Tante Rita, emang enggak marah sih ngelitat kita berdua lagi ciuman tangan. Dia cuma bilang begini...
" Kebalik donngg,,,Yang cewek cium tangan cowok.! Kalo itu sih cium tangan buat cowok yang lagi nembak cewek,,, Tapi kamu enggak lagi nembak Mitha kan Gi;;;?"
Aku belum sempat menjawab, tapi Mitha udah masuk duluan.
" Terus kamu ngapain pagi pagi udah nongkrong disini,,,Emangnya enggak kerja..?" Tanya tante lagi.
" jemur badan , tante...Depan rumahku mataharinya ketutupan gang ini..Aku hari ini libur ada acara sama temen,,," Balasku asal saja.
" Anak muada selalu bilang ada acara,,,Nanti di pecat kamu baru nyaho..!" Kata tante Rita, sambil terus merapikan dagangannya.
Mamahnya Mitha, memang hanya berjualan kecil kecilan.. Cuma menyajikan jajanan anak anak seperti ciki dan berbagai es jus. Tapi bisa juga tante membuatkan kopi kalau kebetulan ada yang pesan.
Jualan iseng...istilahnya.
Memang pada mulanya hanya anak anak yang jajan.
Namun bila sehabis maghrib, ada aja sih pemuda yang pesan kopi sambil ngemil.
Sebabnya yaitu tadi,,,,Apalagi kalo bukan ingin melihat Mitha...
Enggak heran lah, kalau Mitha ini mampu menarik hati para cowok seumuran aku.
Karena memang Mitha, mempunyai peranggai yang baik. Cepat akrab dan nyambung kalo di ajak ngobrol.
Tapi mamahnya membatasi waktu untuknya, Sampai jam sembilan atau sepuluh..Setelah itu Mitha harus istirahat karena paginya harus ke sekolah.
Dan untuk menemani teman temanku yang masih ngopi, tante Rita, menyetel tv sambil beresin dagangannya. Dan menutupnya.
""""""""
Pantai pangandaran, pada hari hari libur selalu ramai dipenuhi pengunjung.
Seperti juga hari ini. Aku dan Dion, sengaja memilih tempat wisata ini, karena tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam.
Memang pantai kebanyakan dipilih para wisata baik lokal maupun asing.
Selain bertarif murah, kita juga bisa menikmati alam sambil mensyukuri nikmat tuhan.
Coba kita berfikir sejenak tentang betapa kecil dan kerdilnya kita di hadapan Tuhan.
Cobalah kita turun ke laut. Kemudian pandang sejauh mungkin..Renungkan dan resapi betapa tak ada artinya diri kita dibanding kekuasaan Tuhan.
Kita ini di ibaratkan setitik air di tengah luasnya samudera. Apalah artinya diri kita...
Ombak bergulung datang sesekali menghempas pantai.
Aku dan Dion, Hanya duduk duduk sambil menikmati kopi hangat.
Sesekali Dion menunjuk kearah cewek yang hanya pake pakaian serba pendek.
" Menurut luh gimana cewek itu,,,?" Tanya Dion.
" Gimana apanya,,,?"
" Cantik enggakk,,,?"
" Cantik lahh,,,! Masa ganteng..!!!"
" Kita kenalan yok,,,!"
" Eluh aja deh, Gue enggak pe de...!"
" Dasaarrr,,,!!!"
Dion, dengan santay dan penuh percaya diri, dia menghampiri cewek yang lagi bermain gundukan pasir bersama seorang bocah cewek kecil yang mungkin adiknya.
Dion ikut nongkrong diantara mereka.
Sekilas cewek dan adiknya itu menoleh pada Dion. Lalu melanjutkan aktivitasnya lagi, membuat gundukan pasir yang menyerupai gunung.
" Wah lagi bikin apa nih..Kayak nya seru banget..Boleh dong aku ikutan..?" Dion memulai jurusnya.
Gadis kecil tadi memandang Dion.
" Boleh Omm,,,Emangnya Om bisa buatin gunung semeru,,,,?" Tanya gadis kecil tadi.
" Bisa doonng,,,Kan Om sudah besar,,,!"
Balas Dion, kemudian tangannya mulai sibuk ikut bermain pasir..
" Nama adek siapa...?"
" Afika,,,Kalau nama Om, siapa,,,?"
" Bagus namanya...Secantik orangnya..Kalau kakak Afika namanya siapa,,,,?"
" Maksudnya mamah,,,? Om tanya aja sendiri.."
" Ohhh mamah,,,Maaf. Om kira kakak kamu..Papanya mana,,,?"
" Tuh. Yang lagi duduk sambil merokok,,!" Gadis kecil itu menunjuk ke arah seorang pria berbadan kekar, Pria itu kebetulan sedang memandangi mereka.
Nyali Dion, menciut seketika. Kemudian kembali duduk di dekatku.
" Suwe..! Gue kirain perawan,,,Eh dah punya anak...!!!" Dion menggerutu.
" Lagian luh punya mata belanja muluu,,!"
" Yeaahh,,,Namanya juga usaha...!!!"
Ahirnya kami cuma bisa tertawa bareng.
Tut tut tut...Ada nada panggil di hendponku.
Setelah aku lihat ternyata dari Mitha.
Owwhh...Bahagia nian rasanya hidup ini. Tengah menikmati keindahan pantai sekarang bertambah nikmat, karena sebentar lagi aku akan mendengar suara paling merdu dan indah.
Gemuruh hatiku begitu riuh, mengalahkan gemuruh gelombang laut pangandaran.
" Halo Mitha,,,Apa kabar,,,?" Tanyaku membuka percakapan.
" Baik..Kamu dimana,,,kok tumben enggak nelpon nelpon,,,?" Terdengar suara Mitha.
" Alhamduliluhh,,,Ahirnya do'a ku terkabul juga...!"
" Do'a apa kamu,,,?"
" Berdo'a supaya kamu inget sama aku..Dan ternyata benerr,,,Kamu kangen juga sama aku,,,
" Dih siapa juga yang kangen sama kamu..? Aku cuma tanya kamu liburan kemana,,,?"
" Pangandaran..Nih aku lagi di pantai,,,"
" Oohhh,,,Jadi kamu yang bilang pemujaku...Hemmm,,,Ternyata Ogi, yang tinggal sebelah rumahku,,,!!!"
Kali ini bukan hanya suara dari hendponku saja suara itu berasal
" Darimana kamu tauk kalo aku Ogi,,,?"
" Dari belakang kamu,,,!"
Apa...??? Perlahan aku menengok kebelakang. Dan benar saja Mitha, sudah berdiri sambil menggenggam tangannya membentuk tinju yang di tujukan padaku.
Akhh...Mati aku,,,,!
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments