sesuatu menimpanya. Sesuatu yang telah menimpa tante Rita pun belum jelas. Seandainya dia pergi dibawa paka oleh Om Dani. Kenapa dia menemui aku seperti dalam mimpi, padahal saat itu aku tengah tersadar.

Dugaanku kalau tante dibawa paksa, menjadi pemikiran lain buatku.

Apa mungkin yang menemui aku adalah arwah tante Rita.

Karena secara logikanya, mana mungkin tante datang menemui aku untuk meminta pertolongan. Sementara jarak jakarta dan sukabumi cukup jauh...Bahkan, kalau benar itu tante Rita, mustahil dia bisa pergi dan menghilang dalam waktu sekejap saja.

"""""""

Sesampainya aku dirumah. Ayah dan ibu cuma nyengir. Dan seperti biasa adikku langsung merampas jinjingan yang kubawa.

Mereka sama sekali tidak menegur atas kepulanganku.

Dan sepertinya mereka sudah tahu kalau kepulanganku ini semata mata demi Mitha.

Sebelum aku masuk rumah. Tadi aku sempat melihat rumah Mitha, terlihat agak ramai dan sibuk.

Maka aku menanyakan pada ibu.

" Oh itu,,,malam ini malam ketiga harinya kepergian tante Rita,,,Nanti malam kamu ikut tahlilan ya, Gi..? " Jawab ibuku yang cukup membuatku terkejut.

" Apaa,,,Maksud ibu tante Rita, meninggal..? Apa demam tante tidak dapat diatasi,,,?!" Tanyaku penasaran.

" Sebenarnya tante sudah sehat. Tapi suaminya itu sepertinya memaksa untuk ikut bersamanya...Mereka pergi dan kembali pulang. Hanya semalam mereka pergi...

Tapi setelah pulang. Kondisi tante ngedrop lagi. Suaminya memanggil dokter tapi anehnya,,;Dokter itu tidak menemukan penyakit apa pun dalam tubuh tante Rita. Padahal jelas tubuh nya hampir seluruhnya hitam legam..

Ibu sendiri melihatnya kasihan, Gi... Tubuhnya kaku seperti sepotong kayu..!" Ibu menceritakan apa yang ia lihat.

Aku terdiam setelah mendengar cerita ibu.

Jadi benar dugaanku, kalau yang datang semalam menemuiku adalah arwah tante Rita.

Dan tubuh tante juga hitam seperti yang ibu katakan.

Aku tak sabar ingin menemui Mitha. Dia pasti terpukul menerima kenyataan ini.

Bukankah seharusnya gadis seusianya masih membutuhkan kehangatan kasih sayang seorang ibu.

Sementara papanya seperti sudah kehilangan kendali.

Menurut ibu. Om Dani, lebih banyak diluar rumah memakerkan mobil barunya.

"""""

Kasak kusuk sempat aku dengar dari jamaah yang ikut tahlilan.

Hanya beberapa orang saja yang hadir.

Dan aku tak melihat Om Dani.

Menurut jamaah Om Dani, tak mau mendengar orang membaca Al qur'an.

Entah kenapa.

Acara tahlilan itupun diadakan atas desakan keluarga tante Rita.

Mereka bilang tak mau seperti orang membuang bangkai begitu saja.

Dan Om Dani, pergi meninggalkan rumah karena tak ingin mendengar orang baca Al qur' an.

Ada yang bilang. Kalau kematian tante Rita, tidak wajar. Karena pada saat menggotong jenazah,,mendadak keranda itu terasa teramat berat.

Belum lagi bagi yang menggali liang lahatnya. Mereka merasakan kalau tanah yang mereka gali, begitu keras dan terasa panas.

Ada beberapa orang mengatakan, kalau arwah tante Rita , menjadi arwah penasaran.

Mereka melihat tante Rita, berlarian dan berteriak teriak.

Benarkah tante Rita, meninggal karena menjadi tumbal pesugihan suaminya..?

Betapa kejamnya Om Dani, jika benar dia melakukan itu...

Selesai pembacaan do'a. Mitha, dibantu saudaranya menyuguhkan minum dan panganan ringan untuk jama'ah.

Namun tak seorangpun yang mau minum apalagi mencicipi panganan kecil itu.

Malah mereka dengan cepat meninggalkan rumah tante Rita.

Aku melihat kekecewaan pada raut wajah mitha.

Kecewa karena panganan yang ia beli harus terbuang dengan percuma.

Seandainya pun ia berikan pada tetangganya. Dia takut tetangganya akan menolaknya bahkan mungkin menghinanya...

Setelah semua jama' ah pulang.

Aku menemui Mitha. Dia tertunduk menyembunyikan wajahnya.

" Mitha,,,Aku tahu apa yang kamu rasakan. Kepergian mamah kamu memang begitu mendadak dan terdengar menyakitkan. Banyak anggapan yang kurang masuk akal,,

Tapi itulah resiko hidup ditengah masyarakat perkampungan... Banyak dugaan dan prasangka buruk yang sebenarnya sulit untuk dibuktikan.

Mereka hanya mendengar cerita dari orang orang terdahulu, yang mungkin sama sekali tak pernah tahu apa pesugihan itu..." kataku pelan untuk membujuk Mitha agar tak terlalu larut dalam kesedihan.

" Apa kamu juga percaya Gi,,,?" Tanya Mitha, menatapku dalam dalam.

" Aku bukan orang yang mudah percaya begitu saja. Sebab sampai saat ini tak ada yang bisa membuktikan hal itu.. Seperti kemarin malam,,, Mamah kamu datang bukan dalam mimpi. Karena waktu itu aku tengah kerja sift malam.

Aku melihatnya nyata di depanku,,,Dia hanya menangis dan berkata agar aku bisa menjagamu...Dia datang hanya sekilas kemudian pergi menghilang begitu saja.

Aku sempat berfikir kalau itu hanya jin atau apalah namanya untuk menggodaku agar aku pulang,,,Aku tidak beranggapan yang datang adalah arwah mamah kamu, karena aku yakin kalau kalian baik baik saja.

Tapi keinginan untuk pulang begitu kuat. Aku ingin melihat keadaan keluarga kamu Mitha,,,Sebab aku merasa aneh. Kenapa kamu tak pernah mengangkat telpon, dan juga tak pernah membalas chat dari aku,,,,? " Sampai disitu aku terdiam.

Aku hanya memandangi wajah Mitha, yang kuyu, mungkin kurang tidur.

" Ma'af kan aku Gi,,,Aku terpakasa melakukan itu, agar kamu tak terlalu berfikir tentang keluargaku... Aku percaya kalau papa, memang melakukan pesugihan...Papa pernah berkata dia telah kaya dan akan bertambah kaya jika telah mendapatkan seseorang,,,,Pada mulanya aku tak mengerti apa maksud papa mendapatkan seseorang...Tapi setelah beberapa kali papa memaksa mama untuk ikut dengannya, aku mulai curiga,,, Dan kecurigaanku sekarang terbukti setelah papa mengajak mama dengan paksa...Mama pulang dengan kondisi yang mengenaskan....!" Kata kata Mitha, seakan menyimpan amarah.

Ku dekati Mitha, kemudian aku merengkuhnya dalam pelukanku.

" Aku takut Gi,,,Hari ini mama...Tapi nanti,,,,," Kata Mutha, lemah.

" Kamu jangan berfikiran seperti itu,,,Cobalah selalu istighfar dan selalu membaca ayat suci...Insya Allah kamu terhindar dari perbuatan sesat papa kamu...Dan aku berjanji atas nama cinta,,,aku akan selalu ada untukmu..." Ucapku pelan ditelinganya.

" Terima kasih Gi,,,Dan aku juga berjanji atas nama cinta,,,Aku akan tetap setia menantimu..." balas Mitha, lirih.

Dan malam pun semakin larut. Bulan bersinar redup.

Satu dua bintang masih berkerlip di balik awan yang mulai menghitam.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!