Aku benar benar terkejut melihat Mitha, sudah berdiri di belakangku bersama dua teman cewek.
Bodohnya aku mengatakan posisiku di pangandaran..Atau memang nasibku aja yang entah apes ketauan bo' ong nya. Atau juga jalan terbaik yang mulai terbuka untukku...
Seperti sudah menjadi kebiasaannya, Mitha mengepalkan tinjunya mengarah pada bahuku.
Aku sengaja membiarkannya dia memukuli aku berkali kali.
" Kenapa,,,Kenapa kamu tega bohongi aku Yogii,,,Kenapa harus menjadi penelpon misterius, mengaku pengagumku segala, kenapa Gi,,,?!" Mitha mencecarku degan pertanyaan.
" Ma'afkan aku Mitha,,,Maafkan kalau aku telah membuat kamu kecewa..." Jawabku sambil membiarkan tangannya menempel dibahuku.
" Aku gak akan memaafkan kamu, sebelum kamu berkata jujur...Permainan apa yang tengah kamu lakukan..!"
" Aku,,,Aku sejujurnya takut untuk mengatakan yang sebenarnya,,,Aku takut kamu akan marah dan kamu tidak lagi mau mengenalku..."
" Lantas apa kamu pikir sekarang aku tidak marah...! Aku kecewa Yogi,,,Ternyata kamu adalah seorang pembohong...!!!" Sampai disitu Mitha tediam, kemudian dia melangkah pergi.
" Mithaaa,,,Tunggu.!" Aku berlari kecil untuk mengejarnya.
Dia menghentikan langkahnya.
Aku berusaha meraih lengannya, dan tetnyata dia pun membiarkan lengannya aku pegang.
" Aku akan jujur sama kamu,,,Kalau selama ini aku,,,"
" Mitha...Hayuuu...!!!" Panggil teman teman agak berteriak karena suara deru ombak yang cukup besar.
Mitha ingin melapas pegangan tanganku. Namun aku tidak melepaskannya.
Matanya menatap tajam seakan mencari sesuatu pada bola mataku.
" Aku mencintaimu Mitha,,,Maafkan kalau aku selama ini tidak mengungkap perasaanku. Aku takut kamu akan membenci aku dan tak lagi mau mengenalku...Sekarang aku sudah jujur...Aku sudah lega melepaskan beban terberat dalam jiwaku...Aku sudah merasa lega tak ada lagi kata yang harus aku sembunyikan,,,Sekarang semua terserah kamu. Terserah keputusanmu. Aku akan menerima semua konsekuensinya,,,Sekali lagi maafkan aku..." Setelah melepaskan semua beban itu. Aku melepas genggam tanganku.
Namun sungguh diluar dugaan. Mutha, malah mempererat genggam tangku..
" Yogi,,,Aku tidak marah sama kamu. Aku hanya kecewa kenapa kamu tidak mengungkapkan semua ini..Tapi,,,Maafkan aku..aku,,,"
" Kamu kenapa,,,Katakan Mitha..Katakan kalau kamu sudah memiliki,,,"
" Hisss..."
Jari telunjuk Mitha, menempel di bibirku.
" Jangan bilang siapa siapa,,,Kalau aku juga mencintaimu Gi..."
Hah! Apa aku gak salah dengar...Mitha.. Mitha mencintaiku..?
Kini kugenggam kedua lengannya. Hingga kami berdiri berhadapan.
Mitha memejamkan matanya sambil sedikit berjinjit
Perlahan aku mendekatkan wajahku pada wajahnya.
Belum sempat bibirku mendarat di bibirnya. Tiba tiba.
Cat !!!
Teman teman Mitha sudah berada di antara kami.
Mitha membuka matanya, kemudian tersipu malu..
" Dilanjut nanti ya mass,,,!" Kata salah seorang teman Mitha.
" Iya nih terpaksa kita sensor dulu. Ini kan adegan dewasa,,,Banyak anak anak...!" Timpal yang lain.
Kemudian mereka tertawa sambil menyeret lengan Mitha.
""""""
Setelah kami saling dekat. Aku dan Mitha pun sering melakukan pertemuan yang cukup rahasia.
Mitha gak mau hubungan kami sampai ketauan mamahnya.
Sebab memang tante Rita sudah berpesan agar Mitha, jangan pacaran dulu.
Tante Rita, ingin anaknya terus belajar. Malahan dia juga akan mengupayakan biaya kuliah nanti. Walaupun keadaan mereka hanya pas pasan.
Sejak kepergian suaminya, tante Rita, berjuang sendirian mencari nafkah demi putri tercintanya.
Selain dagang kecil kecilan. Mamahnya Mitha juga melayani pesanan catering dari kantor bekas suaminya bekerja.
Maka Mitha, sebagai anak yang berbakti ingin menunjukan. Kalau dirinya betul betul belajar. Dia berusaha untuk tidak terlalu membaur dengan teman temannya yang sering mengajaknya untuk nongkrong.
Mitha, bisa menempatkan dirinya dalam posisi sebagai seorang anak dan sebagai seorang teman.
Mitha, tak pernah membangkang atau mengabaikan kata kata mamahnya.
Mitha juga bisa memilah dan memilih teman. Mana yang bisa ia jadikan sahabat dan mana yang hanya sebagai teman.
Dia telah belajar banyak dai mamahnya.
Mandiri dan tidak tetgantung pada siapa pun.
Kedisiplinan yang ditanamkan mamahnya, membuat Mitha , bisa mengambil sikap.
Dia bisa menolak ajakan teman yang hanya membuang waktu dengan percuma. Dia lebih banyak diam dirumah sambil belajar dan membantu kesibukan mamahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments