sore harinya.
aku menjemput mitha, di sekolahnya.
seperti yang telah kami sepakati siang tadi lewat telpon.
maka kami meluncur ke taman kota.
" kamu mau minum apa mit..?" tanyaku sambil memesan minum jus buah.
" alpukat aja,,," balasnya pendek.
" gimana kabar papa kamu. kemana aja dia selama ini,,,?" tanyaku sedikit lebih pribadi.
" aku kurang yakin dengan kata kata papa,,,gak jelas seperti banyak bohong dan agak ngaco,,,!"
" ngaco gimana,,,?"
" dia bilang jauh...tak akan ada yang tau nama daerah itu...ah sudahlah,,,yang penting papa udah pulang dan enggak ada yang terjadi apa apa sama dia,,,papa kelihatan lebih keren dibanding waktu dia pergi meninggalkan kami. kamu tau gi...sekarang papa bilangnya sudah banyak memiliki harta,,,aku juga sempat liat papa memberikan uang pada mama dalam jumlah banyak gi...dan dia juga memberikan perhiasan untuk aku,,;tapi waktu kami tanya kalo papa kerja dimana ? papa malah marah marah.! dia bilang agar kami tak perlu tau apa pekerjaannya. yang penting kami bisa hidup layak, lebih baik dari sebelum papa di pecat dari kantornya dulu...!" mitha menceritakan keanehan papanya.
" sepertinya papa kamu menyimpan misteri...tapi memang benar seperti yang kamu bilang, yang penting sekarang papa kamu sudah kembali, dan dalam kondisi yang lebih baik...!
namun waktu aku menyinggung soal yo yon, dia hanya tertawa sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
" hahaha,,,ternyata kamu cemburu juga gi,,,,! aku jadi tambah yakin kalau cinta kamu sama aku sampai ke sini,,,!" balas mitha, jari telunjuknya menunjuk diantara belahan *********** yang makin menonjol.
" namanya juga pacar,,, cenburu kan tandanya cinta...apalagi aku tau loh. yoyon, udah lama suka sama kamu..dia deketin kamu lagi selama aku jauh dari kamu,,,"
" aku juga tau dari dulu gi,;;yoyon memang suka sama aku. sama seperti kamu,,,suka tapi enggak berani menyatakan terus terang.! kenapa sih cowok enggak jentel, enggak pede dan merasa malu,,,,tapi ya udah deh. aku cuma bilang terimakasih sama kamu, kalo kamu menyimpan rasa cemburu sama yoyon,,,yoyon bagiku gak lebih cuma teman dan lumayan bisa jadi langganan kopi...kamu enggak usah berfikiran macam macam. kamu harus yakin kalau hati aku hanya milik kamu yogi,,,,,"
mitha, meraih tanganku. dan aku menggenggamnya erat erat.
hari hampir sore ditambah cuaca agak mendung.
maka aku mengajak mitha , untuk pulang takut kalau papa dan mamanya menunggu terlalu lama.
mereka pasti hawatir karna hanya mitha lah anak satu satunya dan menjadi bintang penerang dalam hidup mereka.
"""""""
malam sekitar pukul sebelasan. suasana kampungku sudah agak sepi.
hanya ada beberapa teman yang masih nongkrong di ujung gang sana.
beberapa hari setelah libur kerja.
aku sudah siap untuk berangkat lagi.
beberapa potong pakaian sudah kumasukan ke dalam tas.
dan rencanaku berangkat malam ini juga. sebab besok paginya aku sudah harus masuk kerja.
tiba tiba aku mendengar teriakan dari rumah mitha.
" jangan pah...aku enggak mau ikut sama kamu...! aku gak sudi hidup sama kamu kalau kamu sendiri gak bisa menjelaskan dimana kamu tinggal... silahkan papa ambil kembali semua yang papa berikan kemarin. dan tinggalkan kami...! kami rela hidup dalam kekurangan, daripada ikut denganmu dengan cara yang tidak pasti...!" itu suara tante rita. kenapa lagu dengannya.
suara gaduh itupun membuat bebarapa warga terganggu. mereka segera mendatangi rumah rante rita.
mereka khawatir kalau tante rita kenapa napa.
karena mereka juga melihat kejanggalan sikap om dani, yang sekarang terlihat angkuh dan arogan.
aku juga segera melihat apa yang tengah terjadi.
om dani, tengah menarik paksa tangan tante rita, yang bertahan memegang daun pintu.
sementara mitha, ikut membantu melepaskan cekelan tangan papanya. dia berusaha memukul tangan papanya, namun tak berhasil. karena cengkraman tangan itu begitu kuat.
mitha, tak kehabisan akal. dia menggigit lengan papanya, hingga papanya berteriak kesakitan dan melepas tangan tante rita.
warga yang melihat nampak geram pada om dani.
kemudian mereka menasehati lelaki tua itu..
namun sipat arogan om dani, membuat mereka kesal.
hampir saja mereka memukul dan menghajar om dani.
untungnya pak nanang, ustad di kampung kami datang menengahi.
" astaghfirullah hal azimm...ada apa ini...?" pak ustad mengucap istighfar. anehnya saat mendengar itu, tubuh om dani, tersurut mundur. wajahnya pun nampak pucat.
" hari sudah terlalu malam. orang juga sudah pada tidur,,,kenapa kalian ribut ribut.. ? dan kamu dani,,,sudah lama kamu pergi. sekarang kembali dan memaksa dia untuk ikut bersamamu..ada apa sebenarnya...?" tanya pak ustad. namun om dani, hanya terdiam. hanya matanya menatap tajam pada ustad. seperti marah.
dan tanpa berkata apa apa, dia meneribos kerumunan warga. kemudian pergi begitu saja.
mitha, yang melihatku langsung menghampiriku. dia tak kuasa menahan tangisnya.
ku biarkan mitha terisak di dadaku. mungkin ini lebih baik untuk meringankan beban yang menghimpit dalam jiwanya.
" kamu tega mau pergi meninggalkan aku gi,,,? kepada siapa nanti aku akan mengadu jika kamu jauh...kasian mama,,,aku takut mama menjadi sock karena masalah ini,,,,!"
" aku tahu mitha,,,tapi aku harus pergi. aku harus kembali kerja,,,ini juga demi masa depan kita,,," tanpa dipikir aku mengatakan itu.
" masa depan gi,,,kamu serius mau bersungguh sungguh sama aku .? apa kamu tidak menyesal nanti karena sikap papaku terhadapmu,,,?!"
" tak ada yang aku sesali. aku suka sama kamu. aku sayang dan mencintai kamu...apa pun itu yang menyangkut papa kamu aku tak perduli..walau pun nantinya kamu butuh kehadian papa kamu, seandainya kita memang berjodoh..."
aku membelai rambut mitha, yang terutai.
aku tak perduli dengan pandangan mata warga yang tertuju pada kami.
malahan ada saja yang iseng berkomentar.
" huh...orang lagi pada tegang. eh dia malah asyik asyikan peluk pelukan..dasar dasar...!"
kamipun tersadar. kemudian aku melepaskan pelukan ku pada mitha.
""""''
baru beberapa hari aku bekerja.
mitha, sudah menelponku. dia memberitahuku kalau ibunya terserang demam tinggi. dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
" aku enggak tau kenapa mamah jadi begitu...dia selalu berteriak minta tolong dan menyebut nama papa..aku kasian melihat mama seperti kedinginan dan menggigil terus,,,! suara mitha terdengar cemas.
dan tanpa berpikid panjang. sore itu aku kembali pulang tanpa setahu teman temanku. aku hanya minta ijin pada atasanku lewat hendpon.
malamnya sesampai di rumah. aku langsung pamit pada ibu dan ayah.
untuk menemani mitha, di rumah sakit.
ibu yang melihatku cemas, hanya geleng geleng kepala.
benar saja. malam sekitar pukul dua pagi. tante rita, terdengar mengerang.
tapi bukan erang kesakitan.
tante rita, bangun dari tidurnya. dan berusaha keluar ruangan.
mata tante rita, terlihat berwarna merah. dia menatap kami.
sedetik kemudian. tubuh tante rita, terangkat sampai kakinya tak lagi menyentuh lantai.
dia seperti mengambang di udara.
tante meberobos pintu yang kami halang halangi.
dia melayang menerobos gelapnya malam.
bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments