Pada ahirnya, aku jadi serba salah sendiri.
Aku ingin memeluk Mitha, untuk menumpahkan semua kerinduan dihatiku.
Aku juga melihat tatapan mata cemburu pada Mitha. Mata itu seakan banyak menyimpan cerita yang ia pendam begitu dalam selama aku jauh darinya.
Tapi disisi lain. Aku juga harus menjaga perasaan Ambar, yang kini memelukku begitu erat.
Apalagi kini istriku yang cantik itu tengah mengandung darah dagingku.
Mengandung buah cinta kami.
Walaupun pada awalnya pernikahan kami hanya pernikahan semu. Namun seiring waktu akan kebersamaan kami.
Dihatiku kini berbunga cinta dan semakin mekar.
Aku semakin merasa sayang dan tak ingin jauh darinya.
""""
Sore ketika ayah pulang. Ayah langsung untuk duduk bergabung bersama kami, yang tengah berkumpul di ruang tamu sambil meninton tivi.
Melihat aku ibu dan Nani, mencium lengan ayah. Maka dengan replek Ambar bersujud sungkem di hadapan ayah sambil mencium tangan ayah.
Mata ayah seperti terpaku melihat Ambar, yang begitu luwes menyambut ayah.
" Nama kamu siapa nona cantik...? Baru kali ini bapak melihat kamu,,,?" Tanya ayah seperti memanjakan istriku.
" Maaf ayah,,, Nama saya Ambar.. Saya istrinya kak Yogi;,,"
" Hah. Istri,,, Apa ayah gak salah dengar..! " kata ayah terkejut.
" Hiyy ayahh...Ambar itu istri nya Yogi, Dia menantu kita yahh,,,Cantik kan yahh,,,?" Ibu yang menjawab sambil tetap memeluk Ambar.
Aku melihat mata ibu yang berbinar seakan mendapatkan sesuatu yang membuatnya senang.
Diam diam Nani juga ikut memeluk istriku itu. Membuat ayah geleng geleng kepala.
" Hmmm,;,Menantu ayah memang cantik. Dan belum pernah ayah melihat gadis secantik kamu neng geulis,,,!" Ahirnya ayah juga mencuil dagu istriku.
" Huss ayahhh,,,Jangan pegang pegang dong! Nanti ada yang cemburu nihh,,!"
Oh. Ahirnya aku merasa lega. Sebab kehadiran Ambar, mudah diterima ditengah keluarga kami...
" Yogi,,,Kantor teman ayah lagi butuh karyawan. Untuk bagian pengawas gudang.. Kerjanya cuma bagian cek barang aja...Kalau kamu minat nanti ayah bilang sama dia. Kamu bisa langsung masuk Gi, kalaupun ada wawancara atau apapun itu, semua hanya formalitas saja,,,
Kamu bisa tinggal di rumah sendiri tanpa harus membebani orang lain.."
Kata ayah membuat aku semakin
mendengarnya.
" Ya udah Gi. Kamu mau aja...Biar ibu bisa menjaga kandungan istrimu,,,Lagipula ibu dan ayah sudah kepingin cepet cepet momong cucu,,,Iya kan yahh,,,?" Ibu menyela kata kata ayah.
" Bukan cuma ayah dan ibu yang sayang sama kaka Ambar. Aku juga sudah kepingin cepet punya keponakan loh. Biar ada yang aku cubit kalau dia nakal,,,!" Nani ikut nimbrung.
Aku bersyukur ternyata keluargaku menyukai Ambar, yang memang begitu lugu.
Apalagi Ambar, begitu mudah untuk beradatasi dengan lingkungan. Sehingga dalam beberapa hari ini banyak tetangga datang kerumah ingin mengenal istriku lebih dekat.
Dan kecantikan yang jarang dimiliki oleh wanita biasa, banyak mengundang kaum adam ingin melihatnya.
Sehingga aku harus bisa menjaga perasaanku untuk menyembunyikan rasa cemburuku.
Karena memang aku harus mengakui kalau Ambar, memiliki daya pikat yang luar biasa.
"""""
Setelah aku pikir lagi tentang tawaran ayah tentang pekerjaan itu.
Maka akupun menerimamya.
Beberapa hari kemudian aku ada panggilan untuk interviu.
Dan di hari berikitnya aku kembali menemui pak Ujang, untuk mengucapkan terima kasih dan pamit. Karena aku akan pindah kerja.
Ibu dan Nani, adikku melarang Ambar, untuk ikut bersamaku.
Ambar, menuruti permintaan mereka.
Dia hanya menitipkan sesuatu untuk pak Ujang dan keluarga.
Malam itu juga aku berangkat, agar pagi nanti bisa kembali.
Pak Ujang, menyambutku dengan rasa seperti pada keluarga sendiri.
" Kamu tega Yogi,,,Kami disini semua sudah menganggap kamu sebagai keluarga. Teman teman di kantor juga pada nanya kamu Gi,,,!" Kata pak Ujang.
" Iya pak. Saya juga merasa berat meninggalkan keluarga bapak, yang sudah mengijinkan saya tinggal disini. Dan bapak sudah banyak membantu saya...Dan ini ada titipan dari istri saya pak. Katanya sebagai tanda terima kasih atas kebaikan bapak..." Balasku
Lalu memberikan bungkusan kecil.
" Apa ini,,,Ternyata istrimu mudah mengerti dan memahami sipat manusia seperti kita ini. Dia mudah belajar dari setiap orang yang ia kenal. Kamu beruntung Gi, punya istri cantik dan mudah bergaul.
Kalau boleh tau apa isi bungkusan ini,,?"
" Entahlah pak. Aku sendiri tak tahu apa isinya. Sebaiknya bapak buka saja,,"
Kemudian pak Ujang pun membuka bungkus kecil yang berlapis kertas berwarna perak.
Ternyata sebuah kotak kecil mirip tempat perhiasan.
Dan benar saja. Ketika kotak kecil dibuka,,, Ternyata ada seuntai kalung dan beberapa perhiasan lainnya.
Mata pak Ujang terbelalak demi melihat itu semua.
" Yogi,,,Apa saya enggak salah lihat..! Ini, ini emas Gi,,,!!!" Serunya. Lalu pak Ujang masuk memanggil lstrinya.
" Bagaimana bu. Apa ini emas apa bukan ?" Tanya pak Ujang, pada istrinya.
" Iya pak ini asli kok. Darimana kamu dapat perhiasan ini, Gi..? " Istri pak Ujang sepertinya menyelidik.
Sejenak aku bimbang. Bagaimana aku harus menjawab pertanyaan itu.
Untunglah pak Ujang, secara perlahan menceritakan perihal istriku yang memang selama ini tak pernah menampakan diri.
" Jadi selama ini dirumah kita tinggal mahluk gaib pak..! Tidak pak. Aku gak mau menerma pemberian siluman,,, Jangan jangan nanti keluarga kita menjadi korban..!"
" Hus. Ngawur aja kamu bu,,,istri Yogi, bukan siluman. Dia seperti peri penyelamat dan penolong,,,"
Kemudian pak Ujang, menceritakan semua yang aku lakukan selama tinggal di rumah ini.
Aku yang semula merasa tersinggung dengan ucapan istri pak Ujang, yang mengatakan istriku siluman, ahirnya merasa lega, setelah istri pak Ujang mengerti. Bahkan sikapnya yang semula kasar kini berubah menjadi lembut.
" Maafkan ibu ya nak Yogi,,,Habis selama ini kalian berdua telah menyembunyikan rahasia,,,!"
" Ya tak apa ibu,,,Saya yang salah karena sudah banyak merepotkan keluarga disini. Sekali lagi saya minta maaf ya bu,,,,"
Ahirnya. Setelah niatku untuk berpamitan pada keluarga pak Ujang, mendapat respon baik.
Maka aku pun kembali untuk pulang.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments